TONSILITIS Oleh: dr. Irma Susanti
Anatomi & Fisiologi Tonsil Orofaring terdapat cincin jaringan limfoid yang sirkumferensial disebut cincin Waldeyer Termasuk didalamnya: Adenoid (tonsila faringeal) Tonsila palatina atau fausial Tonsila lingual Folikel limfoid pada dinding posterior faring
Aktivitas imunologi terbesar tonsil ditemukan pada usia 3 – 10 tahun Tonsil dan adenoid merupakan bagian terpenting dalam cincin waldeyer, berperan dalam reaksi imunologi tubuh dalam beberapa tahun pertama kehidupan Aktivitas imunologi terbesar tonsil ditemukan pada usia 3 – 10 tahun Tonsil mempunyai dua fungsi utama yaitu: Menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif Sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik
Lokasi tonsil sangat memungkinkan terpapar benda asing dan patogen, sehingga bertindak seperti filter untuk menangkap bakteri dan virus yang masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus Tonsil menstimulasi sistem imun untuk memproduksi antibodi untuk membantu melawan infeksi, dengan melakukan diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah tersensitisasi
Tonsil Faringeal (Adenoid) Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid Adenoid tidak mempunyai kriptus Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, dan meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak Adenoid akan mencapai ukuran maksimal pada usia 3 -7 tahun kemudian akan mengalami regresi
Tonsil palatina adalah massa jaringan limfoid Terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring Dibatasi oleh: Lateral muskulus konstriktor faring superior Anterior muskulus palatoglosus Posterior muskulus palatofaringeus Superior palatum mole Inferior tonsil lingual
Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2 - 5 cm Mempunyai 10 - 30 kriptus Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi kripti tonsila Banyak terdapat limfanodulus di bawah jaringan ikat dan tersebar sepanjang kriptus
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri karotis eksterna, yaitu: Kutub bawah tonsil bagian anterior di perdarahi oleh arteri lingualis dorsal Kutub bawah tonsil bagian posterior diperdarahi oleh arteri palatina asenden Diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh arteri tonsilaris
Kutub atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina desenden Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda (deep jugular node) bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus, selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada
Persarafan tonsil bagian berasal dari cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine nerves
Tonsil Lingual Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata pada lidah
Imunologi Tonsil Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit Pembentuk limfosit tonislar adalah: Kira-kira 50 – 60% terdiri dari limfosit B Kira-kira 40% terdiri dari limfosit T Kkira-kira 3% adalah sel plasma yang matang Limfosit B berproliferasi di pusat germinal
Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar Sel limfoid yang immunoreaktif pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu: Epitel sel retikular Area ekstrafolikular Mantle zone pada folikel limfoid Pusat germinal pada folikel ilmfoid
Mengenal Tonsilitis
Definisi Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur. Tonsil palatina merupakan jaringan limfoepitel yang berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh terutama terhadap protein asing yang masuk ke saluran makanan atau masuk ke saluran nafas (virus, bakteri, dan antigen makanan).
Mekanisme pertahanan dapat bersifat spesifik atau non spesifik. Saat patogen menembus lapisan epitel maka sel-sel fagositik mononuklear pertama-tama akan mengenal dan mengeliminasi antigen. Bila tonsilitis akut sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai, maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik.
Tonsilitis Kronis disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis Akut yang mengakibatkan kerusakan yang permanen pada tonsil. Organisme patogen dapat menetap untuk sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan mengakibatkan gejala-gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan.
Pada hasil pemeriksaan Tonsilitis Kronis, tonsil dapat terlihat normal, namun ada tanda-tanda spesifik, yaitu: Plika anterior yang hiperemis Pembesaran kelenjar limfe, dan Bertambahnya jumlah kripta pada tonsil
Faktor-faktor berikut ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis adalah rangsangan, seperti: Rokok Makanan tertentu Cuaca Pengobatan tonsilitis yang tidak memadai, dan Higiene rongga mulut yang kurang baik. Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang).
Epidemologi Epidemiologi penyakit Tonsilitis Kronis sering terjadi pada: Usia 5 - 10 tahun Dewasa muda usia 15 - 25 tahun
Etiologi Jenis bakteri & virus penyebab tonsilitis adalah: Streptokokus beta hemolitikus grup A Streptokokus pyogenes Adenovirus Epstein Barr Virus Herpes Staphilokokus aureus E. coli Klebsiela
Proses imunologi secara seluler maupun kimiawi Patogenesis Kuman Droplet Makan Tonsil Proses imunologi secara seluler maupun kimiawi
Tonsil membentuk jaringan parut & kripta melebar Serangan berulang Kuman berkumpul Tonsil membentuk jaringan parut & kripta melebar Daya tahan tubuh menurun Kuman dormain di tonsil
Gejala klinis Penderita biasanya mengeluh sakit menelan, bau mulut (halitosis), lesu pada seluruh tubuh, dan nyeri sendi Kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N. IX Suhu tubuh sering mencapai 40◦C, terutama pada anak Hasil pemeriksaan akan tampak: Tonsil membengkak Hiperemis (merah) Detritus berupa folikel atau membran
Hasil laboraorium darah menunjukkan leukositosis Pada tonsilitis kronik hipertrofi, akan tampak: Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kripta lebar berisi detritus Kadang disertai sakit kepala dan muntah Pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan tonsil & gradenya: Definisi T1 Batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula T2 Batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ jarak pilar anterior-uvula T3 Batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterior-uvula T4 Batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih
Tatalaksana Medikamentosa Antibiotik diberikan jika penyebabnya bakteri Antipiretik jika suhu tubuh tinggi Antiradang Non medikamentosa Dianjurkan untuk banyak minum dan makan makanan lunak Memberi nasehat agar menjauhi rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut
Pembedahan atau Tonsilektomi Indikasi absolut: Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardio-pulmoner Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi (keganasan).
Indikasi Relatif: Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat Halitosis akibat Tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik β-laktamase resisten
Kontraindikasi: Gangguan perdarahan Resiko anestesi yang besar Anemia Infeksi akut yang berat Usia di bawah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnya tidak mempunyai pengalaman khusus terhadap bayi Celah pada palatum (palatoskisis)
Komplikasi Abses peritonsil Abses parafaring Abses intratonsilar Kista tonsilar Fokal infeksi dari demam rematik Fokal infeksi dari glomerulonefritis
Segera rujuk jika terjadi : Tonsilitis bakteri rekuren (> 4x/ tahun) Komplikasi tonsilitis akut: abses peritonsiler, septikemia yang berasal dari tonsil Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil seperti, apneu saat tidur, gangguan oklusi gigi, dll Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
TERIMA KASIH