dr Tonny Ertiatno, SpOG(K) Endometriosis dr Tonny Ertiatno, SpOG(K)
Endometriosis Definisi Adanya stroma dan kelenjar-kelenjar endometrium di luar rongga endometrium. Dimana implantasi abnormal nya paling sering terjadi pada permukaan peritoneum dan organ-organ pelvik namun dapat juga muncul ditempat-tempat yang lebih jauh dalam tubuh.
Aktivitas hormonal endometrium ektopik dapat menyebabkan inflamasi dan parut timbul nyeri dan Infertilitas
Top photo shows endometriosis of the ovary and peritoneum Bottom picture shows endometriosis on pelvic side wall (to the left of the probe)
Patogenesa Pada dasar nya masih blm diketahui secara pasti, Namun hipotesis dari John Sampson tahun 1921 Mestruasi Retrograde yang menyebabkan tertanam nya jaringan endometriotik diluar cavum uterus masih dapat diterima dengan segala perdebatannya
Menurut teori ini , jaringan endometrium pada darah haid berbalik melalui tuba dan melekat pada rongga peritoneum membentuk vaskularisasi dan menginvasi struktur disekitarnya Jaringan ini juga diinfiltrasi oleh saraf sensorik,simpatik, dan parasimpatik serta menyebabkan proses peradangan pada daerah tersebut dan menginduksi rangsang nyeri
Mekanisme timbul nya Infertilitas akibat endometriosis amat bervariasi dan masih banyak diperdebatkan. Namun demikian berbagai teori yang dapat menjelaskan hal ini antara lain: Abnormalitas Folikulogenesis Peningkatan stres oksidatif Perubahan fungsi imun
Perubahan lingkungan hormonal didalam folikel dan di peritoneum Penurunan reseptivitas endometrium Penurunan fungsi fimbrae dan tuba Keseluruhan perubahan ini akan menyebabkan penurunan kualitas oosit, terganggunya proses fertilitas dan implantasi
Pembagian Endometriosis Menurut para ahli Endometrios dibagi menjadi 3 jenis: Endometriosis permukaan (Endometriosis peritoneal) Endometrioma ovarii Endometriosis lesi dalam (deep Endometriosis)
Selain 3 jenis Endometriosis diatas, Adenomiosis dan Endometriosis di luar panggul juga termasuk dalam kelompok endometriosis Endometriosis peritoneal ini dapat mengenai organ lain seperti usus, ovarium, omentum dan diagframa
Endometriosis permukaan: Tampil dalam berbagai bentuk dan warna serta sangat berhubungan dengan proses perjalanan penyakit. Fase akut: Lesi endometriosis akan berwarna kemerahan, ditemukan darah, sesuai dengann peradangan akut pada lapisan peritoneum
Fase Akhir : Akan tampak jaringan fibrosis berwarna putih sebagai bentuk akhir jaringan endometriosis yang telah sembuh
2. Kista Endometriosis ( Endometriosis yang terdapat pada Ovarium ) isi kista berwarna coklat terdiri atas darah yang terperangkap dalam kapsul kista Kapsul kista inilah yang merupakan lesi endometriosis yang sebenarnya dan menghasilkan darah akibat aktif nya sel endometrium sesuai siklus haid wanita tersebut
3. Lesi Endometriosis dalam Lesi Endometrium yang menginfiltrasi jaringan peritoneum hingga lebih dari kedalaman 5 mm atau lesi yang melibatkan organ-organ retroperitoneum.Umum nya lesi ini berisi jaringan fibrotik padat dengan struktur sel keelenjar dan dan stroma endometrium didalamnya
Selain jaringan fibrotik kerap kali disertai jaringan otot polos disekitarnya Daerah yang sering didapati lesi ini adalah di serosa-muskularis rectum dan colon sigmoid, culdesac, mucosa vagina, ligamentum sacrouterina, hingga septum rektovaginal
Diagnosis Anamnesis: Nyeri Haid (dysmenore) bisa juga nyeri yang timbul diluar siklus haid seperti dyspareunia, nyeri saat BAK, Nyeri saat BAB Keluhan lain yang tidak terkait dengan Nyeri seperti Migrain, Fibromyalgia, dan kelelahan kronik Infertilitas ( pasien Infertilitas dengan keluhan dysmenorea 80-90% menderita endometriosis)
Diagnosa Pemeriksan Fisik: inspekulo sering tidak menemukan gambaran yang patologis Pada pemeriksaan fisik Bimanual bila ditemukan masa kistik dapat diduga suatu endometrioma
Pemeriksaan USG dan MRI Pemeriksaan transvaginal merupakan pilihan utama , dimana ditemukan gambaran dinding kista yang bulat dan tebal disertai gambaran hipoekoik didalamnya (gambaran Groud glass) Pemeriksaan MRI diperlukan khusus untuk menegakan Deep Pelvic Endometriosis, namun terapi pada Endometriosis jenis ini kurang maksimal dikarenakan adanya perlekatan post op
Biomarker Ca-125 (35 IU/ml) Menurut Szubert dkk: batas yang dipakai: 11 IU/ ml Menurut Cheng,dkk: batas yang dipakai : 65 IU/ml untuk penapisan endometriosis dengan perlekatan yang luas
Dengan adanya kontroversi diantara peneliti mengenai manfaat pemeriksaan Ca-125 , membuat Ca-125 kurang spesifik. Pemeriksaan Ca-125 didapatkan juga pada proses penyakit pelvik(neoplasia, ovarium, mioma uterus, dan radang penyakit panggul)
Penatalaksanaan Tatalaksana pasien endometriosis sangat individual Tujuan utama: menghilangkan keluhan (terutama nyeri) Mempertahankan / meningkatkan fungsi fertilitas Mencegah kekambuhan penyakit
Pemilihan terapi pada endometriosis mempertimbangkan hal-hal berikut: Umur px Keluhan px Adanya infertilitas/tidak Lama infertilitas Jenis endometriosis
Terapi Tx endometriosis terbagi 2 jenis : medikamentosa dan pembedahan
Medikamentosa Tujuan terapi: untuk menghentikan pertumbuhan dan aktivitas lesi endometriosis obat konvensional yang dipakai: Pil kontrasepsi kombinasi Progestogen Derivat androgen GnRH agonist
Terapi Medikamentosa terbaru Endometriosis Modalitas terapi terbaru Endometriosis Aromatase inhibitor GnRH antagonist Levonorgestrel –releasing intrauterine system(jenis AKDR)
Macam-macam terapi pembedahan Kistektomi Fenestrsi Koagulasi bipolar atau Fenestrasi dan vaporasi laser dari dinding kista Pemilihan tehnik operasi umumnya dievaluasi berdasarkan dampak operasi terhadap cadangan ovarium dan tingkat rekurensinya
Rekurensi harus menjadi pertimbangan utama, mengingat angka rekurensi endometriosis sangat tinggi hingga 23,6% setelah 4 tahun pasca operasi Rekurensi ini tidak dpt dicegah kecuali dengan oovorektomi bilateral
Terima kasih