Esty Aryani Safithry, M.Psi, psikolog Anak tunalaras Esty Aryani Safithry, M.Psi, psikolog
Tuna Laras Anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya,sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungan
Perilaku Anak Tunalaras Adanya ganguan emosi dan gangguan sosial, yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : Tidak mau bergaul dan menyendiri Melarikan diri dan bertanggung jawab Berdusta,menipu,mencuru menyakitan orang lain atau sebaliknya,ingin di puji, tak perna menyulitkan orang lain penakut dan kurang pencaya diri. Tidak mempunyai insiatif dan tertanggung jawab, kurangnya keberani-an dan sangat tergantung pada orng lain. Agresif terhadap diri sendiri,curiga,acuh tak acuh, banyak mengkhayal. Memperlihatkan perbuatan gugup,misalnyal: mengigit kuku,komat kamit,dan sebagainya.
Rasa rendah diri yang berlebihan ditandai dgn cirri-ciri Sbb: Terlalu mempersoalkan diri sendiri,sering minta maaf,takut tampil di muka umum,dan takut bicara. Mengeluh dgn nada nasib malang dan segan melakukan hal-hal baru atau yg dapat mengungkap kekurangan. Selalu ingin sempuna,tdk puas dgn apa yg diperbuat Bersikap introvent (lebih banyak mengarahkan perhatian pada diri sendiri/bersikap sangat tertutup)
Merendahkan harga diri harga diri,ditandai dgn ciri- ciri sebagai berikut : Bernada murung,cepat merasa tersinggung, merasa tdk enak badan, sakit buatan. Berpura-pura lebih dari orang lain misalnya, Menonjolkan diri, bicara lantang, dan merendahkan orang lain. Membuat kompensasi. Melakukan perbuatan jahat.
KARAKTERISTIK TUNALARAS Karakteristik Akademik Pencapaian hasil belajar yang jauh dibawah rata-rata Seringkali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan Seringkali tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya Sering kali membolos sekolah Lebih sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit, perlu istirahat Anggota keluarga terutama orang tua lebih sering mendapat panggilan Orang yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi Lebih sering menjalani masa percobaan dari yang berwenang Lebih sering melakukan pelanggaran Lebih sering dikirim ke klinik bimbingan
Karakteristik Sosial/Emosional a. Karakteristik social 1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, dengan cirri-ciri: perilaku tidak diterima oleh masyarakat dan biasanya melnggar norma budaya, dan perilaku melanggar aturan keluarga, sekolah, dan rumah tangga. 2) Perilaku tersebut ditandai dengan tindakan agresif, yaitu tidak mengikuti aturan, bersifat mengganggu, mempunyai sikap membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja sama. b. Karakteristik emosional 1) Adanya hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, seperti tekanan batin dan rasa cemas. 2) Adanya rasa gelisah, seperti rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sangat sensitive atau perasa.
3. Karakteristik Fisik/Kesehatan Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan adanya gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan gerakan (tik). Seringkali anak merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada jasmaninya, ia mudah mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap kesehatannya, merasa seolah-olah sakit. Kelainan lain yang berwujud kelainan fisik, seperti gagap, buang air tidak terkendali, sering mengompol dan jorok.
Klasifikasi Anak Tunalaras Anak yang mengalami gangguan perilaku yang kacau (conduct disorder) mengacu pada tipe anak yang melawan kekuasaan, seperti bermusuhan dengan polisi dan guru, kejam, jahat, suka menyerang, hiperaktif. Anakyang cemas-menarik diri (anxious-withdraw) adalah anak yang pemalu, takut-takut, suka menyendiri, peka, dan penurut. Mereka tertekan batinnya. Dimensi ketidakmatangan (immaturity) mengacu kepada anak yang tidak ada perhatian, lambat, tidak berminat sekolah, pemalas, suka melamun dan pendiam. Mereka mirip seperti anak autistic. Anak agresi sosialisasi (socialized-aggressive) mempunyai cirri atau masalah perilaku yang sama dengan gangguan perilaku yang bersosialisasi dengan “gang: tertentu. Anak tipe ini termasuk dalam perilaku pencurian dan pembolosan.
Faktor-Faktor Penyebab Ketunalarasan Kondisi/Keadaan Fisik Kondisi ini kadang menimbulkan perasaan inferioritas dan menyebabkan ketidakstabilan emosi anak yang pada akhirnya berujung pada gangguan perilaku. 2. Masalah perkembangan setiap memasuki fase perkembangan baru, individu dihadapkan berbagai tantangan satu krisis emosi. apabila individu tidak dapat menyelesaikan masalh tersebut maka akan menimbulkan gangguan emosi dan tingkah laku.
3. Masalah keluarga Aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah gangguan emosi dan tingkah laku, yaitu: Kasih sayang dan perhatian Kehormonisan keluarga Kondisi ekonomi 4. Lingkungan sekolah Perilaku guru yang otoriter mengakibatkan anak menjadi tertekan dan takut menghadapi pelajaran, sehingga anak lebih memilih membolos dan berkeluyuran
MODEL LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS a. Model biogenetik gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan geniti atau biokimiawi sehingga penyembuhannya ditekankan pada pengobatan, diet, olahraga atau mengubah lingkungan. b. Model behavioral (tingkah laku) emosi merupakan indikasi ketidakmampuan menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan mungkin berkembang karena berinteraksi dengan lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, penanganannya tidak hanya ditujukan kepada anak, tetapi pada lingkungan tempat anak belajar dan tinggal.
c. Model psikodinamika gangguan emosi disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku itu dapat diadakan pengajaran psikoedukasional, yaitu menggabungkan usaha membantu anak dalam mengekspresikan dan mengendalikan perasaannya. d. Model ekologis Model ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi antara anak dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini menghendaki dalam memperbaiki problem perilaku agar mengupayakan interaksi yang baik antara anak tentang lingkungannya.
teknik pendekatan a) Perawatan dengan obat b) Modifikasi perilaku Ada beberapa langkah dalam melaksanakan modifikasi perilaku, yaitu : 1) Menjelaskan perilaku yang akan diubah; 2) Menyediakan bahan yang mengharuskan anak duduk diam; 3) Mengatakan perilaku yang diterima. c) Strategi psikodinamika membantu anak menjadi sadar akan kebutuhannya, keinginan, dan kekuatannya sendiri. d) Strategi ekologi Pendukung teknik, mengasumsikan bahwa dengan diciptakannya lingkungan yang baik maka perilaku anak akan baik p
Fasilitas pendidikan untuk anak tunalaras Ruangan fisioterapi dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih diarahkan pada upaya peregangan otot dan sendi, dan pembentukan otot, misalnya: barbel, box tinju, dan sebagainya. Ruangan terapi bermain dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih diarahkan pada model terapi sublimasi dan latihan pengendalian diri. Misalnya puzzle dan boneka . Ruangan terapi okupsi dan peralatannya, yaitu peralatan yang lebih diarahkan pada pembentukan keterampilan kerja dan pengisian pengisian waktu luang sesuai dengan kondisi anak.