PENGELOLAAN BALAI BENIH IKAN
PENDAHULUAN Faktor pendukung keberhasilan budidaya perairan, antara lain: Tersedia jenis ikan yang akan dibudidayakan Jumlahnya cukup Waktu sesuai dengan kebutuhan Permasalahan apabila secara alami, antara lain: Waktu tidak bisa ditentukan Jumlah tidak mencukupi Ukuran serta mutu benih tidak terjamin
PENDAHULUAN Perlunya BBI, dengan: Sapras memadai Teknologi yang maju Lokasi tepat
PEMILIHAN TEMPAT UNTUK BBI Mempunyai sumber air dan berkualitas baik Tanahnya mempunyai kadar nutrien yang cukup Kemiringan lahan optimal 2 – 7% Mempunyai sumber air cadangan Kualitas air (FKB) berada dalam batas tolerasnsi ikan yang dipelihara Aksesibilitas lancar
PEMILIHAN TEMPAT UNTUK BBI Berada pada sentra konsumen benih Kebuthan sapras tersedia dekat lokasi BBI Bebas pencemaran Dekat dengan sarana pendidikan Memungkinkan untuk pengembangan perikanan secara terpadu
KUALITAS TANAH UNTUK BBI Bbrp keuntungan kolam tanah dalam pemeliharaan benih ikan: Ketersedian pakan alami (kualitas dan kuantitas) memadai Penggunaan pakan benih tambahan tidak terlalu banyak Biaya investasi pembuatan kolam relatif lebih murah
KUALITAS TANAH UNTUK BBI Tanah dasar kolam dapat berpengaruh langsung terhadap: Proses mineralisasi bahan organik/pupuk anorganik Mudah mengikat dan melepaskan nutrien secara perlahan-lahan Jenis tanah yang memenuhi kriteria tsb adalah: Debu berliat Liat berlempung Lempung berdebu
KUALITAS TANAH UNTUK BBI Apabila tdk didapati kriteria tanah tersebut maka perlu dilakukan upaya berupa: Tanah perlu dilapisi semen, aspal or plastik untuk mengatasi porositas tanah Penggunaan pupuk kandang dan kapur dosis tinggi Pupuk anorganik juga perlu dipertimbangkan
KUALITAS TANAH UNTUK BBI Cara penentuan tanah untuk membangun BBI, antara lain: Buat lobang seukuran 1 x 1 M dg ke dalaman sampai 2,5 M Buat gambar profil lapisan tanah Contoh tanah diambil dari setiap lapisan (mulai dari top soil) dan setiap 25 Cm sampai kedalaman 2,5 M Selanjutnya sampel tanah tersebut dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan biologis
KUALITAS TANAH UNTUK BBI Kriteria tanah yang baik untuk BBI, antara lain: Kemiringan tanah berkisara antara 2 – 7% Sampai kedalaman 2,5 M tanah tidak berbatu-batu Kondisi pisik tanah: 90% berupa tanah dan tidak lebih dari 10% berupa kadar batu Permukaan air tanah tidak terlalu dalam
KUALITAS TANAH UNTUK BBI Kriteria tanah yang baik untuk BBI, antara lain: Kondisi jenis tanah adalah sebagai berikut: pH tanah > 5 Total Nitrogen > 0,1% Total Phospat > 0,1% Total Carbon > 1%
KUALITAS AIR Sumber air BBI dapat berasal dari: Irigasi Danau Reservoir atau Sumur Air yang ideal adalah: Nilai secara phisik, kimia dan biologis masih berada pada batas toleransi ikan yang dipelihara
KUALITAS AIR Hal yang sangat penting tentang KUA DO sebaiknya lebih dari 70% dari saturasi (untuk daerah tropis berkisar antara 6 – 9 ppm) pH air optimal 6,5 – 7,5 Suhu tidak berfluktuasi terlalu tinggi dan mendadak (daerah tropis 25 – 28 derajat Celcius)
KUALITAS AIR Hal yang sangat penting tentang KUA Kekeruhan air rendah (kurang dari 100 JTU) Kecerahan air lebih besar dari 10% penetrasi cahaya sanpai ke dasar Air tidak mengandung bahan beracun (baik dari limbah rumah tangga atau industri) Kriteria bahan tercemar yang masih ditolerir oleh ikan antara lain: NH3 < 1,5 ppm H2S < 1 ppm Logam berat < 0,02 ppm Nitrit < 1 ppm
KUALITAS AIR Untuk kelancaran benih ikan, maka: Dibutuhkan debit air antara 10 – 15 l/ha secara terus menerus
KOMPONEN BBI Komponen pokok untuk operasional suatu BBI antara lain: Sejumlah kolam induk ikan dan untuk donor Sejumlah kolam untuk pendederan larva ikan Sejumlah kolam untuk pendederan benih ikan Sejumlah kolam untuk pembesaran calon induk maupun calon donor
KOMPONEN BBI Komponen pokok untuk operasional suatu BBI antara lain: Satu unit bangsal pembenihan (Hatchery) untuk kegiatan: Pemijahan Penetasan, dan Pemeliharaan benih ikan Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk operasional BBI
KOMPONEN BBI Komponen tambahan suatu BBI antara lain: Kantor dan laboratorium Gudang Perumahan staf Fasilitas untuk penelitian Fasilitas untuk pendidikan dan penerangan
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Komponen pokok hatchery antara lain: Ante tank (bak serba guna) Bak pemijahan Bak/corong penetasan Bak pemeliharaan larva ikan
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Anti tank (bak serbaguna) Merupakan bak serbaguna Untuk satu hatchery minimal mempuyai 2 anti tank Ukuran anti tank 200 – 450 M2, Kedalaman anti tank 1 – 1,5M atau disesuaikan dengan bangunan yang ada
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Bak pemijahan Menampung induk ikan setelah diinjeksi (hypophysasi) sampai terjadi pemijahan atau Sampai induk di stripping Harus mendapat suply air yang cukup dan jernih Air harus disaring Kandungan oksigennya > 70% saturasi
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Bak pemijahan Ketinggian air dalam bak harus mudah di atur Harus dilengkapi dengan pipa penghubung ke bak penetasan Di dinding bak dipasang pengait untuk memasang happa jika dibutuhkan
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Bak pemijahan Beberapa contoh ukuran bak pemijahan 2,5x1,5x1M=cc..4-6 psg induk 4x2x1M= cc..8-10 psg induk 7,5x2,5x1M= cc..>10 psg induk
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Bak sirkular (bak berbentuk lingkaran) Kelebihan dari bak sirkuler, a.l: Aliran air terus menerus (DO tinggi) Pintu pemasukan dan pengeluaran dapat berfungsi dg baik karena adanya aliran air Tidak ada daerah yang stagnant
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Bak sirkular (bak berbentuk lingkaran) kekurangan dari bak sirkular, a.l: Membutuhkan debit air yang besar Sulit mengontrol telur ikan yg dibuahi apabila bak terlalu besar Investasi besar dan tidak dapat dipindah2
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Bak sirkular (bak berbentuk lingkaran) Ukuran bak sirkuler secara umum Diameter 2M Kedalaman 1M Volume air, l.k.1800 ltr Debit air 6 – 8 l/dtk
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Incubator (penetasan) Untuk menetaskan telur yang sudah dibuahi Bahan incubator dapat terbuat dari: Plastik Fiberglass Glass Kain nilon Polichytelin, dsb.
KOMPONEN POKOK BBI (HATCHERY) Incubator (penetasan) Pemasukan air bisa dari bagian bwh atau atas tabung Bentuk dan ukuran tergantung keperluan Volume biasanya 1 – 200 ltr Suhu air inkubator sebaiknya 27 – 28 oC DO 7 – 9 ppm
PERBANDINGAN BEBERAPA JENIS INCUBATOR No Jenis Incubator Kelebihan Kekurangan 1. Hapa yg ditmptkan di air kolam - Cocok untuk mnetaskan dalam jlh kecil - Kualitas air harus selalu dikontrol - Pemisahan cangkang telor dg larva mudah - Sering dirusak oleh ikan dari luar - Dinding hapa sering dilapisi kotoran 2. Corong penetasan dg aliran air - Cocok untuk penetasan skala lebih kecil - Ukuran corong terbatas - Kualitas air mudah dikontrol - perkembngan/penetasan telur ssh dilihat - Cangkang telur tercampur dengan larva
PERBANDINGAN BEBERAPA JENIS INCUBATOR No Jenis Incubator Kelebihan Kekurangan 3. Tabung penetasan dg aliran air dari bawah - Volume dapat dibuat sesuai kebutuhan - Perlu perhatian penuh - Telur dan larva mudah diamati dari luar - Jika terbuat dari glass mudah pecah - Tidak membutuhkan banyak air - Perlu sering dibersihkan agar mudah mengamati telur dan larva - Disain sederhana dan tidak mahal - Kualitas air dapat dikontrol 4. Tabung penetasan dg aliran air dari atas sda
PERBANDINGAN BEBERAPA JENIS INCUBATOR No Jenis Incubator Kelebihan Kekurangan 5. Bak sirkuler dari semen - Dpt digunakan utk skala besar - Perlu debit air besar - Kdr O2 merata di sluruh kolom air - Penetasan telur tdk dpt diawasi dg seksama - Memberi kondisi alami bagi ikan-ikan sungai - Pemisahan cangkang telur kurang sempurna - Kualitas air dpt dikontrol - Mahal dan tidak portable - Dpt dilengkapi dg sistem aerasi - Mudah dioperasionalkan - Dapat berfungsi ganda
PERBANDINGAN BEBERAPA JENIS INCUBATOR No Jenis Incubator Kelebihan Kekurangan 6. Bak semen persegi dengan aliran air - Dpt digunakan utk skala besar - Perlu debit air besar - Memberi kondisi alami bagi ikan-ikan sungai - Perkembangan telur dan larva tdk dpt di monitor - Dpt dilengkapi dg sistem aerasi - Pemisahan cangkang telur dan larva sukar - Relatif lebih murah dari bak sirkuler - Tidak portable - Distribusi O2 tidak merata 7. Bak dari polyethylen - Mudah dan portabel sda
BAK PEMELIHARAAN LARVA IKAN Tujuannya untuk memperkecil mortalitas larva Ini merupakan fase yang paling kritis Tempat pemeliharaan larva yg sederhana adalah hapa Kalau di hatchery biasanya terbuat dari semen atau fiber Bentuk bak bervariasi, a.l: Sirkuler Perssegi, dll terhantung keperluan
BAK PEMELIHARAAN LARVA IKAN Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm penggunaan bak di hatchery, a.l: Sebelum air dimasukan k dlm ante tank air kolam terlebih dahulu di treatment dg antiseptik (pk, MB, dsb) Bak induk perlu ditutup dg jaring Suplay air untuk bak sirkuler adalah air yg KUA layak (suhu 25 – 27 oC; DO 70% saturasi)
BAK PEMELIHARAAN LARVA IKAN Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm penggunaan bak di hatchery, a.l: Ketinggian air dpt diatur dg pipa pembuangan Debit air 25-35 ltr/mnt Pintu air bak pemijahan or penetasan perlu dilengkapi dg saringan Setelah dipergunakan semua alat2 dibersihkan dan di treatment dg antiseptik
PEMELIHARAAN INDUK IKAN Kriteria induk yang baik untuk pembenihan, a.l: Perkembangan gonad sempurna Respon positif terhaddap injeksi hormon Ovulasi berjalan dengan baik Vitabilitas telur yang dihasilkan cukup tinggi (penetasan sempurna dan larva yang dihasilkan banyak)
PEMELIHARAAN INDUK IKAN Kolam induk ikan dapat terbuat dari: Kolam tanah Kolam permanen (semen) Luas kolam 0.1 – 2 Ha Lebar kolamsebaiknya tidak lebih dari 25 M Ke dalaman air kolam berkisar 1 – 2.5 M Suplai air kolam harus cukup (25 – 28 oC)
PEMELIHARAAN INDUK IKAN Sumber induk ikan, a.l: Dapat diperoleh dari alam Hasil seleksi dari ikan yang dipelihara Kriteria calon induk ikan yg diseleksi: Bentuk badan normal Sisik rapi Pertumbuhannya optimal
PEMELIHARAAN INDUK IKAN Pemeliharaan Indukan Dapat dicampur dg spesies lain asal tdk sama tingkah lakunya Contoh prosentase pemeliharaan campuran: Zooplankton feeder 24%, phytoplankton feeder 24%, detritus feeder 12%, bottom colum feeder 20% dan macrovegetatif feeder 20% Pemeliharaan induk jantan dan betina dipisah Pakan induk ikan harus cukup dan sesuai kandungan nutrisinya