Wader dari Majapahit, Kriuk-kriuk... Cari posisi tepat di jendela utama warung makan Cak Mat di Mojokerto, Jawa Timur. Lalu nikmati panorama Kolam Segaran di depan mata. Jangan lupa pesan sambal wader untuk makan siang. Wader adalah sejenis ikan danau yang bentuknya seperti ikan teri namun lebih besar. Wader atau ikan bilis tersebut didapatkan dari Kolam Segaran. Walaupun sebutannya kolam, nyatanya Kolam Segaran merupakan sebuah danau. Kawasan Kolam Segaran terkenal dengan banyaknya penemuan situs-situs dari masa Majapahit. Wader mengingatkan pecinta kuliner pada ikan bilih dari Danau Singkarak, Sumatera Barat. Pak Mat atau akrab dipanggil Cak Mat adalah pemilik salah satu warung makan yang menyediakan wader. Ia menuturkan keunikan ikan wader adalah tidak dapat dibudidayakan. Sehingga ada kekhawatiran suatu saat ikan wader bisa punah. "Saya ambil wader ini tidak hanya dari Kolam Segaran. Tapi juga dari tempat lain. Bukan saya yang mancing, ada orang-orang yang nangkap, saya tinggal beli," terangnya. Oleh karena itu, Cak Mat Warung makan Cak Mat juga menyediakan aneka menu lainnya seperti belum, udang, mujair, lele, dan lainnya. Wader setelah dibersihkan kemudian digoreng kering. Sambal cabai merah terasi diulek di atas cobek yang terbuat dari tanah liat. Kemudian wader ditaruh di atasnya. Penyajian sambal wader langsung dari cobek tersebut. Tinggal ditambah aneka lalapan sayur segar. Kriuk, kriuk, kriuk. Bunyi garing terdengar saat mengunyah wader. Teksturnya renyah. Namun empuk jika dibanding ikan teri. Colek wader di sambalnya yang pedas, rasanya semakin mantap! Nasi putih mengepul pun sangat pantas disantap dengan sambel wader. Warung makan di depan Kolam Segaran itu pun tampak selalu ramai. "Cak, saya pesan wader ya," sahut salah satu pengunjung yang baru masuk ke dalam warung. Ya, wader memang menjadi favorit. Ibarat buah simalakama, di satu sisi wader bisa jadi ikon wisata kuliner Mojokerto. Tetapi, di sisi lain ancaman kepunahan di ambang mata.