JENIS-JENIS & prinsip-prinsip MULTIKULTURALISME Rachmat kriyantono, ph.d
Multikulturalisme isolasioat ini merumuskan dan menerapkan undang- undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural , yaitu kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan nis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakotonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok- pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok- kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif- perspektif distingtif mereka. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
prinsip Prof.Michel Wieviorka: adanya pengakuan atas perbedaan-perbedaan kultur di ruang publik. setiap individu harus diberikan hak yang sama. Tentu dalam realitanya ini akan sulit, karena individu merupakan bagian dari kelompok.
dua permasalahan utama multikulturalisme, yaitu Nilai universal individu yang dianggap terlalu abstrak dan (2) Adanya komunitarianisme, sekterianisme dan kelompok tertutup. Ada dua bagian penting dalam multikulturalisme, yaitu agama (kultur) dan (2) ras.
Sumber: Parekh (1997:183-185) dikutip di Azra (2007) Kuliah Umum Prof.Michel Wieviorka (guru besar Sosiologi dari Perancis dan Presiden International Sociological Association (ISA) 2006-2010) dengan topik "Democracy and Cultural Diversity"di ruang seminar FISIPOL UGM Yogyakarta pada hari Senin, tanggal 14 Maret 2011