Masker Peel Off Katekin dari Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Alat alat yang digunakan : 1. Blender 2. Panci 3. Timbangan 4. Kompor 5. Gelas ukur 6. Pengaduk 7. Cetakan 8. Baskom 9. Kain saring 10. Tali Karet.
Advertisements

TEKNIK ISOLASI Ir. Woro Hastuti Satyantini, M. Si
TEKNOLOGI DAN INFORMASI KESEHATAN STERILISATOR
ANALISIS OBAT HERBAL: SIRIH
TUGAS DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
Kelompok 5 Desta Saputri ( ) Diah Nur’aini ( ) Dita Apriani ( )
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA URINE
IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
Praktikum Mikrobiologi Lingkungan
ANALISA Na BENZOAT PRINSIP: Sampel dijenuhi dgn lar NaCl, shg asam benzoat dlm sampel diubah menjadi NaBenzoat yg larut dgn Penambahan NaOH. NaBenzoat.
UniversitasSumatera Utara
Pengendalian pertumbuhan mikroba
PENGEMBANGAN STANDAR KUALITAS DAN INVESTIGASI FITOKIMIA DAUN Cassia tora Linn Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fitofarmasi Program Studi.
STERILISASI ALAT DAN PEMBUATAN MEDIA AGAR
ANALISIS MIKROBIOLOGI
SIRUP Disusun oleh : Marsaulina Damanik ( )
Laporan Kemajuan Perbandingan Pembuatan Sediaan Herbal Melalui Sediaan Farmasi Indonesia dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) Berbasis Aktivitas.
PEMBIBITAN JAMUR Kuliah ke - 3.
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
KAFEIN - BENZOAT Dwi Larasatie Nur Fibri, STP, M.Sc
PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFAT BERBASIS (NA)HSO4 PADA PEMBUATAN SODIUM LIKNOSULFAT BERBAHAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Oleh.
Gonggom Riska Pratiwi S
Oleh : M. Fahrur Romadhoni
Kimia Analit Ke-7 KROMATOGRAFI Oleh Prof. Dr. Ir
SUSPENSI CMC Anggota Kelompok : Kartika Dewi I. ( )
ANALISIS PENGAWET BUATAN PADA MINUMAN
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
PRAKTIKUM “Pembuatan Media dan Sterilisasi”
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
Isolasi dan identifikasi Mikroorganisme
Praktikum FTS Steril Kelompok J PEMBUATAN SEDIAAN AMPUL (SEDIAAN VOLUME KECIL DOSIS TUNGGAL) AMPUL FENITOIN.
Pembuatan Media dan Sterilisasi
Pembuatan media dan sterilisasi
STERILISASI DAN ISOLASI MIKROORGANISME
Perhitungan mikroorganisme
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG 2017/2018
SALEP MATA OKSITETRASIKLIN
Mikrobiologi laut Materi 2: Isolasi dan Purifikasi Bakteri Simbion pada Organisme Laut Kelompok 21 Much Bagus Kurniawan Jaka Harry M
TEKNOLOGI SEDIAAN BAHAN ALAM PEMBUATAN MASKER GEL PEEL OFF LYCOPEN
ELIKSIR Nama Kelompok: Kinanthi Sekartanjung P. ( )
ANALISIS SENYAWA IBUPROFEN DALAM SEDIAAN SIRUP
Argento-Gravimetri.
DEDE KURNIAWAN NIM: FARMASI A
Oleh: Sri Hidayati Ahmad Sapta Zuidar Rachmania Widyastuti
Praktikum mikrobiologi
AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)
Isolasi bakteri.
Resume Praktikum 1 bioindustri
Praktikum Kimia Anorganik
Dhine Oktalia Mikkyu Gisen Monika Devita M. Komaruddin
Visualisasi dan Identifikasi
MUHAMMAD FAJRIN A. SALIM KIMIA
SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9
SIMPLISIA HERBA PEGAGAN Centella asiatica(L.) Urban
Assalamualaikum Wr.Wb Dhea Kanzela
RANDI WAHYU A P. TEH Teh merupakan minuman yang di dalamnya terdapat kafein, sebuah infusi yang dihasilkan dengan cara menyeduh daun, pucuk daun,
Laporan Kemajuan Perbandingan Pembuatan Sediaan Herbal Melalui Sediaan Farmasi Indonesia dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) Berbasis Aktivitas.
PENGAMBILAN SAMPEL MINUMAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI.
JENE VIDA CHRISTANTI, S.Sos. PRINSIP HITUNGAN CAWAN Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari : –
EKSTRAKSI TANAMAN OBAT
SEMINAR PROPOSAL ANALISIS TERPADU II Oleh : Fiotentinada Puspita Sutopo XIII.5 Guru Pembimbing : Eli Gusti, S.Pd NIP:
Penegenalan Alat – Alat Laboratorium Kimia By : Wirna Eliza.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG KUNYIT “ Curcuma domestica Val.” TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM.
PROSES OPTIMASI SUHU DAN KONSENTRASI SODIUM BISULFAT BERBASIS (NA)HSO4 PADA PEMBUATAN SODIUM LIKNOSULFAT BERBAHAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Oleh.
KELOMPOK 6 1. ELSA DWI SAPUTRI 2. INTAN PERMATA SARI 3. SHELMA FIRLY AMADEA 4. VIDYA LAILA NUCHAIR.
Transcript presentasi:

Masker Peel Off Katekin dari Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis) Nama kelompok: 1. Belinda Puteri Arsita 1041411036 2. Chandra Novita Meiliani 1041411041 3. Chindy Putri Arista 1041411042 4. Debora Manurung 1041411049 5. Dian Sara Silvia Sari 1041411053

Senyawa katekin dari daun teh hijau Katekin merupakan kelompok terbesar dari komponen daun teh, terutama kelompok katekin flavanol. Katekin tersintesis dalam daun teh melalui jalur asam melanik dan asam shikimat. Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat pertumbuhan sel kanker.

Masker peel off Masker wajah gel peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka. Setelah berkontak selama 15-30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara kerja dikelupas (Slavtcheff, 2000)

Daun teh hijau dicuci terlebih dahulu, dipotong kecil-kecil 1. PEMILIHAN a. Preparasi Sampel ditumbuk hingga halus, hasil yang diperoleh disebut sebagai sampel daun teh hijau Daun teh hijau dicuci terlebih dahulu, dipotong kecil-kecil

b. Ekstraksi Senyawa Katekin (Metode Maserasi ) Sampel daun teh hijau ditimbang 50 gram kemudian direndam dalam pelarut aquades sebanyak 200 mL dalam beakerglass selama 2,5 jam sambil sesekali dikocok (Hukmah, 2007). Kemudian larutan ekstrak daun the hijau disaring dengan kertas saring. Filtrat ekstrak daun teh hijau dimasukkan dalam corong pisah. Ditambahkan kloroform sebanyak 100 ml dalam corong pisah yang berisi fase air sambil dikocok-kocok, diulang 3 kali. Fase air yang diperoleh dimasukkan dalam corong pisah dan ditambahkan 100 ml etil asetat, di ulang 3 kali. Fase etil asetat yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji selanjutnya.

c. Standardisasi Bahan Meliputi : 1. Organoleptis Amati bentuk , bau, rasa, dan warna dari ekstrak yang diperoleh 2. Susut Pengeringan 3. Kadar Abu 4. Kadar abu tidak larut asam

d. Pemisahan Ekstrak Katekin dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) KLT Analitik – fase diam: plat silika gel GF254 ukuran 2x10 cm2 yang sudah diaktifkan dengan pemanasan dalam oven pada suhu 30-40 C selama 10 menit Fase gerak : etil asetat:air:asam format (18:1:1) toluen:aseton:asam format (3:3:1) dan kloroform:metanol:air (6,5:3,5:1) (Amarowicz, 2005) Noda-noda pada permukaan plat diuapkan dengan uap amoniak sambil diperiksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang maksimum 254 nm Positif katekin : warna biru pucat menunjukkan adanya katekin dan diuji kimia dengan menyemprotkan larutan FeCl3 warna hitam kebiruan menunjukkan adanya katekin (Robinson, 1995).

2. UJI FARMAKOLOGIK & FARMAKODINAMIK Uji Antibakteri a. Sterilisasi Alat dan Bahan Dengan cara menutup alat-alat yang akan disterilkan dengan alumunium foil atau kapas, kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121 0C dengan tekanan 15 psi (per square inchi) selama 15 menit. b. Pembuatan Media Media yang disiapkan adalah media padat agar miring untuk peremajaan biakan murni dan uji antibakteri senyawa katekin dari ekstrak daun teh hijau pada bakteri Propionibacterium acnes.

Cara Pembuatan Media 2 gram nutrien agar dilarutkan dalam 100 mL akuades dalam beaker glass, kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditutup dengan kapas dan kertas Suspensi dipanaskan hingga mendidih dan dimasukkan ke dalam 7 tabung reaksi (masing-masing 10 mL untuk 5 tabung reaksi dan 5 mL untuk 2 tabung reaksi) dan ditutup dengan kapas. Disterilkan dalam autoklaf suhu 121 0C selama 15 menit, kemudian diletakkan dalam posisi miring selama 24 jam pada suhu kamar.

c. Peremajaan Biakan Murni P.acnes Biakan murni Propionibacterium acnes diremajakan pada media padat agar miring dengan cara: menggoreskan jarum ose yang mengandung bakteri tersebut secara aseptik dan tabung media ditutup dengan kapas biakan Propionibacterium acnes diinkubasi pada suhu 35–370C selama 24 jam

d. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji. Dengan cara: Bakteri uji yang sudah diremajakan digoreskan sebanyak 3-4 goresan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi NaCl 0,9% b/v Kemudian dihomogenkan dengan vorteks. Kekeruhan dari suspensi diukur dengan spektofotometer UV-Vis sehingga diperoleh suspensi dengan transmittan 25% pada panjang gelombang 580 nm (Depkes RI, 1995) e. Pengujian aktifitas antibakteri masker peel off Suspensi bakteri disebarkan secara merata diatas permukaan media dengan menggunakan lidi kapas steril. Dibiarkan ± 3 menit, kemudian dicelupkan kertas cakram pada masing-masing formula masker peel off. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu ± 37⁰C dalam inkubator. Diamati dan diukur diameter daya hambat yang terbentuk yang ditandai dengan terbentuknya daerah bening disekitar kertas cakram.

3. UJI TOKSISITAS Percobaan Toksisistas Akut (LD50) : Uji toksisistas (LD50) ekstrak teh hijau dilakukan dengan metoda Weil, C.S/2 Ada 2 tahap dalam metoda ini yaitu ; Tahap I dan II. Tahap I (tahap penjajakan), dengan cara: Sediakan 6 kelompok mencit yang masing-masing terdiri dari 3 ekor, jenis kelamin sama, setiap kelompok diberi bahan percobaan secara intra peritonial (i.p) dengan dosis berbeda antara 10-100 mg/10 gr bb. dengan menggunakan satu faktor kelipatan tertentu. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dengan melihat adanya kematian 0% dan 100% dalam kelompok. Apabila tidak ada mencit yang mati, maka dosis diperbesar sampai diperoleh kematian 100% dalam satu kelompok.

Tahap II Percobaan dilanjutkan dengan menyediakan 6 kelompok mencit yang terdiri dari 5 ekor. Bahan diberikan pada masing-masing kelompok dengan dosis meningkat menurut faktor tertentu. Dosis terkecil yaitu dosis yang dalam kelompok penjajakan terdapat kematian 0%, sedangkan dosis terbesar dimana dalam kelompok penjajakan terdapat kematian 100%. Setelah 24 jam, hitung jumlah kematian mencit tiap-tiap kelompok. Percobaan diulang beberapa kali sampai hasil kematian sesuai dengan daftar atau tabel yang dibuat oleh C. Weil, dengan menggunakan rumus tertentu yang sudah disediakan, harga LD50 bahan yang diteliti dapat dihitung'2 Rumus Perhitumgan LD50 menurut Weil C.S. Log m = log D +d (f+1 ) dimana: m = LD50 D = dosis terkecil. pada mencit d = logR (log dari kelipatan dosis ) f = sesuatu faktor dari tabel

4. PENGEMBANGAN SEDIAAN Bahan Formulasi Sediaan Aquadest II III Ekstrak Katekin Daun Teh Hijau 10 15 20 PVA 12 HPMC 1 Propilenglikol Metil Paraben 0,2 Propil paraben 0,05 Aquadest Ad 100

Cara Pembuatan Sediaan PVA dan HPMC masing- masing dikembangkan terlebih dahulu dalam akuades PVA, dan HPMC yang telah mengembang dicampurkan, diaduk sampai homogen lalu ditambahkan metil paraben, propil paraben, dan Ekstrak katekin daun teh hijau yang telah dilarutkan dalam propilenglikol, kemudian ditambahkan sisa akuades.

5. PENAPISAN DAN STANDARDISASI SEDIAAN a. Pengamatan Organoleptik Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan- perubahan bentuk,bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual sesudah pembuatan basis.Sediaan biasanya jernih dengan konsistensi setengah padat (Septiani, 2011). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan 0,1 gram sediaan pada kaca transparan, kemudian diamati apakah terdapat bagian yang tidak tercampurkan dengan baik (Charter, 1997).

c. Pengujian Viskositas Sebanyak 100 ml sediaan masker gel peel-off ditempatkan pada Viskometer stormer, kemudiaan diatur spindle dan kecepatan yang akan digunakan dan Viskometer stormer dijalankan, kemudian viskositas dari masker gel peel-off akan terbaca (Septiani, 2011).Nilai viskositas sediaan gel peel-off yang baik yaitu 2000-4000 cps (Garg et al., 2002) d. Pengujian pH Dilakukan dengan menggunakan stik pH universal yang dicelupkan kedalam sampel yang telah dilarutkan dengan aquadestilata. Setelah tercelup dengan sempurna, pH universal tersebut dilihat perubahan warnanya dan cocokan dengan indicator pH universal. Persyaratan pH untuk kulit yaitu 4,5 - 6,5 (Tranggono, 2007). e. Pengujian Daya Sebar Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran gel pada kulit saat dioleskan pada kulit. Sebanyak 1 gram sediaan gel peel-off diletakkan dengan hati-hati diatas kaca berukuran 20 x 20 cm. Selanjutnya ditutupi dengan kaca yang lain dan digunakan pemberat diatasnya hingga bobot mencapai 100 gram dan diukur diameternya setelah 1 menit. Persyaratan daya sebar yaitu antara 5 -7 cm(Garg et al.,2002).

f. Uji daya lekat Sebanyak 0,5 gram sediaan masker wajah peel off diletakkan pada kaca objek. Kaca objek yang lain diletakkan diatas sediaan masker wajah peel off, pada kaca objek diletakkan sebesar 1 kg ditunggu selama 5 menit. Kaca objek dipasang pada alat uji yang telah dirangkai, digantungkan beban pada bagian kirinya sebesar 50 gram kemudian beban dilepaskan dan dicatat waktu yang diperlukan hingga kedua kaca objek tersebut terlepas. Pengujian diulang sebanyak 3 kali. g. Pengujian Waktu Sediaan Mengering Dilakukan dengan cara mengoleskan masker gel peel-off ke punggung tangan dan amati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering,yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker gel peel-off hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering.Persyaratan untuk waktu sediaan mengering yaitu selama 15 – 30 menit (Slavtcheff, 2000).

h. Pengujian Aktivitas Antibakteri Masker peel off, meliputi : 1 h. Pengujian Aktivitas Antibakteri Masker peel off, meliputi : 1. Sterilisasi alat dan bahan Alat yang akan digunakan terlebih dahulu telah dicuci bersih, dikeringkan dan dibungkus. Semua alat disterilkan dalam oven pada suhu 1600C selama 2 jam. Pinset, jarum ose dan kaca objek disterilkan dengan cara di flamber menggunakan lampu spritus 2. Pembuatan Nutrient Agar (NA) Serbuk Nutrient Agar sebanyak 38 gram dilarutkan dalam 1 L air suling dalam labu Erlemeyer goyang-goyang diatas pemanas ( hot plate ) ad mendidih sampai tidak terlihat lagi butiran-butiran kecil (homogen). Labu ditutup dengan kapas yang dibungkus dengan kain kasa, kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Dikeluarkan media dan dibiarkan dingin 50–450C, lalu ditambah 5% darah domba secara aseptik, dicampur ad homogen dan dihindari adanya buih, dicek pHnya lalu tuangkan ke dalam cawan petri yang disterilkan 15-20ml di dinginkan.

3. Pembuatan suspensi mikroba uji Koloni bakteri disuspensikan dalam larutan NaCl fisiologis steril dalam tabung reaksi dan dihomogenkan dengan menggunakan alat Vortex kemudian diukur kekeruhan dari suspensi yang setara dengan kekeruhan standar Mc.Farland 0,5. 4. Pengujian aktifitas antibakteri masker peel off Suspensi bakteri disebarkan secara merata diatas permukaan media dengan menggunakan lidi kapas steril. Dibiarkan ± 3 menit, kemudian dicelupkan kertas cakram pada masing-masing formula masker peel off. diinkubasi selama 24 jam pada suhu ± 37 0C dalam inkubator. Diamati dan diukur diameter daya hambat yang terbentuk yang ditandai dengan terbentuknya daerah bening disekitar kertas cakram.

6. PENGUJIAN KLINIK Uji Iritasi Uji iritasi dilakukan dengan mengaplikasikan sejumlah masker pada punggung tangan 10 responden yang berbeda selama minimal 15 menit dan melihat reaksi iritasi yang timbul.

TERIMAKASIH