FORMULASI SEDIAAN EMULSI EKSTRAK KUNYIT Disusun Oleh: Rossalia Puspa (1041411130) Rossi Syahmida A (1041411131) Saraniva Destiny P (1041411137) Sema Rachmawati (1041411139) Vivi Dwi Nur F (1041411152) Wulan Ngadio (1041411155)
Kunyit merupakan tanaman dari family jahe dengan nama latin Curcuma longa Koen atau Curcuma domestica Val. Kunyit ini dikenal luas di Indonesia sebagai bahan pewarna dan penyedap makanan, rimpangnya sudah sejak dulu dipakai untuk mewarnai kapas, wol, sutera, tikar, dan barang-barang kerajinan lainnya. Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Kurkuminoid ini (kebanyakan berupa kurkumin) menjadi pusat perhatian para peneliti yang mempelajari keamanan, sifat antioksidan, antiinflamasi, efek pencegah kanker, ditambah kemampuannya menurunkan resiko serangan jantung
Kandungan Senyawa Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone. Zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin, protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut,kurkumin merupakan komponen terbesar. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin.(Sumiati , 2004.)
Manfaat Kurkumin Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang dimilikinya, selain banyak kegunaan medis seperti; Melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak vasopasma, dan mengembalikan homeostasis energi pada sistem otak yang terganggu akibat terluka atau trauma. Menghambat dan mengurangi penumpukan plak amiloid-beta pada penderita Alzheimer, melindungi hati antara lain dari hemangioendotelioma, hepatokarsinoma, dan hepatitis B
Pengertian Emulsi Emulsi adalah sediaan yang mengadung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (FI ed III, hal 9). Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil (FI ed IV hal 6).
Kelebihan dan Kekurangan Dapat membentuk sediaan yang homogen dan bersatu. Mudah ditelan. Emulsi dapat menutupi rasa yang tidak enak. Obat menjadi lebih mudah diabsorpsi. Efek terapi dapat diperpanjang. Lebih ekonomis. Kekurangan Sediaan kurang praktis. Stabilitas rendah dibanding tablet. Takaran dosis kurang teliti. Tidak tahan lama. Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik pemrosesan khusus.
Kriteria Emulsi yang Baik Stabil secara fisik maupun khemis dalam penyimpanan. Merupakan disperse homogen antara minyak dengan air. Tidak terjadi creaming atau craking. Memiliki viskositas yang optimal. Dikemas dalam kemasan yang mendukung penggunaan dan stabilitas obat.
Formulasi Sediaan Emulsi Kurkumin Nama Bahan Jumlah Bahan Ekstrak Kunyit 500mg Tween 80 12,5g Span 80 1,5g Aspartame 0,20g Perasa Jeruk 1,00g Gom Arab Aquadest 71,10g
Tween 80 = sebagai emulgator fase air Span 80 = sebagai emulgator fase minyak Aspartame = sebagai pemanis Perasa jeruk = flavor Gom arab = emulgator
Cara Pembuatan Emulsi
Pengujian tipe emulsi Test Pengenceran Tetesan Jika tipe O/W, mudah diencerkan dengan air Jika tipe W/O, mudah diencerkan dengan minyak. Test Kelarutan Pewarna Emulsi + larutan Sudan III dapat memberikan warna merah pada emulsi tipe W/O Emulsi + larutan metilen blue dapat memberikan warna biru pada emulsi tipe O/W
Test Dengan Kertas Saring Jika tipe W/O, kertas saring menjadi basah Jika tipe O/W, timbul noda minyak pada kertas saring Test Konduktivitas Elektrik Jika tipe O/W konduktivitas elektrik tampak Jika tipe W/O, konduktivitas elektrik tidak tampak
Evaluasi sediaan emulsi Pengamatan organoleptis Penentuan viskositas Pengukuran PH Pengamatan mikroskopik
UJI PRA KLINIS A. Uji Analgetik Ekstrak Kurkumin Pada Tikus Dilakukan pada 28 ekor tikus putih jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I = Kontrol negative Kelompok II = Dosis ekstrak kurkumin 40mg/kgBB Kelompok III = Dosis ekstrak kurkumin 80mg/kgBB Kelompok IV = Dosis ekstrak kurkumin 160mg/kgBB Metode induksi menggunakan metode Tail Immersion.
CARA KERJA : Tikus diadaptasi terlebih dahulu selama 1 minggu CARA KERJA : Tikus diadaptasi terlebih dahulu selama 1 minggu. Kemudian tikus diukur berat badannya. Kemudian dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan pembagian seperti diatas. 60 menit setelah pemberian dosis pada masing masing kelompok dilakukan proses induksi dengan cara mencelupkan ekor tikus pada air panas dengan suhu 45ᵒC-55ᵒC. Catat latency time nya. Latency time adalah waktu yang dibutuhkan oleh tikus dari dicelupkannya ekor tikus hingga menunjukkan respon nyeri atau belum ada respon setelah 30 detik maka induksi dihentikan dan catat latency time nya. Hasil pengukuran dianalisis dengan uji anova.
B. Uji Toksisitas Kurkumin Uji toksisitas menggunakan metode OECD 423 B. Uji Toksisitas Kurkumin Uji toksisitas menggunakan metode OECD 423. Digunakan 18 ekor tikus betina yang setiap kelompoknya terdiri dari 3 tikus betina. Kelompok I = Kelompok normal diberikan Na CMC 1% Kelompok II = Dosis ekstrak kurkumin 5mg/kgBB Kelompok III = Dosis ekstrak kurkumin 50mg/kgBB Kelompok IV = Dosis ekstrak kurkumin 300mg/kgBB Kelompok V = Dosis ekstrak kurkumin 2000mg/kgBB Kelompok VI = Dosis ekstrak kurkumin 5000mg/kgBB
Cara kerja : Tikus dipuasakan dulu selama 3-4 jam sebelum perlakuan Cara kerja : Tikus dipuasakan dulu selama 3-4 jam sebelum perlakuan. Setelah dipuasakan tikus ditimbang dan diberikan perlakuan. Setelah diberi perlakuan tikus dipuasakan selama 1-2 jam, lalu diberi makan kembali. Tikus diamati setiap 30 menit selama 4 jam dan selanjutnya diamati selama 14 hari. Tanda tanda toksisitas yang diamati meliputi kulit dan bulu, mata, letargi (kelesuan), konvulsi (kejang), tremor (gemetar), diare, dan mati. Data yang diperoleh diolah secara statistic dengan SPSS dan uji anova. Perhitungan LD50 menggunakan software AOT 425 StatPgm. Pada hari ke 14 semua tikus dimatikan untuk dilihat organ heparnya.
Uji Klinis Kurkumin dilakukan studi klinik kurkumin Dengan cara 25 pasien diterapi dg sediaan emulsi dosis 3x sehari sendok teh kurkumin per hari selama 2 bulan. Kemudian dimonitor responnya.
Kemasan
TERIMAKASIH