IDENTITAS NASIONAL II : NASIONALISME INDONESIA Disusun Oleh : Amalia Tyas A
MAKNA DAN UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL Identitas berasal dari bahasa Inggris Identity , yang menurut KUBI berarti keadaan, ciri-ciri khusus suatu benda/orang. Dalam kamus politik, identitas berarti ciri-ciri atu keadaan khusus seseorang atau jati diri. Sedangkan kata nasional dari akar kata natio (latin) artinya kelahiran, suku bangsa. Kata nasional berarti masyarakat yang sudah berkembang sedemikian, sehingga mempunyai kesamaan sejarah, tradisi, kebudayaan, bahasa dan wilayah. Hal ini menimbulkan kesadaran dan kesetiaan serta kemauan untuk hidup bersatu dalam suatu Negara yang merdeka. Jadi, identitas nasional Indonesia (national identity) atau sering disebut kepribadian nasional/jati diri nasional adalah ciri khusus yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, sehingga dapat dibedakan dengan ciri khusu bangsa-bangsa lain di dunia
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL Sejarah : Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang. Terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke-VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan sri wijaya di bawah wangsa syailendra di palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa timur serta karajaan-kerajaan lainnya. Kebudayaan: Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakt.” Kebudayaan biasanya digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak di dalam suatu lingkungan masyarakat. Suku Bangsa : keragaman/majemuk golongan social yang khusus yang bersifat askriftif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa, kuran lebih 360 suku. Agama Penduduk di Indonesia secara garis besar merupakan penganut dari lima agama di antara lain islam, budha, hindu, katolik dan protestan serta penganut kepercayaan lainnya seperti kong fu tsu. Mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama islam dan selebihnya adalah penganut agama budha, hindu, katolik dan protestan serta aliran kepercayaan. Dalam berideologi, masyarakat Indonesia berhak untuk memiliki ideologi dan pandangan hidup. Akan tetapi, ideolgi bangsa Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan kunci pemersatu bangsa Indonesia. Bahasa Sistem perlambangan yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia, dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Bahasa nasional merupakan salah satu wujud rill persatuan dari berbagai suku yang ada di suatu negara.
BENTUK-BENTUK IDENTITAS NASIONAL Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal :35). Simbol warna bendera merah putih ini mencerminkan sikap perilaku bangsa Indonesia senantiasa menunjukkan kebenaran dan kesucian dalam membela kebenaran dan keadilan demi tegaknya NKRI. Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal:36) Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda, saat itu para pemuda-pemudi Indonesia berikrar bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional yang diharapkan dapat mengikat persatuan secara kokoh. Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal : 36 A). Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik dalam aspek agama, budaya, maupun ras dan suku bangsa Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal : 36B) Pertama kali lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 untuk menyadarkan dan membakar semangat persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat, bangsa dan pemuda-pemudi Indonesia yang penuh dengan kebhinekaan itu
PENGERTIAN NASIONALISME Nasionalisme dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan, kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada Negara bangsa atas nama sebuah bangsa
LATAR BELAKANG LAHIRNYA NASIONALISME INDONESIA Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi politik pada abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul di kalangan pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia. Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam pembentukan nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat Islam yang berdiri pada awalnya bernama Syarikat Dagang Islam dibawah kepemimpinan H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat.
Perkembangan Nasionalisme di Indonesia Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak : 1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850. 2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia. 3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional. 4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia. 5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka. 6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia. 7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia17 Agustus 1945.
TAHAP PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA Periode Awal Perkembangan Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah. Periode Nasionalisme Politik Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda. Periode Radikal Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI. Periode Bertahan Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
BENTUK-BENTUK NASIONALISME Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalamBahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial"). Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat"). Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secarasemulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, rasdan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golonganManchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhanbudaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di Indiaseperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
FAKTOR-FAKTOR NASIONALISME DI INDONESIA Faktor Dari Dalam : Kenangan kejayaan masa lampau Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat. Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang berlainan (sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat). Mereka saling menghormati dan menjaga. Namun kedatangan bangsa barat yang menjajah mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat. Munculnya golongan cendekiawan Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan 1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia. 2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. 3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) Faktor dari Luar ( Eksternal) Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara 1. Pergerakan Kebangsaan India India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb. 2. Gerakan Kebangsaan Filipina Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di wilayah Filipina
3. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina 4. Pergerakan Turki Muda (1908) Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafa. 5. Pergerakan Nasionalisme Mesir Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di negaranya. Munculnya Paham-paham baru Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
Penyebab Lunturnya Nasionalisme di Indonesia Pengaruh Budaya Luar Banyak anak muda sekarang, meniru budaya orang lain. Padahal belum tentu budaya tersebut cocok dengan karakter bangsa kita. Banyak anak sekarang yang memiliki moral kurang baik. Moral adalah manusia yang memiliki sifat positif, sedangkan kebalikannya adalah amoral. Kita lihat anak sekarang berani membantah orang tua, berkata kasar kepada teman atau orang tua, berperilaku kasar, anak muda sekarang banyak yang melakukan freesex. Dan banyak anak muda sekarang tidak bisa menyaring budaya orang lain / bangsa lain. Maka dapat diketahui bahwa salah satu faktor rusaknya moral bangsa adalah pengaruh dari budaya orang lain yang tidak biasa kita saring, padahal belum tentu budaya tersebut cocok dengan karakter bangsa kita. Faktor Pendidikan Faktor berikutnya yang berpengaruh adalah pentingnya pendidikan, baik disekolah maupun dimana saja. Apabila anak dididik tidak baik maka menjadi tidak baik begitu sebaliknya. Timbulnya moral yang tidak baik adalah timbulnya ketidak adilan kepada pendidik. Contohnya, guru yang memberikan pertanyaan hanya kepada orang yang pintar saja sedangkan orang yang kurang pintar tidak diperhatikan sama-sekali. Ini bisa membuat si kurang pintar menjadi iri dan tertekan karena si pendidik itu tidak adil terhadap peserta didiknya. Faktor Media Massa Tak bisa dipungkiri lagi bahwa media (koran, majalah, televisi, internet, dsb) mempunyai andil yang sangat besar dalam sebuah komunitas, sebuah bangsa, dan sebuah peradaban. Media mampu membentuk opini, mengubah persepsi, sampai akhirnya dapat membentuk kepribadian seseorang. Siapa menguasai media, dialah pemenangnya.
Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Rasa Nasionalisme Menghargai Produk dalam negeri Menghargai perjuangan para pahlawan Bangga akan bahasa yang kita miliki Belajar dan Berprestasi Bangga dan melestarikan kekayaan budaya yang di miliki bangsa ini dalam kehidupan sehari-hari.
SEKIAN