Pertemuan I PENDAHULUAN Antropologi Sosiologi Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan I PENDAHULUAN Antropologi Sosiologi
Learning Outcomes Mahasiswa Dapat Memahami Apa Yang Akan Dipelajari Dalam Ilmu Sosial Untuk Psikologi Bina Nusantara
Antropology 1.1. What Is Anthropology? Conrad Phillip Kottak (2006) menggarisbawahi bahwa pada dasarnya antropologi mempelajari “human adaptability”, yakni bagaimana manusia beradapatasi dengan lingkungannya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu bagi Kottak, antropologi akan berusaha mengeksplorasi diversitas manusia dalam apa yang disebutnya “time and space”. Atau kita dapat memahami time anda space ini sebagai sejarah evolusi manusia, masyarakat dan kebudayaannya. Sebab dalam artian filosofis hanya manusia saja yang sadar akan waktu, ruang dan sejarahnya. Lebih jauh Kottak menegaskan bahwa Antropologi mempelajari keseluruhan kondisi manusia; baik masa lalu, sekarang maupun kondisi manusia di masa yang akan datang. Antropologi mempelajari evolusi biologis manusia, masyarakat, bahasa dan budaya. Dalam pemahaman Kottak, evolusi biologi, praktek-praktek kebudyaan seperti bahasa, cara berekonomi, bermasyarakat, sistem politik, beragama dan seterusnya, merupakan bagian dari apa yang disebutnya sebagai human adaptability. Bina Nusantara
1.2. General Anthropology Disipilin akademik antropologi juga dikenal sebagai antropologi umum (general anthropology) atau antropologi dengan “empat bidang atau sub bidang” perhatian yakni sociocultural anthropology, archeology anthropology, biology anthropology dan lingusistic anthropology. Namun dari empat bidang penelitian itu, sociocultrual anthropology yang paling banyak diminati oleh para ilmuwan antropologi. Ada beberapa alasan mengapa empat bidang penelitan tersebut disatukan dalam satu disiplin yang disebut dengan antropologi umum. 1.2.1. Alasan historis Para antropolog pertama pada umumnya dan para antropolog amerika khususnya telah memberikan perhatian secara spesifik mengenai sejarah dari the native americans, terutama yang berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan, social life, language dan ciri-ciri fisik. Pertannyaan antropologis yang muncul berhadapan dengan native americans tersebut adalah sebagai berikut: Bina Nusantara
Where did native americans come from? How many waves of migrations brought them to the new world? What are the linguistic, cultural, and biological links among native americans and between them and Asia? 1.2.2. Alasan kultural Alasan yang lain adalah perhatian antara biologi dengan kebudayaan. Lebih dari 60 tahun yang lalu, antropolog Ruth Benedict menyadari bahwa “in the world history those who have helped to build the same culture are not necessarily of one race, and those of same race have not all participated in one cultural. In scientific language, cultural is not a function of race. 1.2.3. Alasan Logis Masing-masing bidang selalu bervariasi dalam apa yang disebut di atas time and space. Antropologi buday dan arkeologi mempelajari perubahan dalam kehidupan sosial dan kebiasaan-kebiasaan. Para arkeolog telah mempelajari kehidupan masyarakat dan pola-pola tingkah laku untuk membayangkan kehidupan seperti apa yang pernah terjadi di masa lalu. Antropolog biologi menjelaskan perubahan evolusioner dalam bentuk fisik dan antropolog bahasa merekonstruksi the basic of ancient language. Bina Nusantara
2. Sosiologi 2.1. What is Sociology? Sociology (Richard T. Schaefer, 2006) is, very simply, the systematic study of social behavior and human groups. Menurut schaefer, sosiologi berfokus pada hubungan sosial, bagaimana hubungan-hubungan ini mempengaruhi tingkah laku orang dan bagaimana masyarakat berkembang dan berubah. Dalam kerangka pengertian sosiologi di atas kita (dalam pertemuan 14) akan menyinggung walau hanya sedikit bagaimana pola-pola hubungan sosial itu yang mempengaruhi pola-pola prilaku sosial manusia. Karl Marx misalnya melihat pola hubungan sosial manusia sangat ditentukan oleh faktor ekonomi, Max Weber menekankan faktor verstehen individu yang menilai tindakannya dan Emile Durkheim melihat masyarakat sebagai fakta sosial yang bersifat eksternal dan memaksa individu. Dan selain mempelajari pola-pola hubungan sosial manusia, sosiologi juga mempelajari how society is possible, develop and changes. Bina Nusantara
Untuk memahami tingkah laku sosial para sosiolog bersandar pada apa yang disebut “sociological imagination” atau dalam pembahasan kita (lihat pertemuan 15) disebut dengan terminologi perspektif sosiologi. C. Wright Mills, menggambarkan sociological imagination atau sociological perspective sebagai suatu kesadaran tentang hubungan antara seorang individu dengan masyarakat yang lebih luas. Kesadaran ini memungkinkan kita untuk memahami the links between our immediate, personal social settings and the remote, personal social world that surrounds and helps to shape us. Dasar dari sociological perspective adalah kemampuan untuk melihat masyarakat sebagai sesuatu yang berada di luar individu atau dalam konteks Durkheim (pertemuan 14) sebagai suatu fakta sosial yang bersifat eksternal, yang menekan individu. Perntingnya perspektif sosiologi akan kita bahas dalam pertemuan ke 15 dari modul ini. Bina Nusantara
3. Antropologi, Sosiologi dan Psikologi 3.1. Antropologi dan Sosiologi Menurut Kottak, antropologi dan soiologi memiliki perhatian yang sama terhadap relasi-relasi sosial, organisasi dan tingkah laku manusia. Perbedaan penting dari kedua disiplin ini terletak dalam beberapa hal: Jenis masyarakat yang dipelajari para sosiolog menurut Kottak berfokus pada masyarakat Industri Barat, sedangkan para antropolog pada masyarakat non industri. Dari segi metodologi. Para soiolog bergantung pada questioner dan alat-alat pengumpulan data yang biasanya bersifat kuatitatif yang mengumpulkan data dengan menggunakan metode sampling dan statistikal. Sedangkan Para antropolog pada umumnya lebih menggunakan pendekatan atau metodologi kulitatif. Bina Nusantara
3.2. Antropologi dan Psikologi Menurut Kottak, seperti para sosiolog, ilmuwan psikologi melakukan penelitian hanya pada masyarakat mereka (in their own society). Namun pada dasarnya statemen tentang “human psycology” tidak dapat didasarkan hanya pada observasi yang dibuat dalam suatu masyarakat atau pada suatu tipe masyarakat . Salah satu bidang yang diteliti oleh antropologi budaya adalah antropologi psikologi yang mempelajari variasi lintas budaya mengenai ciri-ciri psikologi. Masyarakat menanamkan nilai-nilai yang berbeda dengan melatih anak-anak secara berbeda. Oleh karena itu Kottak mengatakan bahwa, “adult personalities reflect a culture’s child-rearing practice” 3.3. Sosiologi dan Psikologi Soerjono Soekanto (2006:15) mengatakan bahwa ilmu jiwa sosial merupakan cabang ilmu jiwa yang pada hakekatnya meneliti perilaku manusia sebagai individu. Ilmu jiwa menyelidiki tingkat kepandaian seseorang, kemampuan-kemampuannya, daya ingatannya, idam-idaman,dan perasaan kecewanya, kebesaran jiwanya dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman seperti itu secara sosiologis dijelaskan sebagai pengaruh yang ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial. Jadi sosiologi melihat gejala kejiwaan yang dipelajari oleh psikologi sebagai bagian dari bentuk pola hubungan dalam masyarakat. Bina Nusantara