PERTEMUAN KE-4 “PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA” OLEH : NUR AFNI ZAR 130116 III.B
1 Prosedur pemeriksaan Penatalaksanaan Kelainan Sistem Reproduksi Anamnesa dan Pemeriksaan Umum/ Khusus Anamnesa Anamnesa meliputi : Riwayat penyakit umum; apakah penderita pernah menderita penyakit berat, TBC, jantung, ginjal, kelainan darah, diabetus melitus dan kelainan jiwa. Riwayat operasi non ginekologik seperti strumektomi, mammektomi, appendektomi, dan lain-lain.
Riwayat obstetrik Riwayat ginekologik Riwayat haid Riwayat penyakit keluarga Riwayat keluarga berencana Keluhan utama; keluhan yang dialami pasien sekarang.
Riwayat keluarga berencana Riwayat penyakit keluarga Pemeriksaan Umum Pemeriksaan umum meliputi : Kesan umum; apakah tampak sakit, bagaimanakah kesadarannya, apakah tampak pucat, mengeluh kesakitan di daerah abdomen. Pemeriksaan tanda vital; periksa tekanan darah, nadi, dan suhu. Pemeriksaan penunjang; pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.
Pemeriksaan Khusus Merupakan pemeriksaan ginekologik. Agar diperoleh hasil yang baik maka posisi pasien dan alat-alat yang digunakan juga menentukan.Adapun posisi yang digunakan adalah posisi litotomi, miring dan sims. Pemeriksaan khusus meliputi : Pemeriksaan Abdomen, terdiri dari : a) Inspeksi yaitu memperhatikan bentuk, pembesaran (mengarah pada kehamilan, tumor maupun asites), pergerakan pernafasan, kondisi kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi). b) Palpasi – Sebelum pemeriksaan, kandung kencing dan rektum sebaiknya dalam keadaan kosong.Untuk mengetahui besar tumor, tinggi fundus uteri, permukaan tumor, adanya gerakan janin, tanda cairan bebas, apakah pada perabaan terasa sakit. c) Perkusi – Untuk mendengar gas dalam usus, menentukan pembesaran tumor, terdapat cairan bebas dalam kavum abdomen dan perasaan sakit saat diketok. d) Auskultasi – Pemeriksaan bising usus, gerakan janin maupun denyut jantung janin.
Payudara Pengeluaran Alat Genetalia Luar Pemeriksaan Inspekulo Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan Rectal Pemeriksaan Rectovaginal Pemeriksaan Penunjang – Seperti sonografi transveginal, histeroskopi maupun tindakan operatif lain.
Terapi lanjut. Konseling merupakan proses pemberian informasi yang objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan membantu klien mengenali kondisi dan masalahnya serta memberikan jalan keluar dalam mengatasi permsalahannya. Persiapan Pre Operatif esensial tetap dilakukan. Pada malam sebelum operasi, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 6 jam sebelum operasi dilakukan. Pemberian pramedikasi diberikan dan diatur oleh ahli anestesi. Perawatan Post Operatif
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Pemeriksaan klinis yang dianjurkan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih (dikenal sebagai CBE atau Clinical Breast Examination) ataupun dilakukan sendiri (SARARI atau dikenal sebagai pemeriksaan payudara sendiri).
Berikut ini beberapa tahap dalam pemeriksaan payudara sendiri: •Berdiri di depan kaca untuk melihat payudara secara jelas. •Sementara kedua tangan di atas kepala, periksalah apakah ada kelainan berupa perubahan warna kulit menjadi kemerahan, pembengkakan (edema), gambaran vena, kulit yang melekuk atau terfiksir (dimpling), perubahan puting menjadi tertarik ke arah tumor (pointing nipple), atau adanya tumor (benjolan). •Ulangi dengan kedua tangan menekan pada pinggang. •Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi ke arah jam 12, dirasakan apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superfisial kulit sampai ke dalam jaringan payudara. Lakukan palpasi dengan cermat. •Kemudian periksalah pada puting payudara dan area sekitarnya. Juga perlu ditekan secara lembut untuk melihat apakah ada disscharge (keluarnya cairan dari puting susu berupa darah, sekret, atau nanah). •Ulangi pemeriksaan secara palpasi sambil berbaring.
TERIMA KASIH