VALIDITAS TEORITIK/KONSEPTUAL EMPTIRIS KONSTRUK KONTEN INTERNAL ♞VALIDASI BUTIR EKSTERNAL ♞UJI PERBEDAAN ♞UJI HUBUNGAN DISKRIT (O,1) KONTINUM (O,1,2,3,4,5) R-BISERIAL R-PRODUCT MOMENT
INSTRUMENT Valid, mengukur apa yang harus diukur Reliabel (andal), punya ketepatan dan ketetapan dalam pengukuran Objective memiliki arti ganda : Objectif dalam arti adil bagi responden (obyektive >< subyektive ) Objectif Punya discriminating power ( daya pembeda
INSTRUMENT ❋ Valid, mengukur apa yang harus diukur ❋ Reliabel (andal), punya ketepatan dan ketetapan dalam pengukuran ❋ Objective memiliki arti ganda : ➫ Objectif dalam arti adil bagi responden (Obyektive >< subyektive ) ➫ Objectif ❋ Punya discriminating power ( daya pembeda ❋ Punya Comprehensiveness ( menyeluruh ) ❋ Murah dan mudah dilaksanakan
Tes SikaP “x” KONSTRUK DIMENSI BUTIR SOAL BUTIR butir indikator TEORI A DEFINISI OPERASIONAL TEORI B sintesis DEFINISI KONSEPTUAL TEORI C KONSTRUK TEORI D DIMENSI TEORI E BUTIR SOAL indikator MENGUKUR Sikap “X” BUTIR butir Kognisi Afektisi (Kecenderungan emosi ) Konasi (Kecenderungan Bertindak) ……….. ……….
INSTRUMEN MENGUKUR kebiasaan BELAJAR SISWA Definisi Konseptual Kebiasaan belajar merupakan proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang, terus menerus, seragam dan dilakukan secara teratur, terencana berkaitan dengan cara dan kondisi belajar, untuk membentuk perilaku belajar yang efektif, sehingga muncul suatu pola perilaku baru yang relatif menetap dan otomatis. Pola perilaku yang disadari atau tidak disadari akan membentuk karakter unggul, ciri atau style yang dinilai seseorang ketika perbuatan belajar telah berlangsung.
Definisi operasional Kebiasaan belajar adalah skor yang diperoleh setelah responden menjawab instrumen kebiasaan belajar melalui kuesioner dengan menggunakan skala Likert. Kebiasaan belajar ini diukur melalui indikator: (1) kebiasaan mengikuti pelajaran: (a) kebiasaan membaca sebelum mengikuti pelajaran, (b) kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, dan (c) kebiasaan mengulang sesudah mengikuti pelajaran (2) kebiasaan memantapkan pelajaran: (a) kebiasaan mengerjakan tugas guru, dan (b) kebiasaan memanfaatkan perpustakaan, (3) karakter/ prilaku: (a) kebiasaan mengatur waktu belajar, dan (b) kebiasaan dalam menghadapi ulangan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kebiasaan belajar siswa adalah kuesioner yang terdiri dari 50 butir pernyataan, sedangkan skala yang digunakan adalah model skala Likert dengan rentang angka satu hingga lima.
Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Indikator Kode Nomor Butir Pernyataan (+) (-) JML % Positif Negatif 1. Kebiasaaan mengikuti pelajaran Membaca sebelum mengikuti pelajaran A1 9, 17, 39 4, 24, 46 3 6 52 Selama mengikuti pelajaran A2 1, 13, 21, 29, 35, 47 6, 14, 26, 32, 38, 42 12 Mengulang sesudah mengikuti pelajaran A3 7, 19, 31, 43 2, 16, 28, 48 4 8 2. Kebiasaan memantapkan pelajaran Mengerjakan tugas guru A4 3, 25, 37 12, 18, 30, 40 7 24 Memanfaatkan perpustakaan A5 11, 23, 45 8, 34 2 5 3. Karakter / Prilaku Mengatur waktu belajar A6 5, 27, 41 20, 36, 50 Menghadapi ulangan A7 15, 33, 49 10, 22, 44 Jumlah 25 50 100 Jumlah Prosentase
VALIDITAS BUTIR DAN RELIABILITAS Validitas instrument Pada skor butir kontinum yaitu pada variabel kebiasaan belajar digunakan rumus korelasi product moment (r). Hal ini sesuai dengan pendapat Ferguson, jika skor butir kontinum maka untuk menghitung skor butir dengan skor total instrumen digunakan rumus koefisien korelasi product moment (r).[1] [1] George A. Ferguson and Yoshio Takane, Statistical Analysis in Psychology and Education (New York: McGraw-Hill Book Company, 1989), p. 125. Menurut Kaplan koefisien korelasi Pearson product moment adalah perbandingan yang digunakan untuk membedakan tingkat variasi pada variabel tersebut dan juga mengestimasi variasi pada variabel yang lainnya. Koefisien korelasinya dinyatakan dengan nilai dari –1,0 dan 1,0.[1] [1] Robert M. Kaplan, Basic Statistics For The Beavioral Sciences (Boston Allyn and Bacon, Inc., 1987) pp. 224.
Kaplan Validity didefinisikan sebagai pencocokan skor test atau ukuran dengan kwalitas ukuran yang dapat dipercaya. Kerlinger Secara epistemologi menyatakan definisi validity dalam bentuk pertanyaan. apa yang diukur dan bagaimana mengukurnya? validitas isi melibatkan pengujian sistematik atas isi tes untuk menentukan apakah tes itu mencakup sampel representatif dari domain perilaku yang harus diukur Ghiselli Membagi validity menjadi 3 tipe , yaitu: (1) criterion-related Validity, (2) content Validity, dan (3) construct Validity.
GHISELLI KERLINGER Ghiselli Menyusun sebuah construct validity harus dimulai dari definisi teori untuk konstruk, dengan memberikan beberapa teori tentang prilaku, dan teori khusus dengan cara: (1) tujuan konstruk, (2) bagaimana hubungan antara konstruk, dan (3) bagaimana hubungan dari prilaku khusus yang tampak. KERLINGER Criterion related validity adalah membandingkan tes atau skor dengan satu atau beberapa variabel eksternal atau kriteria Ghiselli The Criterion related validity digambarkan secara kuantitatif yang ditampilkan berupa tingkat hubungan antara skor predictor dan skor criterion.
reliabilitas GHISELLI Pada Reliabilias berasal dari kata reliability berarti sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapakali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama. Agar instrumen dalam penelitian ini dapat dipercaya maka harus mempunyai reliabilitas yang memadai. GHISELLI The reliability of measurement (or the lack it) is the extent of unsystematic in the quantitative description of some characteristic of an individual when the same individual is measured a number of times” Definisi ini memberikan asumsi dengan mengukur berulang-ulang prilaku seseorang dengan cara membedakan skor seseorang, seperti membedakan skor masing-masing individu menunjukkan variasi yang tidak sistematis.
KERLINGER Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian dalam mengukur instrumen[1] [1] Kerlinger, op.cit., p. 443. MARLENE menyatakan bahwa reliabilitas mengacu pada suatu tingkatan dimana hasil-hasil pengukuran bebas dari kesalahan-kesalahan yang tidak dapat diramalkan