Abortus Habitualis Reccurent Miscarriage Dr. Tonny Ertiatno, SpOG(K) Keguguran Berulang Abortus Habitualis Reccurent Miscarriage Dr. Tonny Ertiatno, SpOG(K)
Definisi Keguguran berulang (recurrent miscarriage) adalah kejadian keguguran yang terjadi paling tidak sebanyak 2x atau lebih berturut-turut pada usia kehamilan <20 minggu dengan berat janin <500 g
Klasifikasi Keguguran Preembrionik dan Embrionik Keguguran yang terjadi pada usia kehamilan <8 minggu dimana aktivitas jantung janin belum teridentifikasi Keguguran Janin Terjadi kematian janin pada usia kehamilan 8-20 minggu dimana aktivitas denyut jantung janin tidak teridentifikasi Keguguran Trimester 2 Keguguran terjadi pada usia kehamilan antara 12-20 minggu namun ditandai dengan janin yang masih hidup, dilatasi servik dan ketuban pecah
Etiology Kelainan Kromosom Orang tua : Translokasi resipokal, Translokasi Robetsonian, Inversi, Aneuploidi kromosom sex dan Supernumary chromosome Janin : Turner Syndrome, Trisomi 13,14,15,16,21(Down Syndrome) ,22 dan Monosomi kromosom X
Sindroma Antibodi Antifosfolipid Kumpulan gejala berupa trombosis yang menyebabkan komplikasi dalam kehamilan Komplikasi berupa Preeclampsia berat,Eclampsia dan insufisiensi plasenta Ditandai dengan : Peningkatan titer Antibodi Anticaridiolipin (IgG/IgM) > 40 MPL/GPL atau peningkatan >3x nilai kontrol yang menetap selama 12 minggu Peningkatan Anti β glikoprotein (IgG/IgM) berasal dari serum >3x nilai kontrol yang menetap selama 12 minggu Peningkatan Lupus Anticoagulan (LA)
PCOS (Policystic Ovarium Syndrome) Gejala : Hiperandrogen,hirsutisme,obesitas,hiperinsulin,siklus anovulasi Gambaran USG Volume ovarium >9ml >10 folikel dengan diameter 2-8mm Peningkatan densitas struma Terjadinya keguguran banyak kaitannya dengan resistensi insulin dan H
Faktor Infeksi Lysteria Monocytogenes, Mycoplasma Hominis, Ureaplasma Urealyticum, Toxoplasma Gondii ,Virus herpes simplex, cytomegalovirus, rubella Terjadi metabolisme toksik,endotoksin,eksotosin atau sitokin yang berdampak pada janin Menyebabkan kematian janin dan cacat janin Infeksi plasenta menyebabkan insufisiensi placenta Infeksi kronik pada endometrium yang menganggu proses implantasi Amnionitis Memacu perubahan genetik dan anatomik embrio
Trombofilia Terjadi trombosis aliran darah karena gangguan pembekuan darah : Activated Protein C Resistance (APCR) Protein S deficiency Protein C deficiency Prothrombin mutation Antithrombin III deficiency Hiperkoagulasi yang terjadi mengakibatkan terjadinya insufisiensi aliran darah menuju plasenta yang berakhir dengan kematian janin Evaluasi Pemeriksaan : Prothrombin Time (PT), Activated Partial Trombhin Time (aPTT), Fibrinogen, D-dimer dan Agregasi Trombosit
Reaksi aloimun maternal pada janin Sistem imun ibu menolak janin karena dianggap benda asing. Terjadi karena kegagalan placenta menghasilkan Th2 yang dapat menghambat Th1 yang mengadakan reaksi antigen-antibodi dari janin yang didapat dari ayah Insufiensi estrogen saat kehamilan,estrogen berfungsi sebagai imunosupresif Th1
Mioma uteri dan endometriosis Defek anatomik uterus Diketahui sebagai penyebab komplikasi obstetrik. Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200 sampai 1/600 perempuan dengan riwayat abortus, dimana ditemukan anomaly uterus pada 27% pasien. Penyebab terbanyak abortus karena kelainan anatomik uterus adalah septum uterus (40 - 80%), kemudian uterus bikornis atau uterus didelfis atau unikornis (10 - 30%). Mioma uteri dan endometriosis
Terjadinya anomali arteria uterina Hal ini akan mengganggu peredaran darah ke daerah inplantasi buah kehamilan sehingga mudah abortus. Patogenesis yang sama bila terjadi gangguan anatomis yang didapat seperti pada keadaan leiomioma terutama yang submukosa dan endometriosis. Pada endometriosis selain faktor anatomis juga terjadi faktor immunologi.
Inkompentensia servik Hiperprolaktin Hipotiroid Penelitian menunjukan bahwa 2% dari pasien keguguran mengalami hipotiroid Diabete Melitus Wanita hamil dengan HbA1c yang tinggi meningkatkan resiko abortus dan malformasi dari janin Defek fase luteal Diisebabkan oleh sekresi progesteron dari corpus luteum yang tidak memadai , dan menyebabkan endomentrium belum siap untuk menerima implantasi dan atau ketidak mampuan untuk mempertahankan kehamilan ada Inkompentensia servik Hiperprolaktin
Manajemen Pengelolahan Melakukan anamnesa untuk mencari faktor-faktor penyebab keguguran berulang : Riwayat penyakit terdahulu : Kapan abortus terjadi. Apakah pada trimester pertama atau pada trimester berikutnya adakah penyebab mekanis yang menonjol. Mencari kemungkinan adanya toksin, lingkungan dan pecandu obat (naza). Infeksi ginekologi dan obstetri. Gambaran asosiasi terjadinya “antiphospholipid syndrome ( thrombosis, autoimmune phenomena, false-positive tests untuk syphilis) Faktor genitika antara suami istri ( consanguinity ). Riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya abortus berulang dan sindroma yang berkaitan dengan kejadian abortus ataupun partus prematurus yang kemudian meninggal. Pemeriksaan diagnostik yang terkait dan pengobatan yang pernah didapat.
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik secara umum Pemeriksaan ginekologi Pemeriksaan laboratorium Screning kariotyping kromosom orang tua Histerosangografi diikuti dengan histeroscopi atau laparoskopi bila ada indikasi Biopsi endometrium pada fase luteal Pemeriksaan hormon TSH dan antibodi anti tiroid Antibodi antiphospholipid ( cardiolphin, phosphatidylserine ) Lukpus antilogulan ( “a partial thromboplastin time or Russell Viper Venom “ ) Pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit Kultur cairan serviks ( mycoplasma, ureaplasma,chlamdia) bila diperlukan.
Penanganan Kelainan Kromoson :Konseling dan Skrining pranatal Kelainan Metabolik : Kontrol gula darah (metformin), agonis dopamin (hiperprolaktin) Hiperkoagulasi : Antikoagulan dan Anti agregasi Infeksi : Antibiotika Kelainan Uterus : Pembedahan Kelainan Servik : Sirklase
Thank YOU