Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
Advertisements

Metode Berpikir Ilmiah
METODE ILMIAH MKF 304 SKS:2-0
FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
Filsafat Ilmu (Manajemen)
Topik 12 HUBUNGAN DALAM INDUKSI
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
PENALARAN DAN DEFINISI Disusun oleh : YUNI DESITA ( )
Metodologi Penelitian
Induksi Ati Harmoni
Tutik Juniastuti Yeni Dhamayanti Yunita Nita Yuyun Yueniwati PW
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)
ILMU DAN PENELITIAN Sub Pembahasan : 1) Ilmu dan Penalaran 2) Penelitian ilmiah 3) Proposisi dan Teori Dalam Penelitian 4) Metode Penelitian …next.
Metodologi Penelitian
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
Bahasa Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
Mengembangkan Pengetahuan
PENGETAHUAN Knowledge
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
SARANA BERPIKIR ILMIAH
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN.
METODA ILMIAH  PENELITIAN
METODE PENELITIAN Oleh: Dr. Teguh Husodo, M.Si.
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Penalaran Deduktif (Bella: Slide )
Kasus kebahasaan KULIAH KITA KALI INI TIDAK BERANGKAT DARI NOL KARENA SEMUA MATERI SUDAH PERNAH SAYA SAMPAIKAN PADA SEMESTER GASAL YANG LALU.
RASIONALISME SUMBER PENGETAHUAN YANG DAPAT DIPERCAYA ADALAH AKAL (RASIO) PENGALAMAN (EMPIRI) BERFUNGSI MENEGUHKAN PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH OLEH AKAL.
KONSEP PEMIKIRAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Hj. Noneng Masitoh, Ir. M.M Agi Rosyadi, S.E. M.M
Materi 12 Penalaran induktif.
Materi 11 Induksi.
KARYA TULIS ILMIAH Kelompok 5 Wulan Aprilia Utami
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Hubungan Etika dan Ilmu
LOGIKA.
METODE PENELITIAN KOMUNIKASI
PENELITIAN ILMIAH METODE PENELITIAN HUKUM FAKULTAS HUKUM
Penalaran Tujuan bab ini adalah agar para maha-siswa dapat bernalar dengan baik dalam penyusunan karya ilmiah yang ditulis. Penalaran yaitu proses berpikir.
Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang menjadi pembeda. Variabel penelitian  segala sesuatu yang.
METODOLOGI PENELITIAN
Leonardo W. Permana PEMIKIRAN DAN METODE ILMIAH.
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
GENERALISASI TEKNIK INDUKTIF: GENERALISASI ANALOGI HUBUNGAN KAUSALITAS
TUGAS FILSAFAT ILMU.
Sarana Berfikir ilmiah
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN.
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
Filsafat IPA Oleh Rika Arwanda
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN PERTEMUAN KE-1
BAB II PERKEMBANGAN ILMU
Hubungan dalam induksi
LOGO METODE PENULISAN ILMIAH RR.. cara orang mencari jawaban pemecahan masalah Pengalaman Keahlian Penalaran deduktif Penalaran Induktif.
UNSUR-UNSUR MEMBANGUN LOGIKA ILMIAH
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
Karina Jayanti,S.I.Kom.,M.Si
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS Dosen : Agus prayitno Bobot : 3 sks
PERSPEKTIF METODE PENELITIAN
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
Pengetahuan ≠ Ilmu.
METODE RISET (Research Method)
Metode Penelitian Sastra
TUGAS FILSAFAT ILMU 1 APA ILMU ITU? 2 Cabang-cabang Filsafat 3 Pokok Permasalahan yang dikaji Filasafat: 1.Apa yang disebut benar dan apa yang disebut.
Transcript presentasi:

Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M METODA DALAM MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah) Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M

Metoda Ilmiah Metoda Aksiomatis (Deduktif) Metoda Reduktif: Dari kuliah sebelumnya ..... Metoda Ilmiah Metoda Aksiomatis (Deduktif) Metoda Reduktif: - Metoda Reduktif - Induktif - Metoda Reduktif - Non Induktif Metoda Fenomenologis

Kata Metoda berasal dari Bahasa Yunani, Methodos (hodos = jalan, arah, cara; meta = menuju, melalui, sesudah). Metoda  cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. Metoda Ilmiah  proses/prosedur yang sistematis berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu disiplin ilmu. Metodologi  pengkajian mengenai metoda, bentuk atau aturan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan.

Penggolongan Metoda Ilmiah (Prof. Soejono Soemargono): Metoda Ilmiah yang bersifat umum, yang terdiri atas metoda analisis-sintesis dan metoda deduksi-induksi Metoda penyelidikan ilmiah, yang terdiri atas metoda daur atau metoda siklus empiris dan metoda vertikal atau metoda linear

Metoda daur atau metoda siklus empiris: suatu cara penanganan objek ilmiah yang bersifat empiris dan di tempat tertutup (mis: laboratorium, kebun percobaan, rumah kaca) Hipotesis diuji dengan eksperimen yang berulang-ulang sehingga berkembang menjadi kesimpulan, teori dan dalil. Metoda vertikal atau metoda linear: suatu cara penanganan objek ilmiah di alam bebas atau terbuka atau terhadap kelompok manusia tertentu (mis: penelitian sosial, ekonomi, politik, dll.). Kesimpulan ditarik berdasarkan pengelompokan data menurut pola atau bagan tertentu.

Metoda Berfikir (Ilmiah) yang lain: Metoda Tenasiti: mengajar orang agar bertahan pada apa yang diyakini, sehingga dia memperoleh ketenangan dan keamanan Metoda Otoritas: kebenaran datang dari institusi yang memiliki kewenangan atas suatu kelompok manusia. Metoda ini menghalangi munculnya kreativitas individu Metoda Apriori: setiap orang boleh menerima pandangan apapapun jika cocok dengan fikirannya tanpa perlu dibuktikan dengan fakta empiris

Abduksi Deduksi Induksi Penggolongan Metoda Ilmiah berdasarkan cara penarikan kesimpulan atas suatu peristiwa/fenomena: Abduksi Deduksi Induksi

Metoda Abduksi: Abduksi adalah metoda pembuktian berdasarkan silogisme. (hubungan antara dua pendapat / dalil). Sifat pembuktian pada Metoda Abduksi lebih lemah daripada Induksi dan Deduksi, karena (menurut Aristoteles) metoda ini mengacu kepada inferensi silogistik yang tidak berhasil membawa kepastian dikarenakan hubungan yang lemah antar term (pengertian), misalnya: pengertian pada premis mayor jelas sedangkan pengertian pada premis minornya tidak tidak.

Metoda Deduksi: Abduksi adalah metoda pembuktian yang berdasarkan pada penalaran atas premis umum ke umum, umum ke khusus atau khusus ke khusus. Contoh: - Semua manusia mati. - Adam adalah manusia. - Berarti: Adam mati. Dengan kata lain, Deduksi adalah rangkaian kalimat yang kalimat terakhirnya adalah kesimpulan dari rangkaian kalimat yang dideduksikan dan diatur sedemikian rupa sehingga setiap kalimat dalam rangkaian itu merupakan aksioma atau premis.

Metoda Induksi: Merupakan metoda yang dominan digunakan dalam ilmu empiris dengan objek alam yang selalu berubah. Dasar pembuktian Metoda Induksi adalah penelitian dan pengamatan atas fakta dan data yang dievaluasi untuk mencapai kesimpulan umum (generalisasi) Ada 3 cara kerja metoda Induksi: Generalisasi. Analogi. Hubungan kausal.

Generalisasi: proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum. Generalisasi Sempurna: Kesimpulan diperoleh atas penelitian secara seksama terhadap seluruh fenomena. Kesimpulan yang diperoleh sangat kuat/pasti, namun tidak praktis dan tidak ekonomis dalam pelaksanaannya. Generalisasi Tak Sempurna: Kesimpulan diperoleh berdasarkan penelitian atas sebagian fenomena. Kesimpulan yang diperoleh lemah/tidak pasti, namun praktis dan ekonomis dalam pelaksanaannya.

Analogi: proses penalaran yang bertolak dari suatu atau sejumlah peristiwa ke peristiwa lain yang sejenis. Tiga unsur utama dalam penyimpulan analogi: Peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi. Kesamaan prinsipil sebagai pengikat peristiswa-peristiwa. Fenomena yang hendak dianalogikan. Contoh: Pada setiap kali ujian saya selalu duduk di barisan depan, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, duduk di barisan depan memberikan ketenangan bagi saya sebab tidak dicurigai oleh pengawas dan tidak diganggu oleh teman yan gingin mencontek.

Hubungan Kausal: proses penalaran yang didasarkan pada prinsip “tidak ada akibat tanpa penyebab” atau “tidak ada reaksi tanpa aksi”. Menurut Leucippus: sejak zaman kuno orang sudah mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa sebab (nihil fit sine causa).

Sarana berfikir ilmiah: Ada 3 sarana untuk berfikir ilmiah: Bahasa Ilmiah: bahasa berperan penting dalam ilmu pengetahuan karena fungsinya sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan seluruh cara berfikir dan proses kerja ilmiah. Logika dan Matematika: berperan penting dalam cara berfikir deduktif. Matematika merupakan dasar disain ilmu teknik, memberi inspirasi pada pemikiran bidang sosial, ekonomi, arsitertur dan seni lukis. Logika dan Statistik: berperan penting dalam cara berfikir induktif untuk mendapatkan konsep yang berlaku umum. Ilmu Statistik yaitu ilmu yang mempelajari dan mengembangkan tahap-tahap yang ada dalam kegiatan statistik (menghimpun, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan dan membuat prediksi).

Ilmu dan Teknologi: 1. - ilmu bertujuan memahami dan menerangkan fenomena, fisik, biologis dan dunia sosial manusia secara empiris. - teknologi bertujuan menyelesaikan problem material manusia. 2. - ilmu meningkatkan pemahanan dan daya fikir manusia. - teknologi meningkatkan kapasitas kerja manusia. 3. - ilmu memajukan pengetahuan. - teknologi mamajukan kapasistas teknik dalam memproduksi barang dan jasa. 4. - ilmuwan mencari pengetahuan murni. - teknolog mengerjakan pengetahuan. 5. - ilmu bersifat supranasional. - teknologi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tertentu (spesifik lokalita). 6. - ilmu adalah pengetahuan yang telah tersedia. - teknologi memerlukan input (material, daya fikir, keahlian, dll.) 7. - Ilmu menghasilkan pengetahuan baru. - teknologi menghasilkan produk tiga dimensi.

Hukum dan Teori Ilmiah: Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk mengkaji hubungan antar peristiwa atau menjelaskan berbagai peristiwa/fenomena alam. Pertanyaan: bagaimana hubungan tersebut terjadi? Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain juga terjadi  hubungan kausalistik (sebab-akibat). Hubungan kausalistik bersifat pasti, karena apabila suatu peristiwa terjadi maka dengan sendirinya peristiwa yang lain akan menyusul atau telah terjadi terlebih dahulu inilah yang disebut HUKUM ILMIAH Hukum Ilmiah perlu dikaji oleh ilmu pengetahuan karena Hukum Ilmiah merupakan hasil akhir yang masih bersifat sementara dari proses kegiatan ilmiah. Hukum Ilmiah bersifat Lebih Pasti, karena merupakan kelanjutan dari hipotesis yang telah terbukti benar dan didukung oleh fakta dan data; dan Universal, karena menjelaskan bahwa berbagai peristiwa di alam semesta ini berhubungan satu sama lain.

Dari Hukum Menuju Teori Proses pengembangan ilmu tidak terhenti pada tercapainya Hukum Ilmiah, tetapi terus berjalan menuju terbentuknya Teori. Peranan Teori adalah menjelaskan Hukum Ilmiah: Hukum Ilmiah bersifat empiris dan dibuktikan berdasarkan fakta empiris. Teori lebih merupakan pandangan umum dan sulit dibuktikan langsung secara empiris. Teori juga mencakup Hukum Ilmiah, karena Teori adalah himpunan hukum yang sudah diketahui dan dibuktikan secara empiris. Fungsi Teori: Sebagai upaya tentatif untuk membangun hubungan yang luas antar sejumlah Hukum Ilmiah. Menjelaskan Hukum Ilmiah yang berhubungan satu sama lain agar dapat difahami dan masuk akal.

Terima Kasih