FILARIASIS Kelompok : AGUNG DWI CAHYO ANIF NUR AFANDI ARDIYA REGITA PRAMESTI ARINA DWI SAPUTRI DEVI AULIA FATMA RAHMANDANTI HIDAYAH NISA ASRI ATI
Pengertian Penyakit ini merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dengan vektor nyamuk. Di dalam tubuh manusia cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) yang dapat menyebabkan gejala klinis akut dan gejala kronis.
Pengelompokan Filaria 1. Filariasis Limfatik Disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. 2. Filariasis Subkutan Disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis (cacing guinea). 3. Filariasis Rongga Serosa Jenis filariasis ini disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut.
Klasifikasi Cacing Filaria Kingdom : Animalia Classis : Secernentea Ordo : Spirurida Upordo : Spirurina Family : Onchocercidae Genus : Wuchereria Species : Wuchereria bancrofti
Siklus Hidup Cacing Filaria
Distribusi Geografis Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Kasus penderita filariasis khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub tropis dan tropis (Abercrombie et al, 1997) seperti di Indonesia. Filariasis pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah itu tidak muncul dan sekarang muncul kembali. Filariasis tersebar luas hampir di seluruh Propinsi di Indonesia.
Gejala Penyakit Filaria 1. Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari, demam dapat hilang bila beristirahat dan muncul kembali setelah bekerja berat. 2. Pembengkakan kelenjar limfe (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan. 3. Pembesaran tungkai, buah dada, dan buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (Early lymphodema).
Penyebab dan Faktor Risiko Filariasis limfatik disebabkan oleh infeksi oleh cacing nematoda dari keluarga Filarioidea : 90% dari infeksi disebabkan oleh Wuchereria bancroffi dan sebagian sisanya oleh Brugia malayi. Perantara utama dari Wuchereria bancroffi adalah nyamuk genus Culex (di daerah perkotaan dan semi perkotaan), Anopheles (di daerah pedesaan Afrika dan tempat lainnya) dan Aedes (di kepulauan Pasifik). Parasit Brugia malayi ditularkan oleh beberapa spesies dari genus Mansonia, di beberapa daerah nyamuk anophelin yang bertanggung jawab menularkan infeksi. Parasit Brugian terbatas pada area timur dan selatan Asia, terutama India, Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Diagnosis 2. Radiodiagnosis Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar getah bening inguinal Pemeriksaan limfosintrigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai dengan adanya zat radioaktif 1. Diagnosis Parasitologi Deteksi parasit : menemukan mikrofilaria didalam darah, cairan hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal, tehnik konsentrasi knott, membran filtrasi dan tesprovokatif DEC Diferensiasi spesies dan stadium filaria menggunakan pelacak DNA yang spesies spesifik dan antibodi monoklonal. 3. Diagnosisimunologi Dengan tehnik ELISA dan immunochromatografic test (ICT), menggunakan antobodi monoklonial yang spesifik.
Pengobatan Satu dosis tunggal diethylcarbamazine citrate (DEC) memiliki efek menurunkan jumlah mikrofilaria selama sama dengan 1 tahun. Pasien disarankan untuk mengonsumsi DEC selama 12 hari. Yang lebih penting, penggunanaan satu dosis tunggal dari dua obat yang dikonsumsi bersamaan (albendazole dengan DEC atau ivermectin optimal) 99% efektif menghilangkan microfilaria dari dalam darah selama satu tahun penuh setelah pengobatan.
Pencegahan Pencegahan dari gigitan nyamuk melalui langkah-langkah proteksi diri atau pengontrolan vektor tingkat masyarakat adalah pilihan terbaik dalam mencegah filariasi limfatik. Pengecekan darah berkala untuk mengetahui infeksi dan inisiasi dari pengobatan yang dianjurkan cenderung dapat mencegah manifestasi klinis.
Terimakasih :*