Pertemuan 13 Slope Deflection Method

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rangka Batang Statis Tertentu
Advertisements

GAYA DALAM (INTERNAL FORCESS)
Syarat Untuk menentukan balok Conjugate
Rangka Batang Statis Tertentu
Hand Out Mata Kuliah Mekanika Rekayasa III Dosen ; Achmad Muchtar
PERS. TIGA MOMEN CONTOH SOAL Penerapan pers. tiga momen (clapeyron)
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
(sdt rotasi akibat beban luar; blk sistem dasar)
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 4 Aplikasi Perhitungan Gaya Dengan Program Komputer
Pertemuan 10 Slope Deflection Method
Pertemuan 9 Portal Dan Kerangka Batang
Pertemuan 11 Slope Deflection Method
Bab IV Balok dan Portal.
Pertemuan 23 Metode Unit Load
Pertemuan 24 Diagram Tegangan dan Dimensi Balok
Pertemuan 26 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Kantilever
Pertemuan 24 Mathrix laboratory
Pertemuan 12 Slope Deflection Method
Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan
Pertemuan 15 Flexibility Method
Pertemuan 21 Tegangan Geser, Lentur dan Normal
Pertemuan 8 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 21 Stiffnes method
Pertemuan 19 s.d 22 Gaya Batang
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
1 Pertemuan 25 Mathrix laboratory Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
Kolom Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Pertemuan 14 Hukum Castigliano I
Pertemuan 13 Hukum Castigliano I
Pertemuan 8 Analisis Balok Menerus
1 Pertemuan 22 Stiffness method Matakuliah: S0114 / Rekayasa Struktur Tahun: 2006 Versi: 1.
BY Achmad Muchtar.ST.,MT Hand Out Mata Kuliah Mekanika Rekayasa III Dosen ; Achmad Muchtar.MT Fakultas Teknik Sipil UniversitasNarotama Surabaya Tahun.
METODE CROSS Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.
Vera A. N. Slope deflection.
Pertemuan 10 Reaksi pada Balok Gerber
Dosen : Vera A. Noorhidana, S.T., M.T.
METODE CLAPEYRON Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.
Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Pertemuan 24 Metode Unit Load
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
Pertemuan 5 METODE DISTRIBUSI MOMEN
MENGHITUNG LENTURAN DENGAN METODE BALOK-BALOK KECIL
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Pertemuan 4 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 9 PORTAL DAN KERANGKA BATANG
TEORI CASTIGLIANO UNTUK MENGHITUNG DEFLEKSI
Pertemuan 03 Macam Perletakan dan Stabil / Labilnya Konstruksi
PENDAHULUAN Metode distribusi-momen pada mulanya dikemukakan oleh Prof. Hardy Cross pada tahun 1930-an dan dipandang sebagai salah satu sumbangsih terpenting.
Pertemuan 25 Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok diatas 2 Tumpuan
Pertemuan 11 Struktur Pelengkung 3 Sendi
Pertemuan 09 Pemakaian dari Hukum Hooke
Pertemuan 8 SFD DAN BMD PADA BALOK
Pertemuan 3 Metode Gaya Dan Metode Perpindahan
Pertemuan 14 Slope Deflection Method
Pertemuan 16 Tegangan pada Balok (Tegangan Lentur Murni)
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Pertemuan 17 Konstruksi Rangka Batang
Pertemuan 9 Algoritma Program Analisis Balok
Pertemuan 12 Energi Regangan
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
Pertemuan 9 Slope Deflection Method
Pertemuan 6 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 25 Conjugate Beam Method
Matakuliah : D0164/ PERANCANGAN ELEMEN MESIN Tahun : 2006
KONSEP DASAR TUMPUAN, SFD, BMD, NFD PERTEMUAN II.
PENGERTIAN SISTEM STATIS TERTENTU DAN STATIS TAK TERTENTU Suatu konstruksi terdiri dari komponen-komponen berupa : BENDA KAKU  BALOK BATANG / TALI TITIK.
Kuliah V Sistem Pembebanan Portal
Transcript presentasi:

Pertemuan 13 Slope Deflection Method Matakuliah : S0114 / Rekayasa Struktur Tahun : 2006 Versi : 1 Pertemuan 13 Slope Deflection Method

Mahasiswa dapat menghitung struktur dengan slope deflection method Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menghitung struktur dengan slope deflection method

Analisa portal satu tingkat akibat beban yang bekerja Outline Materi Analisa portal satu tingkat akibat beban yang bekerja

Metode ini berasal dari HARDY CROSS, ditemukan tahun 1930. Menganalisa semua jenis balok dan portal kaku yang statis tidak tertentu, dimana batang-batangnya terutama mengalami lenturan. Distribusi momen adalah pembagian momen berdasarkan kekakuannya. Rangka batang tidak bisa di CROSS. (kecuali vierendeel) Kekakuan (atau lebih khusus ke-kakuan rotasional / putaran) atau stiffness factor atau koefisien angka kejur. Kekakuan sebagai momen ujung yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rotasi satuan pada satu ujung batang (sedangkan ujung lain terjepit atau sendi kekakuan = M untuk mendapatkan A = 1 radial).

ABMEIA=1ℓMBABM““ABM+ABMBa)1)2)Protector Seal DO NOT REMOVE THIS B= 0  B jepit A= Mℓ/3EI B= Mℓ/6EI (M) supaya B=0 maka di B harus diberi momen kebalikannya A= MB.ℓ/6EI B= MB.ℓ/3EI (MB)

A= 1  Mℓ/3EI - MB.ℓ/6EI = 1 B= 0  Mℓ/6EI - MB.ℓ/3EI = 0 MB = 0,5 M ABMA=1=1KAB= 4EI/ℓ  (A sendi, B jepit) M= 4EI/ℓ4 Mℓ - Mℓ12 EIKR= K relatif= I/ℓ =k KAB= 3EI/ℓ A= Mℓ/3EI A= 1 = Mℓ/3EIM= 3EI/ℓ (A sendi, Bre Protector Seal DO NOT REMOVE THIS A= Mℓ/3EI – 0,5M.ℓ/6EI = 1

Faktor distribusi i (distribution factor) =  Ditentukan oleh nilai-nilai krelatif untuk batang-batang yang tersambung. Suatu momen yang dilawan oleh sebuah titik kumpul akan didistri-busikan diantara batang – batang yang tersambung sebanding dengan faktor-faktor distribusi. Faktor distribusi i (distribution factor) =  Dianggap titik hubungan T hubungan kaku (kokoh), pada titik T dikerjakan M menyebabkan  = 1.

T M A B C D A B C D T =1 

Koefisien induksi = carry over factor (c. o Koefisien induksi = carry over factor (c.o.f) = faktor pemindahan perbandingan dari momen yang diinduksikan pada ujung yang jauh yang terjepit dengan momen yang bekerja pada ujung yang dekat yang ditahan terhadap pergeseran tetapi boleh berputar. Jadi perbandingan antara momen yang timbul di B dengan momen yang dikerjakan di A.

B = 0  Mℓ/6EI - MBℓ/3EI = 0] MB = 0,5 M Koefisien induksi = 0,5 MB M

Pengecekan  = perputaran sudut relatif MAB= FEMAB - kR(-2A - B) MBA= FEMBA - kR(-2B - A)

Perubahan = momen akhir - FEM = change Step 2: 1. Change = Makhir -FEM 2. –0,5 . change 3. Total 1 & 2 4.

Modifikasi dari kekakuan Untuk perletakan engsel pada ujung jauh dianggap B C A ℓ1 ℓ2 k=4EI/ℓ1 k=4EI/ℓ2

 =Mℓ/3EI = 3 rad M=3EI/ℓ k=4EI/ℓ harus dimodifikasi x 3/4 1r k=3EI/ℓ  M Kmod = ¾ k

Monen CROSS adalah momen titik Perjanjian momen cross Untuk engsel C menjadi jepit (dianggap), kekakuannya harus dimodifikasi kR : untuk AB = I/ℓ untuk BC = ¾ .  . /ℓ. Monen CROSS adalah momen titik Perjanjian momen cross a. momen titik b. momen batang negatip - negatip positip + positip a b

Fixed end momen (momen primer) Beban terbagi rata A B q ℓ MAB = +qℓ2/12 MBA = -qℓ2/12 a b

Beban terpusat ℓ A B p MBA = +Pa2b/ℓ2 b a MAB = +Pab2/ℓ2 M MAB = -Mb/ℓ (2a/ℓ - b/ℓ) MBA = -Ma/ℓ (2b/ℓ - a/ℓ)

catatan Setelah didapat hasil akhir dari distribusi momen dan reaksi-reaksi perletakan, jangan lupa bahwa momen - momen yang diperoleh tersebut adalah ditinjau terhadap titik jadi dalam menggambar bidang momen harus dikembalikan keadaan-nya terhadap ujung batang tempat dimana momen - momen tersebut bekerja.

Contoh Balok statis tidak tertentu A – B – C, dibebani seperti tergambar. q = 3 t/m dan P = 24 t. Balok non prismatis dengan kekakuan 3 EI dan 2 EI A B C 3t/m’ 24 t 10 20 2EI 3EI

kAB= 4 . 3 EI / ℓ = 12 EI / ℓ  kR = 12 kBC= 4 . 2 EI / ℓ = 8 EI / ℓ  kR = 8 kAB : kBC = 12 : 8

Faktor distribusi:UntukAB= AB= 12/20 Untuk BC= BC= 8/20 100 60 +100 -100 +60 -60 +40 Ke BA +24 =0,6*40 0,4*40 ke BC +40= momen pengunci

Momen primer (fixed end momen) MAB= ql2/12 = 100 MBA= -ql2/12 =-100 MCB= -24.10.102/202 = -60 MBC= 24.10.102/202 = 60

- 0,6 0,4 1  BA= 0,6 +100 -100 +60 -60 FEM - +24 +16 +60 distribusi 1 BC= 0,4 12 - +30 +8 induksi - -18 -12 -8 distribusi 2 AB= 0 -9 - -4 -6 induksi - 2,4 +1,6 +6 distribusi 3 CB= 1 +103 -91,6 +91,6 0 momen akhir 3 cycle A B C

Titik C: C engsel, tidak menerima momen, seluruh momen distribusi ke batang BA Titik A: A jepit, momen diserap diperletakkan dan koefisien distribusi di A = 0

Free Body: M 150 ql = 120 20 24 24 t 103 91,6 3t/m’ + - Contoh: 8 = 120 20 24 4 M Contoh: Balok ABCD dibebani beban seperti tergambar ini. Untuk perhitungan kekakuan dipakai kekakuan k yang dimodifikasi

Catatan: Untuk jepit ke engsel setelah memakai k dimodifikasi tidak ada momen-induksi-nya lagi. kR 3 5 2 kmod 3/4 . 3 = 2,25 5 3/4 . 2 = 1,5 mod 2,25/7,25=0,31 0,69 0,77 0,23 A B C D E 3 t/m’ 2 t/m’ 20 t 4 18 6 t AB = 3I BC = 10I CD = 2I 12 24 3

FEM: AB= 1/12.3.122= 36 BA= -36 BC= 1/12.2.242 + 20.12.122/242= 156 CB= -156 CD= 18.4.82/122= 32 DC= -18.8.42/122= -16

batang A B C D AB BA BC CB CD DC DE  - 0,31 0,69 0,77 0,23 FEM Distr 36 -36 -37,2 156 -82,8 -156 95,4 32 28,6 -16 -2 18 Ind -18 -9,2 47,7 -20,5 -41,4 32,6 -1 9,8 -5 16,3 -11,3 -10,2 7,9 2,3 -1,2 3,9 2,7 5,6 4,3 1,3 Total -106,6 106,6 -73 73

Free body Diagram momen 3 t/m 2 t/m 20t 73 18 6 106,6 - + M