”Finding proofs can be a challenging business”

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
GEOMETRI BIDANG Sumarno A
Advertisements

MATHEMATICS INDUCTION AND BINOM THEOREM
Koefisien Binomial.
Koefisien Binomial Teorema Binomial Bukti
Strategi Pembuktian ”Finding proofs can be a challenging business” Matematikawan memformulasikan conjecture dan kemudian mencoba membuktikan bahwa conjecture.
Telaah kurikulum 1 Drs. DARMO
Teorema Pythagoras hanya berlaku untuk segitiga siku-siku.
Perluasan permutasi dan kombinasi
Induksi Matematika.
Bahan Kuliah Matematika Diskrit
METODE INTEGRASI.
Berapakah jumlah dari n bilangan ganjil positif pertama?
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK
Pembuktian Dalam Matematika.
PERTEMUAN IV Metoda Pembuktian dlm Matematika
Teori Peluang Diskrit.
Oleh: Mardiyana Jurusan Pendidikan Matematika
Aturan Inferensi (1).
2.1 Bidang Bilangan dan Grafik Persamaan
Outline Definisi Prinsip Induksi Sederhana
Matematika Komputasi Metode + Strategi Pembuktian
PENGANTAR DASAR MATEMATIKA
FPB dan KPK.
Bahan Kuliah Matematika Diskrit
Definisi Induksi matematika adalah :
BAB 1. LOGIKA MATEMATIK 1.1 PROPOSISI Definisi: [Proposisi]
RUANG SAMPEL & KEJADIAN
Pertemuan ke 1.
Induksi Matematika.
Induksi Matematika Nelly Indriani Widiastuti Teknik Informatika UNIKOM.
INDUKSI MATEMATIKA.
GEOMETRI DALAM BIDANG Pertemuan 14.
GAME THEORY Modul 11. PENELITIAN OPERASIONAL Oleh : Eliyani
Pertemuan ke 9.
TRIGONOMETRI.
Dynamic Programming Program dinamik adalah salah satu teknik matematika yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan secara bertahap.
Persamaan Kuadrat Menyelesaikan Persamaan Kuadrat : memfaktorkan,
COUNTER EXAMPLE & KUANTOR DUA-VARIABEL ATAU LEBIH
Rinaldi Munir/IF2120 Matematika Diskrit
MENENTUKAN FPB DENGAN ALGORITMA EUCLIDES
Definisi Induksi matematika adalah :
Oleh: Rina Agustina Pendidikan Matematika
Induksi Matematika Sesi
PERTEMUAN IV Metoda Pembuktian dlm Matematika
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Matematika Komputasi Metode + Strategi Pembuktian
Aturan Inferensi x P(x) Universal instantiation P(c)
Oleh: Rina Agustina Pendidikan Matematika
Analisis dan desain Algoritma (PG157)
Polinomial Tujuan pembelajaran :
Media Pembelajaran Matematika
Logika Matematika Bab 5: Induksi Matematika
Identitas Trigonometri
Perpangkatan dan Bentuk Akar
NOER ZILLA AYU WIDIYASARI PMTK / / 6e
Dasar-dasar Pemrograman
FAKTORISASI BILANGAN BULAT PRODI PEND
”Finding proofs can be a challenging business”
Matematika Diskrit TIF (4 sks) 3/9/ /5/2010.
Berapakah jumlah dari n bilangan ganjil positif pertama?
PERSAMAAN POLINOMIAL.
Induksi Matematik Pertemuan 7 Induksi Matematik.
RIDHA AMALIAH YUSRIANA THAMRIN RAHMI IBRAHIM ADAUS.
Oleh : Husni Thamrin NIM : A2C014004
CCM110 MATEMATIKA DISKRIT Pertemuan-9, Metode Pembuktian
FUNGSI & GRAFIKNYA 2.1 Fungsi
Induksi Matematika Sesi
Pertemuan ke 9.
BAB 5 Sukubanyak.
GRUP SIKLIK.
Transcript presentasi:

”Finding proofs can be a challenging business” Strategy Pembuktian ”Finding proofs can be a challenging business” Matematikawan memformulasikan conjecture dan kemudian mencoba membuktikan bahwa conjecture tersebut benar atau salah. Ketika dihadapkan dengan pernyataan yang akan dibuktikan: terjemahkan setiap istilah dengan definisinya analisa arti dari hipotesis dan kesimpulan coba membuktikan dengan menggunakan salah satu dari metoda pembuktian Jika pernyataan berupa implikasi; coba buktikan dengan bukti langsung. Bila gagal, coba dengan bukti tak langsung. Bila tidak berhasil juga coba dengan bukti kontradiksi.

hipotesis aksioma & teorema kesimpulan Proses Maju & Mundur Apa pun metoda yang digunakan, dalam melakukan proses pembuktian diperlukan titik awal. Proses maju: hipotesis aksioma & teorema kesimpulan Namun seringkali, proses maju sukar untuk digunakan dalam pembuktian sesuatu yang tidak sederhana. Sehingga kita harus mengkombinasikan dengan proses mundur.

Proses Maju & Mundur (2) Contoh. Tunjukkan bahwa jika segitiga siku-siku RST dengan sisi tegak r, s, dan sisi miring t mempunyai luas t2/4, maka segitiga tersebut sama kaki. Solusi. A: Segitiga RST dengan sisi r, s dan sisi miring t dengan luas t2/4. A1: rs/2 = t2/4 A2: (r2+s2) = t2. r t s A3: rs/2 = (r2+s2)/4 A4: (r2-2rs+s2) = 0 A5: (r-s)2 = 0. B2: r-s = 0 B1: r = s B: Segitiga RST sama kaki.

Proses Maju & Mundur (3) Bukti 2. Dari hipotesis dan rumus luas segitiga siku-siku, Luas RST = rs/2 = t2/4. Hukum Pythagoras memberikan r2+s2=t2, dan bila r2+s2 disubstitusikan kedalam t2, dengan sedikit manipulasi aljabar didapat (r-s)2=0. Sehingga r=s dan segitiga RST samakaki. Bukti 2. Hipotesis dengan hukum Pythagoras menghasilkan r2+s2=2rs; sehingga (r-s) = 0. Maka segitiga RST samakaki.

Proses Maju & Mundur (4) Solusi. Bukti. B: (x+y)/2 > xy Contoh. Tunjukkan bahwa untuk setiap bilangan real positif x dan y yang berbeda berlaku (x+y)/2 > xy. Solusi. B: (x+y)/2 > xy B1: (x+y)2 /4 > xy B2: (x+y)2 > 4xy B3: x2 +2xy+y2 > 4xy B4: x2 - 2xy+y2 > 0 B5: (x-y)2 > 0 B6: x  y. Bukti. Karena x dan y berbeda maka (x-y)2 > 0. Ini berarti x2 +2xy+y2 > 4xy. Sehingga, (x+y)2 > 4xy yang memberikan (x+y)/2 > xy.

The Stone Game Dua orang memainkan suatu game dengan bergantian mengambil 1, 2, atau 3 batu pada setiap pengambilan dari suatu kotak yg semula berisi 15 batu. Orang yang mengambil batu terakhir adalah pemenangnya. Tunjukkan bhw pemain pertama dapat selalu menang, tidak peduli apa yang dilakukan oleh pemain kedua.

The Stone Game - Proses Mundur Pemain 1 Pemain 2 1, 2, 3 4 5, 6, 7 8 9, 10, 11 12 13, 14, 15

The Stone Game - bukti Teorema. Pemain pertama selalu dapat “memaksakan” kemenangan. Bukti. Pemain 1 dapat mengambil 3 batu, meninggalkan 12. Setelah giliran pemain 2, terdapat 11, 10, atau 9 batu yang tinggal. Dalam setiap kasus tersebut, pemain 1 dapat mengurangi jumlah batu yang tertinggal menjadi 8. Maka, pemain 2 dapat mengurangi kembali menjadi 7, 6, atau 5. Akibatnya, pemain 1 dapat meninggalkan sejumlah 4 batu. Sehingga pemain 2 harus meninggalkan 3, 2, atau 1. Pemain 1 kemudian mengambil semua batu yang tersisa dan memenangkan permainan.

Bukti Kasus per Kasus Jika tidak dimungkinkan untuk membahas semua kasus sekaligus, maka bukti perlu dipecah-pecah ke dalam kasus per kasus. Contoh. Buktikan bahwa jika n bulat dan tidak habis dibagi oleh 2 atau 3 maka n2 – 1 habis dibagi 24. Solusi. n bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai n=6k+j, j {0,1,2,3,4,5}. Krn n tidak habis dibagi oleh 2 atau 3 maka n=6k+1 atau n=6k+5. Jadi ada 2 kasus yg perlu diperhatikan.

Bukti Kasus per Kasus (2) Suatu pernyataan yang universal tidak dapat dibuktikan dengan menggunakan contoh, kecuali jika domain pembicaraan dapat direduksi menjadi contoh–contoh yang jumlahnya berhingga dan bukti yang diberikan mempertimbangkan semua contoh tersebut! Contoh. Tunjukkan bhw tidak ada solusi bulat x dan y yang memenuhi x2 + 3y2 =8. Solusi. Karena x2 > 8 bila |x|  3 dan 3y2 > 8 bila |y|  2, maka kasus tersisa yang harus diperiksa adalah untuk x = -2, -1, 0, 1, atau 2 dan y = -1, 0 atau 1. Untuk nilai x demikian didapat x2 = 0, 1 atau 4, sedangkan 3y2 = 0 atau 3. Jadi nilai maksimum dari x2 +3y2 = 7. Dengan demikian tidak ada x dan y bulat yang memenuhi x2 +3y2 =8.

Conjecture Buku matematika secara formal hanya menyajikan teorema dan bukti saja. Melalui penyajian seperti ini, kita tidak dapat mengetahui proses pencarian (discovery process) dalam matematika Proses ini meliputi: eksplorasi konsep & contoh, formulasi conjecture, dan (Conjecture diformulasikan dengan didasarkan pada beberapa possible evidence.) usaha menjawab conjecture dengan bukti atau counterexamples.

Memformulasikan Conjecture Perhatikan berikut ini: 24 – 1 = 15 = 3  5 25 – 1 = 31 prima 26 – 1 = 63 = 7  9 28 – 1 = 255 = 5  51 34 – 1 = 80 = 8  10 Kita tahu bhw xn – 1 = (x-1)(xn-1 +xn-2 + … + x + 1) Namun, faktorisasi ini bermasalah bila x=2. Conjecture. Bilangan an-1 komposit bila a > 2 atau bila a=2 dan n komposit.

Membuktikan Conjecture Kasus i) Bila a > 2 maka (a-1) adalah faktor dari an-1 karena an – 1 = (a-1)(an-1 +an-2 + … + a + 1) dan 1 < (a-1) < (an-1). Kasus ii) Bila a=2 dan n komposit maka ada s dan t sehingga n = st dengan 1 < s  t < n. Sehingga, 2s-1 faktor dari 2n-1 karena 2n – 1 = (2s-1)(2s(t-1) +2s(t-2) + … + 2s + 1). Jadi 2n – 1 komposit. Jadi conjecture menjadi teorema.

Conjecture dan Counter Example Apakah ada fungsi f sehingga f(n) prima untuk semua bilangan bulat positif n ? Conjecture. f(n) = n2 – n +41. Karena f(1) = 41, f(2) = 43, f(3) = 47, f(4)= 53, …. Oopps! Tapi… f(41) = 412 komposit. Jadi f(n) bukan fungsi penghasil bilangan prima. Conjecture salah. Untuk setiap polinom f(n) dengan koefisien bulat senantiasa ada bilangan bulat y sehingga f(y) komposit.

Even Great Mathematicians Can Propose False Conjectures! Euler memformulasikan conjecture bahwa untuk n>2, jumlah dari n−1 buah pangkat ke-n bilangan bulat positif bukanlah merupakanbilangan pangkat ke-n. Benar untuk semua kasus yang diperiksa selama 200 tahun, namun tidak ada bukti yang ditemukan. Akhirnya, pada tahun 1966, Lander dan Parkin menemukan counter-example untuk n=5 275 + 845 + 1105 + 1335 = 1445. Counter-example juga ditemukan untuk n=4, tetapi belum ada untuk n>5.

Beberapa conjecture terkenal Fermat’s Last Theorem Persamaan xn + yn = zn tidak mempunyai solusi bulat x, y, dan z dengan xyz  0 dan n > 2. Goldbach’s Conjecture (1742) Goldbach: “Setiap bilangan bulat ganjil n, n > 5, dapat ditulis sebagai jumlah 3 bilangan prima.” Euler: ekivalen dengan “Setiap bilangan bulat genap n, n > 2, dapat ditulis sebagai jumlah 2 bilangan prima.” Telah dicek dengan komputer bhw Goldbach’s conjecture benar utk semua bilangan  4 . 1014. The Twin Prime Conjecture The 3x+1 Conjecture (Collatz problem, Hasse’s algorithm, Ulam’s problem, Syracuse problem, Kakutani’s problem).