Kerukunan Antar Umat Beragama Bab. V Kerukunan Antar Umat Beragama
Daftar istilah : Kerukunan adalah Sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam masyarakat multicultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai, dan berdampingan. Multikulturalisme : Mengandung dua pengertian yang sangat kompleks yaitu “multi” yang berarti plural dan “kulturalisme” berisi pengertian kultur atau budaya.
1. Makna Kerukunan Antar Umat Beragama Menghadapi berbagai konflik, maka toleransi dan solidaritas haruslah dibangun secara terus- menerus dalam rangka memperkuat sendi- sendi kehidupan bangsa. Dalam kerangka itu, toleransi dan solidaritas hendaknya menjadi fondasi bagi umat beragama dalam membangun kerukunan antar umat beragama.
2. Kerukunan Dalam Perspektif Teologi. Perjalanan bangsa Israel di padang gurun sebenarnya juga suatu momen pembelajaran solidaritas & toleransi dlm kehidupan bersama Mereka dipersiapkan Allah untuk menjadi satu bangsa yang berdaulat dan merdeka, yang akan terwujud ketika mereka tiba ditanah Perjanjian Solidaritas, toleransi, serta kerukunan antar antarmasyarakat suku di kalangan Israel itu penting dalam rangka membangun satu bangsa yang kuat, bersatu, dan berdaulat.
Perjalanan di padang gurun, secara psikologis, sosiologis, dan keagamaan telah mempererat ikatan suku-suku Israel dalam suatu bentuk solidaritas dan kebersamaan yang erat. Dalam perspektif yang lebih luas, kerukunan juga dibicarakan dalam Kitab Mazmur 133 mengenai persaudaraan yang rukun. Sejajar dengan itu, Yesus menyampaikan prinsip dasar hidup yang universal menyangkut kasih kepada sesama manusia yang melewati batas-batas suku, ras, kelas sosial, dan agama.
3. Sikap Terhadap Kerukunan Antar Umat Beragama. Ada beberapa sikap masyarakat dlm kaitannya dengan kerukunan antarumat beragama. Yaitu: sikap eksklusif, inklusif dan pluralis. a. Ekslusivisme. Eksklusivisme merupakan sikap yang hanya mengakui agamanya sebagai agama yg paling benar dan baik. Sikap fanatisme sempit spt ini akan melahirkan berbagai konsekuensi, antara lain perpecahan, perseteruan antarumat beragama, dan konflik.
b. Inklusivisme Inklusivisme adalah sikap yg dapat memahami dan menghargai agama lain dgn eksistensinya, tetapi tetap memandang agamanya sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Misalnya untuk agama Kristen, dpt mengakui keberadaan agama lain tetapi keselamatan hanya terjadi melalui Yesus Kristus.
c. Pluralisme Adalah sikap yg menerima, menghargai, dan memandang agama lain sebagai agama yang baik serta memiiliki jalan keselamatan. Dalam perspektif pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama terpanggil untuk membina hubungan solidaritas, dialog, dan kerja sama dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan lebih berpengharapan.
Apa kata Alkitab mengenai pluralisme? 4. Pluralisme Menurut Alkitab Apa kata Alkitab mengenai pluralisme? Yesus adalah tokoh Pluralisme sejati. Ia meme- rintahkan pengikut-Nya untuk mengasihi sesama manusia tanpa kecuali dengan tidak memandang suku, agama, kebudayaan, dan kelas sosial. Melalui perumpamaan Orang Samaria yang Murah Hati, menjadi jelas bahwa sikap Yesus tidak memandang perbedaan suku, ras, dan agama sebagai kendala untuk menyam- paikan cinta kasih dan damai sejahtera.
5. Kendala Pluralisme di Indonesia Ada berbagai kendala yang muncul dalam upaya mewujudkan pluralisme di Indonesia. Antara lain: a. Sikap fanatisme sempit Masih banyak penganut agama di Indonesia yg belum memiliki pemahaman pluralisme karena memandang agamanya sebagai satu- satunya agama yang paling benar. Akibatnya acapkali melahirkan sikap saling curiga, akhirnya menuai konflik agama disertai kekerasan.
b. Agama dipolitisir Agama dapat dijadikan kendaraan politik dalam rangka mencapai tujuan tertentu. tersebut, maka para penganut agama diprovokasi untuk saling bermusuhan. Hal itu dilakukan dengan cara melemparkan isu.
Tugas Kelompok : Buatlah kasus yang bernuansa agama dan suku. Secara kelompok menganalisa kasus tersebut : 1. Penyebab Konflik 2. Jenis Konflik - - Antar sesama anggota masyarakat dan - Aparat keamanan 3. Jenis Konflik