Pertemuan 8 : Thesaurus Anggota Kelompok :

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MEMBACA SCANNING.
Advertisements

Pertemuan 7 Waktu Belajar 100 menit
BAHAN RUJUKAN Nurul Hikmah, S. Hum.
StopList dan Stemming yasmi afrizal
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SISTEM DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Tajuk Subyek.
PENELUSURAN LITERATUR
SISTEMATIKA LAPORAN ILMIAH
SUMBER BELAJAR & STRATEGI BELAJAR
Merumuskan Masalah.
KATA, FRASA, KALIMAT.
BENTUK DAN MAKNA FONEM bunyi terkecil yang dapat membedakan arti, sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Apakah fonem sama.
Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah
PUSTAKA ACUAN DAN BIBLIOGRAFI
Temu Balik Informasi Materi Pertemuan Ke – 8 Konsep Thesaurus dalam Information Retrival dan Mengenal Macam Thesaurus Beserta Algoritma Anggota : Nama Nim.
KONSEP, MACAM, DAN ALGORITMA THESAURUS DALAM TEMU BALIK INFORMASI
Review Jurnal Nasional
ALGORITMA STEMMING DAN STOPLIST
THESAURUS SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN by ZASLINA ZAINUDDIN.
TEMU BALIK INFORMASI ANGGOTA KELOMPOK BAYU ANDRIANTO 21
KLASIFIKASI DAN KATALOGISASI
Temu Balik Informasi BY : Taufik Ari Arnandan ( )
TEMU BALIK INFORMASI.
Pertemuan 7 : Latent Semantic Indexing
Konsep Thesaurus Dwi Ngafifudin ( )
(konsep, macam-macam, dan algoritma)
THESAURUS DALAM TEMU BALIK INFORMASI
Konsep dan Model-model Sistem Temu Balik Informasi
TEMU BALIK INFORMASI.
Pertemuan 9 : Temu Balik Informasi Multimedia
TEMU BALIK INFORMASI KONSEP TESAURUS PADA INFORMATION RETRIEVAL BESERTA MACAM DAN ALGORITMANYA TI 14 A STMIK AMIKOM PURWOKERTO JUNI 2017.
Pengenalan dan Akses Koleksi Referensi Pertemuan 4
TEMU BALIK INFORMASI.
TEMU BALIK INFORMASI Konsep Thesaurus Dalam Information Retrival dan Macam-Macam Thesaurus Beserta Algoritmanya TI 14 A STMIK AMIKOM PURWOKERTO 2017.
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
Temu Balik Informasi Materi Pertemuan Ke – 8 Konsep Thesaurus dalam Information Retrival dan Mengenal Macam Thesaurus Beserta Algoritma Anggota : Nama Nim.
Review Jurnal Internasional
Bagian makalah yang paling banyak dibaca setelah judul
Kelompok 8 : Dewi Ayulita Dinda Dana Alviwara Erni Dwi Lestari Kiki Tika Pratama Linda Setiyaningsih Zulfa Nur Hidayati.
Temu Balik Informasi Materi Pertemuan Ke – 3 Stoplist dan Stemming
Anggota Kelompok : Kurniawan Novi Pambudi
PENGINDEKSAN.
MINI PAPE PROJ R PAPE PROJECT PORTER STEMMER INFORMATION RETRIEVAL.
Stoplist dan Stemming Anggota Kelompok :
Tesaurus TI14D.
Tajuk subjek dan tesaurus
MORFOLOGI BAHASA INDONESIA (PBIN4106)
Khafiizh Hastuti TATA KATA Khafiizh Hastuti
TEMU KEMBALI INFORMASI
TEMU BALIK INFORMASI Konsep Thesaurus Dalam Information Retrival dan Macam-Macam Thesaurus Beserta Algoritmanya TI 14 A STMIK AMIKOM PURWOKERTO 2017.
Temu Balik Informasi Anggota Kelompok 1. Ikhsan Fauji Irna Oktaviasari Erip Marliana Egi Firmansyah
Pengantar DOKUMENTASI DAN KEARSIPAN OTORITAS DAN KOSAKATA TERKENDALI (CONTROLLED VOCABULARIES) DALAM DOKUMEN modul desember 2012 Dosen Pengampu.
PENGEMBANGAN APLIKASI SPELLING CHECKER BHS. INDONESIA
Bayu pratama nugroho, s.kom, m.t
Kebijakan Pengindeksan
KERANGKA SISTEM INFORMASI, PENGINDEKSAN DAN INDEKS, KATALOG SEBAGAI INDEKS KOLEKSI PERPUSTAKAAN, WAKIL DOKUMEN RINGKAS DALAM SISTEM SIMPAN DAN TEMU KEMBALI.
APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN Yudha Fidia Kencana Masdam, for further detail, please visit
SISTEMATIKA LAPORAN ILMIAH
Oleh : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom.
Kerangka Sistem Informasi
PEMBAGIAN (PENGGOLONGAN) DAN DEFINISI
Temu Balik Informasi Anggota Kelomopok :
Konsep Thesaurus dalam temu balik informasi dan mengenal macam-macam thesaurus beserta algoritmanya Anggota Kelompok 1. Ikhsan Fauji
LANGKAH-LANGKAH AWAL MENULIS KTI
PENGANTAR KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA SISTEM DDC
SWASUNTING ARTIKEL ILMIAH untuk Publikasi
Sistem Berkas 2. ORGANISASI FILE.
A PENGERTIAN DAN KONSEP *
Pengenalan Temu Balik Informasi.
LOGO AFIKS (IMBUHAN) SMKN 1 KEDAWUNG. Company Logo NAMA KELOMPOK Sri Wulan Siti Aisyah Putri Febriyanti Nabila Novianti Eka Wulandari.
Transcript presentasi:

Pertemuan 8 : Thesaurus Anggota Kelompok : Kurniawan Novi Pambudi 14.11.0161 Hijriah Fajar Muhammad Insan 14.11.0162 Raditya Tri Wibowo 14.11.0164 Mei Susanto 14.11.0165 Anggrean Yudistira 14.11.0167 Fanny Tri Pamungkas 14.11.0168 Agus Harianto 14.11.0169

Pengertian Thesaurus Istilah TESAURUS berasal dari bahasa Inggris THESAURUS yang bermula dari bahasa Yunani THESAUROS, artinya harta benda, kekayaan atau gudang. Istilah tesaurus pertama kali digunakan oleh Brunetto Latini (tahun 1220-1294). Pada abad 16 istilah tesaurus muncul dalam kamus bahasa Latin dan Yunani, yang diterbitkan oleh ahli bahasa, Estiennes, dari Perancis. Kamus Amerika Webster’s dikutip Sri Rohyanti Z. (2002: 1) mendefinisikan thesaurus sebagai suatu ‘buku yang berisi kata atau informasi mengenai bidang subyek tertentu atau suatu kelompok konsep, seperti kamus sinonim.

Pengertian Thesaurus Dalam buku “Guidelines for the Establisment and Develoment of Multilingualual Thesauri” dikutip Lalu Anwar (2000) pengertian thesaurus adalah sekelompok istilah yang dipilih dari bahasa sehari-hari, dan merupakan kosa kata dari bahasa indeks yang terkendali. Disusun sedemikian rupa sehingga hubungan formal antara istilah yang lebih luas (broader terms) dengan istilah yag khusus (narrower terms) dibuat dengan jelas. Berdasarkan pengertian diatas, thesaurus merupakan himpunan kata-kata terkendali yang berhubungan satu sama lain secara semantik dan hierarkis, yang dapat dipergunakan untuk menterjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa indeks dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.Thesaurus dipergunakan secara luas untuk mengendalikan kosa kata (vocabulary control) dalam sistem terkoordinasi, kemudian menggunakan sistem komputerisasi dan sistem “Pre –coordinate”.

Fungsi Thesaurus Seperti kegunaan atau fungsi sebuah kamus atau daftar kata-kata adalah memberikan definisi atau penjelasan arti tentang kata dan istilah tersebut, menurut Sri Rohyanti Z. (2002) maka thesaurus berguna untuk : Membantu menentukan dan menemukan istilah yang diberi definisi tersebut. Sangat berguna bagi orang yang bertanggungjawab terhadap indexing dan retrieving dalam bidang tertentu. Mencapai standardisasi dan konsistensi dalam pengindeksan dokumen.

Perbedaan Thesaurus dengan Daftar Tajuk : Secara lebih rinci perbedaan thesaurus dengan daftar tajuk subyek adalah sebagai berikut: Istilah-istilah pada thesaurus yang berbentuk kata majemuk ditulis seperti apa adanya, sedangkan dalam tajuk subyek bisa dibalik. Daftar tajuk subyek dalam penyajiannya terdiri atas satu bagian utama saja, yaitu susunan alpabetis. Sedangkan thesaurus paling tidak terdiri atas dua bagian yaitu bagain hierarkis dan alpabetis.Kadangkala ada bagian berkelas. Daftar tajuk subyek kebanyakan dipergunakan pada katalogisasi konvensional, sedangkan thesaurus lebih tepat untuk sistem terotomasi. Karena itu istilah-istilah dalam thesaurus cenderung bersifat pasca–laras.Dikoordinasikan pada saat pencarian informasi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengoperasian BOOLEAN LOGIC (salah satu strategi sistem temu kembali informasi yang berbasis komputer).

      Dalam proses temu kembali informasi berbasis komputer, pemakai harus menyediakan pertanyaan (query) yang diperlukan dengan menggunakan kata kunci (keyword). Thesaurus menyediakan daftar kata- kata kunci yang disusun secra alpabetis dengan sinonim yang berdekatan dan sering dikembangkan untuk mencakup beberapa indikasi dari istilah yang luas (broader term) dan istilah khusus (narrower term). Dengan kata lain bahwa thesaurus dalam fungsinya sebagai sarana temu kembali informasi, bahwa kosa kata yang terdapat dalam thesaurus dapat dipergunakan sebagai kata kunci (key word) untuk membuat pertanyaan (query) dalam proses temu kembali informasi seperti dilakukan dalam pengoperasiaan Boolean Logic.

Struktur Thesaurus Thesaurus terdiri dari 2 bagian utama, yakni: Daftar descriptor menurut abjad Merupakan Pengelompokkan secara alfabetis yang terdiri dari kategori yang mempunyai hubungan satu sama lain. Daftar istilah yang merupakan panduan suatu descriptor Merupakan pintu masuk kosa kata yang dipakai sebagai descriptor dan menunjukkan hubungan hierarkis dari masing-masing descriptor.

Bagian Alfabetis Bagian ini merupakan perubahan bentuk bagian hirarkhis tadi disusun kembali secara alpabetis serta diperlihatkan hubungannya dengan istilah lain berdasarkan tingakat kesepesifikkan makna, misalnya : Hubungan suatu istilah dengan istilah lain yang satu tingkat lebih luas maknanya dinyatakan dengan BT (Broader Term), Hubungan suatu istilah dengan yang satu tingkat lebih sempit maknanya dinyatakan dengan NT (Narrower Term). Pencantuman BT dan NT pada bagian alpabetis dilengkapi dengan pencantuman istilah lain yang mempunyai hubungan secara asosiatif dan dinyatakan dengan RT (Related Term).

Istilah-istilah yang dipergunakan untuk menyatakan hubungan hierarkhis dari masing- masing deskriptor serta penggunaannya, adalah sebagai berikut : DALAM BAHASA INGGRIS U = Use UF = Use For SN = Scope Note BT = Broader Term NT = Narrowar Term RT = Related Term DALAM BAHASA INDONESIA G = Gunakan GU = Gunakan Untuk RL = Ruang Lingkup IL = Istilah Luas IK = Istilah Khusus IB = Istlah Berhubungan

Istilah “Use/Gunakan (U/G)” digunakan dibelakang deskriptor yang tidak boleh dipakai dan menunjukkan harus menggunakan deskriptor lain. Contoh : ADMINISTRASI PERSONALIA G : PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN. Istilah “Scope Note/Ruang Lingkup (SN/RL)” menandakan diberikannya keterangan singkat untuk menggambarkan luasnya arti penerapan deskriptor itu. Contoh : ADMINUSTRASI PENDIDIKAN. RL : Berhubungan dengan sebagian atau seluruh sistem pendidikan. Istilah “Broader Term / Islilah Luas (BT/IL)” menunjukkan bahwa istilah yang mengikutinya mempunyai arti lebih luas. Contoh : ADMINISTRASI SEKOLAH IL : ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Istilah “Narrower Term / Istilah Khusus (NT/IK)” menunjukkan bahwa istilah yang mengikutinya mempunyai arti lebih sempit. Contoh : PERPUSTAKAAN. IK : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Istilah “Related Term / Istilah Berhubungan (RT/IB)” menunjukkan pada satu istilah-istilah yang mempunyai arti serupa seperti penunjukan ”lihat juga” yang biasa terdapat dalam indeks. Istilah tersebut memperluas bidang penelusuran dan menunjukkan arah-arah baru.

Algoritma Thesaurus Algoritma yang digunakan dalam thesaurus adalah algoritma stemming. Algoritma ini didahului dengan pembacaan tiap kata dari file sampel. Sehingga input dari algoritma ini adalah sebuah kata yang kemudian dilakukan : Pemeriksaan semua kemungkinan bentuk kata. Setiap kata diasumsikan memiliki 2 awalan / prefiks dan 3 akhiran / sufiks. Sehingga bentuknya menjadi : Prefiks 1 + Prefiks 2 + Kata Dasar + Sufiks 3 + Sufiks 2+ Sufiks 1 Seandainya kata tersebut tidak memiliki imbuhan sebanyak imbuhan di atas, maka imbuhan yang kosong  diberi tanda x untuk prefiks dan diberi tanda xx untuk sufiks. Untuk mewujudkannya maka dibuatlah struktur data untuk menampung setiap kata yang bentuknya sebagai berikut :  

Seandainya kata tersebut tidak memiliki imbuhan sebanyak imbuhan di atas, maka imbuhan yang kosong  diberi tanda x untuk prefiks dan diberi tanda xx untuk sufiks. Untuk mewujudkannya maka dibuatlah struktur data untuk menampung setiap kata yang bentuknya sebagai berikut : enum awalan_t {AwalanError=0,x,  me, pe, be, di, se, ke, te,   mem=100, men, per, pem, ber, ter, pen,   ber_luluh, ter_luluh, per_luluh,   mem_luluh, pem_luluh, men_luluh, pen_luluh, meny=200, peny, meng,   meng_luluh, peng_luluh, peng   };  enum akhiran_t {AkhiranError=0, i, kan, an, ku, mu, lah, pun,  nya, kah, xx};  struct arrkata_t {  enum awalan_t p1,p2;  char kd[30];  enum akhiran_t s3,s2,s1;   };

2. Dengan struktur data di atas, maka langkah awal pemotongan bisa dari mana saja. Dalam hal ini pemotongan dilakukan secara berurutan sebagai berikut : Awalan I, hasilnya disimpan pada p1  Awalan II, hasilnya disimpan pada p2  Akhiran I, hasilnya disimpan pada s1  Akhiran II, hasilnya disimpan pada s2  Akhiran III, hasilnya disimpan pada s3  Pada setiap tahap pemotongan di atas diikuti dengan pemeriksaan di kamus apakah hasil pemotongan itu sudah berada dalam bentuk dasar. Kalau pemeriksaan ini berhasil maka proses dinyatakan selesai dan tidak perlu melanjutkan proses pemotongan imbuhan lainnya.

3.  Namun jika sampai pada pemotongan akhiran III, belum juga ditemukan di kamus, maka dilakukan proses kombinasi. Kata dasar yang dihasilkan dikombinasikan dengan imbuhanimbuhannya dalam 12 konfigurasi berikut :  Kata Dasar  Kata Dasar + Akhiran III  Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II  Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II + Akhiran I  Awalan I + Awalan II + Kata Dasar  Awalan I + Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III  Awalan I + Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II  Awalan I + Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + AkhiranII + AkhiranI  Awalan II + Kata Dasar  Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III  Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II 3     Awalan II + Kata Dasar + Akhiran III + Akhiran II + Akhiran I

Referensi http://asriliaodri.note.fisip.uns.ac.id/tag/materi-thesaurus/ http://ladangbelajar.blogspot.com/2013/09/sistem-temu-kembali-informasi- thesaurus.html https://bandonoisi.wordpress.com/2010/12/20/thesaurus-sebagai-sarana- temu-kembali-informasi-untuk-meningkatkan-pelayanan-kepada- pengguna-di-perpustakaan/