Sistem Pendidikan Islam “Sistem pendidikan nasional di Indonesia masih mewarisi sistem kolonial. Perlu dilakukan perombakan total pada sistem pendidikan nasional agar bisa membentuk watak anak yg mandiri dan kreatif (bangkit)…” (Ajip Rosidi, Ketua Umum Yayasan Rancage, dalam penutupan Konferensi Internasional Budaya Sunda I, di Bandung, Minggu (26/8/2001)
Pemerataan Pendidikan di Indonesia masih rendah Beberapa Catatan Kritis Pendidikan Indonesia Hasil survei Political and economi Risk consultacy di Hongkong sistem pendidikan Indonesia terburuk di kawasan Asia Menurut UNDP Indeks Pembangunan Indonesia Tetap Buruk baik di Ditingkat Asean maupun di Dunia Tingginya tingkat penggunaan Narkoba, Sek bebas, HIV, Perkelahian dan tingkat kejahatan di Lingkungan Pendidikan di Indonesia Pemerataan Pendidikan di Indonesia masih rendah Masih banyak mereka yg buta huruf, biaya pendidikan yang ditanggung oleh negara masih rendah apabila apabila dibandingkan dengan negara-nagara lain, dll
Bukan Sekedar Masalah Teknis, Namun Masalah Paradigma dan Kebijakan Paradigma Pendidikan salah (Sekuler & Kapitalistik) Kelemahan pd unsur pendidikan: Kurikulum, Guru/Dosen, Proses Belajar-Mengajar, Lingkungan sekolah/kampus Beban Kontraproduktif antara sekolah dengan keluarga & masyarakat Problem FAKTUAL Kurikulum Paradigmatik Guru/Dosen yg kafa’ah, amanah & qudwah hasanah Proses Belajar Mengajar yang Islami Lingkungan (budaya) sekolah/kampus yang Islami Minimasi pengaruh negatif pada keluarga dan lingkungan masyarakat SOLUSI Ideal Kurikulum Paradigmatik Sistem Pengajaran Islami Sarana Prasarana Memadai Guru/Dosen Profesional Budaya Sekolah/Kampus Islami Bukan Sekedar Masalah Teknis, Namun Masalah Paradigma dan Kebijakan
Pendidikan Adalah Tanggung Jawab Negara Pandangan Islam: Pendidikan Adalah Tanggung Jawab Negara الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ Imam (Khalifah) laksana penggembala dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR. Al-Bukhari, no. 844) SISTEM EKONOMI POLITIK DANA KEBIJAKAN KESEHATAN PENDIDIKAN KEAMANAN INFRASTRUKTUR
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Kurikulum pendidikan, mata pelajaran, & metodologi pendidikan disusun berdasarkan pada Aqidah Islam. Strategi pendidikan: membentuk pola pikir (‘aqliyyah) dan pola sikap (nafsiyyah) Islami. Seluruh mata pelajaran disusun berdasarkan strategi itu. Tujuan pendidikan: (1) membentuk kepribadian Islam; (2) membekalinya dgn berbagai ilmu & pengetahuan yg berhubungan dengan kehidupan. Metode penyampaian pelajaran dirancang untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Waktu pelajaran ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab yg diberikan setiap minggu harus disesuaikan dengan waktu pelajaran untuk ilmu-ilmu lain, baik dari segi jumlah maupun waktu. Ilmu-ilmu terapan (misal matematika, fisika) harus dipisahkan dgn ilmu-ilmu tsaqofah. Ilmu-ilmu terapan diajarkan menurut kebutuhan & tidak terikat dgn jenjang pendidikan tertentu. Ilmu-ilmu tsaqofah diberikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas sesuai dengan rencana pendidikan yg tidak bertentangan dgn konsep & hukum Islam.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Ditingkat perguruan tinggi ilmu-ilmu tsaqofah boleh diajarkan secara utuh seperti halnya ilmu pengetahuan yg lain, dgn syarat tidak mengakibatkan adanya penyimpangan dari strategi & tujuan pendidikan. Tsaqofah Islam diajarkan disemua tingkat pendidikan. Untuk perguruan tinggi diadakan/dibuka berbagai jurusan dlm berbagai cabang ilmu ke-Islaman, disamping diadakan jurusan lainnya seperti kedokteran, teknik, ilmu pengetahuan alam dsb.
Pembentukan Syakhsiyyah Islamiyyah Ilmu Kehidupan (Iptek dan Keahlian) Tsaqofah Islamiyyah STRUKTUR KURIKULUM Ilmu Kehidupan (Iptek dan Keahlian)
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Ilmu kesenian dan keterampilan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan, seperti perdagangan, pelayaran dan pertanian yg boleh dipelajari tanpa terikat batasan atau syarat tertentu; dan dapat juga digolongkan sebagai suatu kebudayaan (tsaqafah) apabila telah dipengaruhi oleh pandangan hidup tertentu, seperti seni lukis dan pahat yg tidak boleh dipelajari apabila bertentangan dengan pandangan Islam.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Kurikulum pendidikan hanya satu. Tidak boleh digunakan kurikulum selain kurikulum negara. Tidak ada larangan untuk mendirikan sekolah-sekolah swasta selama mengikuti kurikulum negara dan berdiri berdasarkan strategi pendidikan yg di dalamnya terealisasi politik dan tujuan pendidikan. Hanya saja pendidikan di sekolah itu tidak boleh bercampur baur antara laki-laki dengan perempuan baik di kalangan murid maupun guru. Juga tidak boleh dikhususkan untuk kelompok, agama, mazhab, ras atau warna kulit tertentu.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Pengajaran hal-hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya merupakan kewajiban negara yang harus terpenuhi bagi setiap individu, baik laki-laki maupun wanita pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Negara wajib menyediakannya untuk seluruh warga dengan cuma-cuma. Dan kesempatan pendidikan tinggi secara cuma-cuma dibuka seluas mungkin dengan fasilitas sebaik mungkin.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Negara menyediakan perpustakaan, laboratorium dan sarana ilmu pengetahuan lainnya, disamping gedung-gedung sekolah, universitas untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin melanjutkan penelitian dalam berbagai cabang pengetahuan, seperti fiqh, ushul fiqh, hadits dan tafsir, termasuk di bidang ilmu murni, kedokteran, teknik, kimia, penemuan-penemuan baru (discovery and invention) sehingga lahir di tengah-tengah umat sekelompok besar mujtahidin dan para penemu.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Tidak dibolehkan hak milik dalam mengarang buku-buku pendidikan untuk semua tingkatan. Tidak dibolehkan seseorang -baik itu pengarang maupun bukan- memiliki hak cetak dan terbit, selama sebuah buku telah dicetak dan diterbitkan. Jika masih berbentuk pemikiran yang dimiliki seseorang dan belum dicetak atau beredar, maka ia boleh mengambil imbalan karena memberikan jasa pada masyarakat, seperti halnya mendapatkan gaji dalam mengajar.
KEUNGGULAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM “Kegigihan dan kerja keras mereka (para Khalifah) menjadikan pendidikan menyebar luas, sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa yg menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yg paling maju peradabannya selama lima abad” (Will Durant, The Story of Civilization, XIII/151). “...Orang-orang Arab (muslim) telah mewariskan pengetahuan mengesankan di Eropa. Mereka telah menuliskan karyanya dilangit, sehingga setiap orang yg melihatnya akan tahu siapa yg memberi nama bintang-bintang di angkasa itu.” (John William Draper, A History Of The Intellectual Development Of Europe)
KEUNGGULAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Ibn Sina (Aveciena), ahli kedokteran meninggalkan karya sekitar 267 buku; Ibn Rusyd (Averous), seorang dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia meninggalkan karya sekitar 80 buku; az-Zahrawi , Karya terkenalnya at-Tashrif kumpulan praktik kedokteran, terdiri atas 30 jilid; az-Zarkalli, seorang ahli astronomi yg pertama kali mengenalkan astrolobe (sejenis navigasi pelayaran); al-Khawarizmi, ahli matematika, penemu angka nol, sekaligus pencipta salah satu cabang ilmu matematika, algoritma; Jabir Ibn Hayyan, ahli kimia meninggalkan karya sekitar 200 buku; al-Idrisi, pakar geografi, membuat bola dunia dari bahan perak seberat 400 kilogram untuk Raja Roger II dari Sicilia; Nashiruddin ath-Thusi, masternya ilmu astronomi dan perbintangan; Kemudian ada Ibnu al-Haytsam; master ilmu alam dan ilmu pasti. al-Kindi, Ia adalah master dalam ilmu fisika & filsafat. Ia mewariskan sekitar 256 judul buku hasil karyanya.
KEUNGGULAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Ribuan karya para ulama di bidang tsaqâfah Islam (bahasa Arab, ulumul Quran, ulumul hadis, tafsir, fikih, ushul fikih, dll) sudah tidak terhitung lagi secara pasti. Di kalangan Ahlus Sunnah saja, selain empat Imam Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali), kita mengenal as-Suyuthi, Ibn Taimiyah, al-Ghazali, dll. Imam al-Ghazali, misalnya, yang dijuluki ‘Hujjah al-Islâm’, menghasilkan lebih dari 100 judul buku dari berbagai disiplin ilmu. Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn hanyalah salah satu masterpiece-nya. Montgomery Watt: “Peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.” Jacques C. Reister: “Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatan, ilmu pengetahuan, dan peradabannya yang tinggi.”
KEUNGGULAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Masa Khilafah Islam Al-Katatib: Sebuah wadah keilmuan untuk mempelajari Al-Quran, menulis dan berhitung yang pada umumnya seorang pengajar betugas sebagai bertanggung jawab di dalamnya (untuk tiap kelas) Al kataatiib senantiasa ada sepanjang kehidupan daulah Islam baik di kota-kota, desa-desa, maupun perkampungan kecil. Halqat al-Masajid (Islamic Center): Para qaari (pembaca), para ahli fiqh, para ahli hadits melakukan halqah-halqah mereka di mesjid-mesjid jami’ yang besar. Mereka duduk di dalamnya untuk mempelajari atau memperhatikan dan para penuntut ilmu duduk di sekeliling mereka. Ilmu yang mereka tuntut adalah bidang fiqh, hadits, tafsir, dan bahasa.
KEUNGGULAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM Masa Khilafah Islam Madrasah (sekolah) dan Jaami’ah (universitas). Lembaga-lembaga semacam ini telah ada sejak abad 5 H yang pada saat itu menjadi sekolah-sekolah khusus untuk setiap ilmu seperti sekolah teknik di Damaskus. Begitu juga sekolah-sekolah kedokteran. Al Hakam bin Abdurrahman An Nashir telah mendirikan Universitas Cordova yang pada saat itu menampung kaum muslimin dan orang Barat. Pernah juga dibangun sekolah-sekolah reguler tingkat tinggi di berbagai tempat. Demikian juga, telah dibangun Universitas Mustanshiriyyah di Baghdad. Universitas-universitas ini telah mencetak para ilmuwan yang pengaruhnya mendunia hingga saat ini melalui berbagai temuan semisal Al Khawarizmi, Ibnu al Haitsam, Ibnu Sina, Jabir bin Hayyan, dan lain sebagainya.
KENDALA Belum diterapkannya sistem Islam secara menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat & bernegara Sistem pendidikan ini hanya dapat diterapkan oleh negara UPAYA Harus ditempuh aksi individual/kelompok yang dibenarkan oleh hukum syara dengan tidak melupakan agenda besar perjuangan menegakkan kehidupan Islam