IPA dan Peranannya bagi Kehidupan Manusia Materi belajar 2 IAD Htt-Gus- fsm
IPA dan Peranannya bagi Kehidupan Manusia Meliputi : 1. Hakekat Ilmu Pengetahuan 2. Perkembangan dan manfaat IPA 3. Metode Ilmiah 4. Iman dan Ilmu Pengetahuan
2.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Ilmu alamiah = Ilmu Pengetahuan Alam Q : Beri pendapat anda apa yang dimaksud dengan IPA !
A. Rasa Ingin Tahu merupakan Awal dari Perkembangan IPA Buku “The Proper Study of Mankind” karangan Stuart Chase membagi ilmu pengetahuan menjadi 3 golongan: 1. IPA (Natural Science): mempelajari gejala alam hayati maupun non hayati/fisik. 2. Ilmu-ilmu Kemasyarakatan ( Social Science) – mempelajari sikap dan tingkah laku manusia di dalam kelompok. 3. Ilmu Pengetahuan Humaniora (Humanities Studies) – mempelajari perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia.
Apakah IPA ( Natural Science)?
Dilihat dari segi penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan menjadi 2 : 1. Ilmu pengetahuan murni = pure science bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak. 2. Ilmu pengetahuan terapan = applied science bertujuan untuk menggunakan ilmu yang ada guna mengatasi masalah yg dihadapi.
Rasa ingin tahu ( curiosity) manusia terhadap alam lingkungannya, menyebabkan timbul pertanyaan-pertanyaan tentang kekuatan alam. Diyakini kekuatan alam dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kehidupan manusia di masa mendatang.
Akibatnya: Sejak dahulu kala ada peramal , dukun, orang pintar yang dipercaya mampu membaca gejala alam dan memprediksikan dengan masa depan.
Kemampuan dasar manusia yang bersifat universal adalah: 1. Membebaskan diri dari rangsangan otomatis yg ada dalam lingkungannya. 2. Manusia itu dapat dididik melalui pengetahuan , ketrampilan dan nilai-nilai. 3. Manusia dapat berbicara menuangkan ide-ide nya kepada orang lain. 4. Manusia dapat berfikir secara simbolik dan abstrak. 5. Manusia memiliki kemampuan inovatif-kreatif
+ Kemampuan Dasar yg Keingintahuan tidak dimiliki makhluk lain manusia Manusia ingin mengendalikan & menggunakan alam bagi kesejahteraan hidupnya
B. Berpikir Secara Simbolik dan Abstrak Gejala alam yg muncul di ekspresikan dalam bentuk simbol-simbol yg telah disepakati shg dapat dimengerti. Manusia memiliki bahasa yang dituturkan lewat lambang-lambang tertentu. contoh: dalam matematika, fisika dan kimia kaya akan lambang.
Dengan menggunakan ke 2 cara berpikir ini gejala alam dapat dipahami dan digambarkan nya dalam bentuk kata2 Contoh : Hieroglyph.
Q: Menurut anda Apakah berpikir itu ?
A: *Kegiatan penalaran mengeksplorasi pengalaman dengan maksud tertentu (de Bono, 1982). Makin banyak pengalaman yg dapat dieksplorasi, makin jauh proses berpikir berlangsung. * Berpikir adalah Sumber segala Pengetahuan. Ada interaksi antara berpikir dan pengetahuan. Makin tinggi pengetahuan yg dimiliki makin tinggi taraf berpikirnya. Makin jauh berpikir makin tinggi pengetahuan yg diperoleh.
Interaksi yg terjadi antara berpikir dan pengetahuan berlangsung meninggi secara memilin seperti spiral, sedangkan kemajuan pengetahuan yg diperoleh berlangsung secara kumulatif. Bagian penting dalam berpikir adalah Kecerdasan mengupas masalah ( critical intelligence). Dengan kecerdasan ini pikiran membentuk gagasan dasar untuk memberi arti pada data yg masuk sampai akhirnya ditemukan satu pola berpikir yg mantap.
Berpikir Tingkat Pengetahuan menentukan Taraf Berpikir Pengetahuan
Masukan sbg umpan balik Gagasan Konsep Data Putuskan Memberi makna Tindakan
C. Penalaran Nalar (reason) adalah daya atau bakat memahami dan menarik kesimpulan. Penalaran adalah kemampuan untuk berpikir menurut alur kerangka berpikir tertentu. Fungsi penalaran untuk menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yg berkaitan dengan kegiatan berpikir, bukan dengan perasaan. Ciri-ciri penalaran: 1. Berpikir logis 2. Bersifat analitik
2 bentuk penalaran : Deduksi dan Induksi Deduksi (kesahihan/validitas): Dalam menarik kesimpulan berdasarkan pada pendapat umum (teori), hukum. Jadi merupakan penalaran formal dengan interpolasi pendapat. Contoh : kasus Pengadilan Angie, masyarakat tidak puas dengan hasil keputusannya. Itu adalah pendapat umum yang tidak selalu pas dengan fakta keputusan yg ada.
Induksi (perampatan/generalisasi): Berpangkal pada sejumlah fakta empiris untuk menyusun suatu teori atau kaidah umum. Induksi berlangsung dengan ekstrapolasi pendapat. Contoh : Kasus Hakim Daming Sunusi Dengan pernyataannya yang kontroversial, masyarakat bisa beropini bahwa semua hakim yg ada berpendapat seperti dia.
Kesimpulan : Perampatan (generalisasi) adalah pokok dalam induksi. Tanpa perampatan, pengalaman akan tinggal berupa tumpukan fakta yang lepas-lepas dan tidak akan ada evaluasi pengalaman. Teori Ramalan Fakta Fakta Baru bersambung