EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN DISUSUN OLEH Kelompok 2 LIDYA SASNITA C1B015050 NABILA AUFA NADYA C1B015059 WINDA WULANDARI C1B015055 TITO PRASETYAJI C1B015052 DEKO NOPRA YUDA C1B015053 ARVIN S C1B015054
DEFINISI DAN KONSEP EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN Jogulu dan Wood (2006) Efektivitas kepemimpinan ialah hasil perilaku pemimpin dalam jenis tertentu. Allio (2002) Efektivitas kepemimpinan memiliki tiga variabel utama yang sangat berpengaruh, yaitu sifat tugas (apa yang harus dilakukan), hubungan antara pimpinan dan bawahan, dan kekuasaan yang melekat pada posisi pemimpin. Kusumaningrum (2005) Kepemimpinan yang efektif adalah suatu aktivitas dalam membentuk interaksi sebagai upaya mempengaruhi orang lain, melalui pola pikir yang sistematis, efektif dalam pengambilan keputusan, mengkomunikasikan hasil pikir, meningkatkan partisipasi dalam pemecahan masalah serta mampu meningkatkan semangat kerja dan mampu menggali kreativitas karyawan agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan adalah hasil yang dicapai pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi, dengan indikator menetapkan tujuan yang dicapai, membimbing anggota tim untuk meningkatkan kemampuan, memberikan umpan balik untuk mendorong semangat kerja, mengelola sumber daya secara efisien, memberikan dukungan untuk kelancaran tugas, memberikan contoh bekerja yang baik, dan membantu anggota dalam menyelesaikan masalah. Definisi Konsep
KARAKTERISTIK PEMIMPIN, PENGIKUT DAN SITUASI Memiliki self-management Memiliki komitmen kepada sesuatu Tidak sekadar memiliki karakter yang kuat tapi juga memiliki keterampilan yang dibutuhkan Mau bekerja ekstra dan menyelesaikan pekerjaan utamanya dengan baik. Bisa dipercaya dan seorang yang berani Jujur Kompeten Berpandangan ke depan Menginspirasi Cerdas Adil Berwawasan luas Berani Lugas Imajinatif
Situasi Menurut Fiedler (dalam Robbins, 2006) ada tiga dimensi yang kemungkinan dapat mendefinisikan faktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan kepemimpinan. Ketiga dimensi tersebut antara lain: Hubungan pemimpin-bawahan. Struktur tugas Kekuatan posisi pemimpin
Dinamika dan Fungsi Kepemimpinan Dinamika Kepemimpinan Fungsi Kepemimpinan Definisi : Gerak atau kekuatan yang dimiliki oleh sekumpulan orang di masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat tersebut Faktor yang mempengaruhi: 1. Hubungan manusiawi dalam kepemimpinan 2. Proses pengambilan keputusan 3. Pengendalian dalam kepemimpinan Definisi: Jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh Fungsi kepemimpinan secara operasinal: 1. Fungsi instruksi 2. Fungsi konsultasi 3. Fungsi partisipasi 4. Fungsi delegasi 5. Fungsi pengendalian
HAKEKAT PEKERJAAN MANAJERIAL Hakekat dari pekerjaan manajerial adalah: Untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya, khususnya untuk kehidupan keluarganya. Hal itu tidak lain ialah mendapatkan kesejahteraan dalam keluarga, hal itu tentu tidak hanya diukur dari materiil saja, tetapi lebih dari itu sejahtera secara batin. Disamping untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, manusia sebagai makhluk sosial, juga terdorong untuk berkehendak untuk memperoleh kesejahteraan sosial. Pencerminan adanya kemauan untuk memperoleh kesejahteraan sosial terlihat dari tingkah laku masyarakat pada umumnya, yaitu adanya kesediaan dan kemampuan mereka untuk mengamati tata sosialnya yang ada dan untuk turut serta dalam usaha mengembangkan, memajukan, dan memelihara serta mempertahankan tata susila. Ini berarti adanya hubungan yang serasi antara orang dan lingkungan hidupnya. Bekerja untuk memperoleh status sosialnya, mengingat manusia disamping memenuhi kebutuhan sehari-harinya, disisi lain selaku makhluk yang berkehendak, manusia membutuhkan status sosialnya, untuk diakui, dihormati serta dihargai oleh orang lain.
Kewajiban dan Tanggung Jawab Posisi Manajerial Melakukan penyeliaan terhadap pekerjaan para bawahan sebagai bentuk pembinaan. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian sebagai landasan untuk mengelola lembaga. Mengkoordinasikan komponen lembaga agar dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan. Membuat keputusan dalam berbagai situasi, baik yang bersifat favourable maupun unfavourable Memantau dinamika lingkungan internal dan eksternal lembaga secara cermat guna mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Menerapkan pengawasan guna memperkecil kemungkinan terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh anggota lembaga Memberikan penjelasan mengenai masalah-masalah yang memang harus diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Melaksanakan administrasi terhadap beragam informasi, dokumen, maupun arsip secara rapi
Peran - Peran Manajerial Figurehead role Leader role Liaison role Monitor role Disseminator role 6. Spokesman role 7. Entrepreneur role 8. Disturbance-handler role 9. Resource allocator of role 10. Negotiator role
Pengambilan Keputusan, Pertukaran Informasi, dan Membangun Hubungan Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan: 1. Pengakuan terhadap persyaratan keputusan 2. Diagnosis dan analisis penyebab 3. Pengembangan altrnatif 4. Pemilihan alternative yang diharapkan 5. Implementasi alternative yang dipilih
Pertukaran Informasi Berikut ini beberapa kegiatan organisasi yang berkaitan dengan pertukaran informasi: 1. Menetapkan tujuan 2. Membuat dan melaksanakan keputusan 3. Mengukur prestasi kerja 4. Merekrut dan mengembangkan staf 5. Pelayanan pelanggan 6. Negosiasi dengan pemasok 7. Memproduksi produk 8. Berinteraksi dengan peraturan yang ada
Membangun hubungan antara pemimpin dan pengikut Model hubungan antara pemimpin dan pengikut: 1. Hubungan pemimpin dengan pengikut sama dengan hubungan penggembala dan ternak. 2. Hubungan kontrak social antara pemimpin dan pengikut 3. Hubungan transformasional 4. Hubungan hirarki
LEADER DAN MANAJER LEADER MANAJER Selalu dalam organisasi tertentu baik formal maupun nonformal. Manajer selalu ditunjuk. Manajer berfikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung jawab penuh Berfikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit Hanya memiliki wewenang saja. Tidak selalu berada dalam sebuah organisasi Ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya Memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang Berpikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas Memiliki kekuasaan secara lebih luas
KASUS HARTOYO SEBAGAI MANAJER Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukaan sikap tidak puas dan agresif. Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya kepada Drs. Abdul Hakim, AK, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendegnar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “ dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengaharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”