TRADISI LISAN
Jenis-jenis Tradisi Lisan Pengertian Ciri-Ciri Jenis-jenis Tradisi Lisan
Kata tradisi berasal dari bahasa latin traditio, yang artinya kabar atau penerusan, sehingga tradisi dapat berarti hal yang dikabarkan atau diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Tradisi juga dipahami sebagai adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan di dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 959
Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat istiadat, menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari seseorang kepada orang lain. Tradisi lisan merupakan pesan atau kesaksian yang disampaikan secara lisan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. PENGERTIAN
CARA MEWARISKAN TRADISI (Secara Lisan) PERHATIKAN BAGAN BERIKUT GENERASI PENERUS sebagai cara menyampaikan melahirkan KEMAMPUAN BERBAHASA Ajaran Moral Nilai dan norma Pengetahuan Adat Istiadat Kebiasaan TRADISI LISAN yang diwariskan Melalui : Keluarga Contoh Perilaku Kebiasaan dalam keluarga Nilai dan norma keluarga Ajaran moral Dongeng CARA MEWARISKAN TRADISI (Secara Lisan) yang diwariskan Melalui : Masyarakat Adat istiadat Kesenian Kepercayaan Tradisi lisan Pertanian/Teknologi Kemampuan berlayar Sistem bahasa Sistem ekonomi Pertunjukan Hiburan
CIRI-CIRI Penyebaran dilakukan secara lisan Anonim (penciptanya tidak diketahui) Menjadi milik bersama dari masyarakat (kolektif) tertentu Bersifat tradisional Hadir dalam versi-versi yang berbeda Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi meskipun belum mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu merekam pengalaman masa lalunya. CIRI-CIRI
JENIS-JENIS TRADISI LISAN FOLKLOR MITOLOGI DONGENG LEGENDA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan. Menurut Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu: Folklor lisan yaitu folklor yang murni berbentuk lisan Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan non-lisan, seperti: kepercayaan rakyat (takhayul), permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat, pesta rakyat dsb. Folklor bukan lisan adalah folklor yang berbentuk bukan lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan, seperti: arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan daerah. FOLKLOR
FOLKLOR LISAN Folkor jenis ini terlihat pada: Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya, julukan. Ungkapan tradisional adalah kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti, peribahasa, pepatah. Pertanyaan tradisional (teka-teki) Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.
Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak. Cerita prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng. Nyanyian rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari berbagai daerah.
Mite (myth) berarti cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal gaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa atau setengah dewa. Mitologi adalah ilmu tentang kesusastraan yang menagndung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. Peristiwanya terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan dunia seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau yang lama. Contoh: Dewi Sri dari Jawa Tengah dan Bali, Nyai Pohaci dari Jawa Barat, Nyai Roro Kidul Laut Selatan dari Yogyakarta, Mado-Mado (lowalangi) dari Nias dan Wahadi dari Timor. MITOLOGI
Legenda Keagamaan (Religious Legend) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu legenda seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), karena tidak tertulis sulit untuk dapat digunakan sebagai bahan LEGENDA Legenda Keagamaan (Religious Legend) Legenda Alam Gaib (Supranatural Legend) Jan Harold Brunvand Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Giri Sunan Drajat Sunan Kalijaga Sunan Kudus Sunan Muria Sunan Gunung Jati LEGENDA Legenda Perseorangan (Personal Legend) Menggolongkan Legenda Setempat (Local Legend) Legenda Keagamaan (Religious Legend) Legenda Wali Songo
Legenda Alam Gaib (Supranatural Legend) Sundel Bolong Hantu Genderuwo Legenda Alam Gaib (Supranatural Legend) Sundel Bolong Setan Tuyul Legenda Setempat (Local Legend) Tangkuban perahu Asal mula nama Banyuwangi Asal mula nama Tengger
Jan Harold Brunvard menggolongkan legenda menjadi 4 kelompok, yaitu: (1) Legenda keagamaan (religious legend) Termasuk dalam legenda ini adalah legenda orang-orang suci atau saleh (hagiografi). Hagiografi meskipun sudah tertulis tetapi masih merupakan folklor sebab versi asalnya masih tetap hidup diantara rakyat sebagai tradisi lisan. Contoh: Legenda Wali Songo. (2) Legenda Alam Gaib Legenda ini berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang, berfungsi untuk meneguhkan kebenaran”takhyul” atau kepercayaan rakyat. Contoh: kepercayaan terhadap adanya hantu, gendoruwo, sundelbolong, dan tempat-tempat gaib.
(3) Legenda Setempat Legenda yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu daerah. Contoh: terbentuknya Danau Toba. (4) Legenda Perseorangan Cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar pernah terjadi. Conto: Legenda Panji yang berasal dari tradisi lisan yang sering berintegrasi dengan dongeng “Ande-ande Lumut” dan dongeng ‘Kethek Ogleng”
Kelemahan Tradisi Lisan Dalam tradisi lisan seringkali fakta, imajinasi dan fantasi bercampur baur. Perlu kita pahami, tradisi lisan memiliki banyak versi untuk satu cerita yang sama dan sering terjadi pembiasan dari kisah aslinya. Di Indonesia jumlah tradisi lisan ini masih cukup banyak dan dipertahankan secara turun temurun meskipun secara berangsur-angsur mulai hilang karena pengaruh media modern.
KONSEP HISTORIOGRAFI Historiografi terbentuk dari dua akar kata, yaitu history (sejarah) dan graph (tulisan). Jadi Historiografi artinya adalah tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented), maupun yang tidak bersifat ilmiah (no problem oriented). Problem oriented artinya karya sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepada pemecahan masalah (problem solving). Sedangkan no problem oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan masalah dan ditulis secara naratif. Secara lebih luas Louis Gottschalk menyebutkan arti Historiografi sebagai berikut : Historiografi merupakan bentuk publikasi Historiografi merupakan sebagai hasil karya, baik berupa tulisan maupun bacaan Historiografi merupakan proses penulisan sejarah Historiografi merupakan kerja keilmuandi bidang sejarah Sejarah Peminatan SMA Negeri 71 Jakarta
Historiografi Tradisional Historiografi Tradisional merupakan penulisan sejarah yang berasal dari masa tradisional, yakni masa kerajaan kerajaan kuno. Sifat Historiografi tradisonal sebagai berikut : Religio sentris/Istana sentris Religio Magis Raja/pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma (bertuah, sakti) Regio sentris (kedaerahan) Historiografi Kolonial Historiografi Kolonial merupakan penulisan sejarah yang membahas masalah penjajahan. Sifat pokok Historiografi kolonial antara lain : Eropa sentris/Belanda sentris Permasalahan yang dibahas adalah aktivitas Bangsa Belanda Aktivitas rakyat tanah jajahan (Indonesia) hampir diabaikan sama sekali Contoh Historiografi Kolonial : Indonesian Trade and Society karangan J.C. Van Leur, Indonesian Sociological Studies karangan Schrieke Historiografi Modern Historiografi nasional merupakan penulisan sejarah yang mengungkapkan kehidupan bangsa Indonesia. Sifat Historiografi Nasional antara lain : Indonesia sentris Sesuai dengan cara pandang bangsa Indonesia Mengandung Character and nation building (pembangunan karakter bangsa) Disusun oleh orang orang Indonesia sendiri Sejarah Peminatan SMA Negeri 71 Jakarta