OLEH : RIYAN FANANI ANGGANU PERMADI NIM IKOR 2017C

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Fenomena Komunikasi Massa
Advertisements

Rasionalisme dalam Kebijakan Publik
«Sosiologi Komunikasi»
Pengantar Kesusastraan Umum
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
Agama : Seperangkat nilai atau aturan yang mengikat para pengikutnya untuk menyembah Tuhan dan berbakti kepada-Nya demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE
MODERNISASI Mencakup suatu proses transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam artian teknologis serta organisasi sosial.
Perubahan Sosial dan Teori Pembangunan (Cara Pandang Modernisasi)
TEORI KRITIS DALAM HAZANAH SAINS MODERN
URBANISASI DAN PENYIMPANGAN PERILAKU
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
DISPOSISI DAN NILAI PEMIKIR YANG KRITIS
PERTEMUAN 15.
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
Evaluasi Materi Sejarah & Perkembangan Seni Rupa Pertemuan 13
PERSPEKTIF TEORI PERUBAHAN SOSIAL: TEORI SIKLUS
 Dalam berbagai situasi dilema, kita harus memilih berdaarkan niat, aksi, cara, konsekuensi, tujuan, situasi dan latar belakang budaya.  Pada pengambilan.
POSTMODERNISME DAN TEORI-TEORI RELEVAN UNTUK PENELITIAN BUDAYA (SENI)
Sistem Ekonomi.
Posmodernisme 2017.
TEORI KOMUNIKASI KRITIS
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Fenomena Komunikasi Massa
Teori Kritis & Critical Discourse Analysis (CDA)
MANUSIA , SAINS DAN TEKNOLOGI
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
Teori Kritis & Critical Discourse Analysis (CDA)
Perubahan Sosial dan Teori Pembangunan (Cara Pandang Modernisasi)
Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni
Aliran Kritis Generasi Pertama
Posmodernisme Selasa, 24 Mei 2016.
BAB 12 AKIBAT PENGARUH DARWINISME YANG MENYESATKAN
Sistem Pers.
Fenomena Komunikasi Massa
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, yakni philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Cinta.
Pengertian gestalt Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam.
Filsafat Sosiologi Komunikasi
«Sosiologi Komunikasi»
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGAANYA
Sosiopsikologi Tradisi sosiopsikologi memandang individu sebagai mahluk sosial Tradisi pemikiran sosiopsikologi membantu kita memahami berbagai situasi.
Pertemuan 5 : “ DIMENSI ETIS KEMAJUAN IPTEK “
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
Budaya Politik.
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
KOMUNIKASI MASSA Komunikasi dan Budaya.
POSTKOLONIALISME DAN POSTMODERNISME
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
By: Desayu Ekla Surya, S.Sos., M.Si
SEJARAH FILSAFAT ILMU.
1. Konsep Masyarakat Madani Pengertian Masyarakat Madani
Dinamika Kawasan Eropa
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
STIA LAN Jakarta Semester Gasal 2011 Dosen: Ratri Istania, SIP, MA
NAMA: CICI ANDRIYANI NOFA NIM: UNIT: A3.
Pengantar Kesusastraan Umum
Kelompok 9 : Miftahul Jannah Siti Rechal Muhammad Khairunnas
KERUNTUHAN ARSITEKTUR MODERN
PENGENALAN FILSAFAT A. Arti Filsafat a. Dari segi etimologi FALSAFAH
TEOLOGI ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN RASIONAL
Perubahan Sosial dan Teori Pembangunan (Cara Pandang Modernisasi)
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
MANUSIA dan REALITAS.
EKSISTENSIALISME (Filsafat Berbasis Kemerdekaan)
Modernisasi - Inovasi Pendidikan MUQTAKDIR NURFALAQ S. SALMILAH.
Teori Semiotika ROLAND BARTHES Ketua : Restu Anggraeny Dwi Sartika ( ) Anggota : Deliana Yulianti ( ) Gilang Gandara ( )
TEORI SASTRA PERTEMUAN 3.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran Teori belajar behavioristik.ppkm1.
Transcript presentasi:

OLEH : RIYAN FANANI ANGGANU PERMADI NIM. 17060484127 IKOR 2017C POSTMODERNISME OLEH : RIYAN FANANI ANGGANU PERMADI NIM. 17060484127 IKOR 2017C

PENGERTIAN Menurut Pauline Rosenau (1992) postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern atas kegagalannya memenuhi janji-janjinya dan cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas. Dalam bukunya Mengenal Postmodernisme : for begginers, Appignanesi, Garrat, Sardar, dan Curry (1998) mengatakan bahwa postmodernisme menyiratkan pengingkaran, bahwa ia bukan modern lagi. Postmodernisme, pada hakikatnya, merupakan campuran dari beberapa atau seluruh pemaknaan hasil, akibat, perkembangan, penyangkalan, dan penolakan dari modernism.

CIRI-CIRI Timbulnya pemberontakan secara kritis terhadap proyek modernitas; memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden (meta-narasi); dan diterimanya pandangan pluralisme relativisme kebenaran. Meledaknya industri media massa, sehingga ia bagaikan perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita, yang pada urutannya menjadikan dunia menjadi terasa kecil. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma bagaikan “agama” atau “tuhan” sekuler, dalam artian perilaku orang tidak lagi ditentukan oleh agama-agama tradisional, tetapi tanpa disadari telah diatur oleh media massa, semisal program televisi.

Munculnya radikalisme etnis dan keagamaan Munculnya radikalisme etnis dan keagamaan. Fenomena ini muncul diduga sebagai reaksi atau alternatif ketika orang semakin meragukan terhadap kebenaran sains, teknologi dan filsafat yang dinilai gagal memenuhi janjinya untuk membebaskan manusia, tetapi sebaliknya, yang terjadi adalah penindasan. Munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta keterikatan rasionalisme dengan masa lalu. Semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban) sebagai pusat kebudayaan, dan wilayah pedesaan sebagai daerah pinggiran. Pola ini juga berlaku bagi menguatnya dominasi negara maju atas negara berkembang. Ibarat negara maju sebagai “titik pusat” yang menentukan gerak pada “lingkaran pinggir”.

Semakin terbukanya peluang bagi klas-klas sosial atau kelompok untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas. Dengan kata lain, era postmodernisme telah ikut mendorong bagi proses demokratisasi. Era postmodernisme juga ditandai dengan munculnya kecenderungan bagi tumbuhnya eklektisisme dan pencampuradukan dari berbagai wacana, potret serpihan- serpihan realitas, sehingga seseorang sulit untuk ditempatkan secara ketat pada kelompok budaya secara eksklusif. Bahasa yang digunakan dalam wacana postmodernisme seringkali mengesankan ketidakjelasan makna dan inkonsistensi sehingga apa yang disebut “era postmodernisme” banyak mengandung paradoks.

TOKOH-TOKOH Charles Sanders Peirce (Amerika Serikat) Roman Osipocich Jakobson (Rusia) Jan Mukarovsky (Rusia) Hans Robert Jauss (Jerman) Jurij Mikhailovich Lotman (Rusia) Roland Barthes (Prancis) Umberto Eco (Italia)

HAL-HAL LAIN Menurut Pauline Rosenau, bahwa postmodernisme menganggap modernisme telah gagal dalam beberapa hal penting antara lain : Modernisme gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan dramatis sebagaimana diinginkan para pedukung fanatiknya. Ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan otoritas seperti tampak pada preferensi-preferensi yang seringkali mendahului hasil penelitian. Ada semacam kontradiksi antara teori dan fakta dalam perkembangan ilmu-ilmu modern.

Ada semacam keyakinan yang sesungguhnya tidak berdasar, bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapi manusia dan lingkungannya. Ternyata keyakinan ini keliru manakala kita menyaksikan bahwa kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan terus terjadi menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu menekankan pada atribut fisik individu.

Postmodernisme muncul untuk “meluruskan” kembali interpretasi sejarah yang dianggap otoriter. Untuk itu postmodernisme menghimbau agar kita semua berusaha keras untuk mengakui adanya identitas lain (the other) yang berada di luar wacana hegemoni. Postmodernisme mencoba mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada kesalahan fatal dengan menawarkan pemahaman perkembangan kapitalisme dalam kerangka genealogi (pengakuan bahwa proses sejarah tidak pernah melalui jalur tunggal, tetapi mempunyai banyak “sentral”)

Postmodernisme mengajak kaum kapitalis untuk tidak hanya memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan keuntungan saja, tetapi juga melihat pada hal-hal yang berada pada alur vulgar material yang selama ini dianggap sebagai penyakit dan obyek pelecehan saja. Postmodernisme sebagai suatu gerakan budaya sesungguhnya merupakan sebuah oto-kritik dalam filsafat Barat yang mengajak kita untuk melakukan perombakan filosofis secara total untuk tidak lagi melihat hubungan antar paradigma maupun antar wacana sebagai suatu “dialektika” seperti yang diajarkan Hegel. Postmodernisme menyangkal bahwa kemunculan suatu wacana baru pasti meniadakan wavana sebelumnya. Sebaliknya gerakan baru ini mengajak kita untuk melihat hubungan antar wacana sebagai hubungan “dialogis” yang saling memperkuat satu sama lain.