PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Parameter perencanaan geometrik jalan menentukan tingkat kenyamanan dan keamanan dari suatu bentuk geometrik jalan.
KENDARAAN RENCANA (1/5) Merupakan kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Kendaraan Rencana dikelompokkan ke dalam 3 kategori: Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang. Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as. Kendaraan Besar, diwakili oleh truk semi trailer.
Tabel Dimensi Kendaraan Rencana KATEGORI KENDARAAN RENCANA DIMENSI KENDARAAN (CM) TONJOLAN RADIUS PUTAR RADIUS H L P DPN BLK MAK MIN Kendaraan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780 Kendaraan Sedang 410 260 1210 240 740 1280 1410 Kendaraan Besar 2100 120 290 1400 1370
KENDARAAN RENCANA (3/5) 580 90 340 150 20 DEPAN 170 210 KENDARAAN KECIL 20 1210 210 760 240 30 DEPAN 200 260 KENDARAAN SEDANG 30 2100 120 510 1280 90 30 DEPAN 200 260 KENDARAAN BESAR 30
KENDARAAN RENCANA (4/5) Ukuran lebar kendaraan rencana akan mempengaruhi lebar lajur yang dibutuhkan. Sifat membelok kenderaan rencana akan mempengaruhi perencanaan tikungan dan lebar median dimana mobil diperkenankan untuk memutar (U turn). Daya kendaraan rencana akan mempengaruhi tingkat kelandaian dan tinggi tempat duduk pengemudi akan mempengaruhi jarak pandang. Pemilihan kendaraan rencana sebagai dasar perencanaan geometrik jalan ditentukan oleh fungsi jalan atau jenis kendaraan yang dominan menggunakan jalan tersebut.
Jari - Jari Manuver Kendaraan Rencana
KECEPATAN RENCANA (1/2) Kecepatan Rencana (VR) adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan perencanaan setiap bagian jalan raya (ex. tikungan jalan, kemiringan jalan, jarak pandang, dll.). Kecepatan Rencana (VR) merupakan kecepatan maksimum menerus dimana kendaraan berjalan dengan aman dan keamanan tersebut sepenuhnya tergantung dari bentuk jalan tersebut. Kecepatan Rencana (VR) memperngaruhi kondisi seluruh bagian jalan dan biaya (cost) dari jalan tersebut.
KECEPATAN RENCANA (2/2) Faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana : Kondisi terrain (datar, berbukit dan gunung). Sifat dan tingkat penggunaan daerah.
JENIS MEDAN KEMIRINGAN MELINTANG Datar (D) Perbukitan (B) Pegunungan (G) 0 % - 9,9 % 10 % - 24,9 % ≥ 25 %
VOLUME LALU LINTAS (1/3) Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan di suatu ruas jalan dalam satu satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas harian umumnya digunakan sebagai dasar perencanaan adalah : Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan (VLHRT) Volume lalu lintas 24 jam rata-rata di suatu lokasi tertentu selama 365 hari. Volume lalu lintas harian rata-rata (VLHR) Volume lalu lintas 24 jam rata-rata di suatu lokasi untuk periode waktu kurang dari satu tahun. LHR dinyatakan dalam smp/hari/2arah atau kendaraan/hari/2arah untuk jalan 2 jalur 2 arah serta smp/hari/ 1 arah atau kendaraan/hari/ 1 arah untuk jalan berlajur banyak dengan median.
VOLUME LALU LINTAS (2/3) Volume Jam Perencanaan (VJP) adalah prakiraan volume lalu lintas per jam pada jam sibuk tahun rencana, dinyatakan dalam satuan smp/jam, dihitung dari perkalian VLHR dengan faktor K. VJP = K x VLHR K : proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama periode puncak, dinyatakan dalam nilai pecahan.
VOLUME LALU LINTAS (3/3) Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada suatu bagian jalan pada kondisi tertentu, dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp) per jam.
KINERJA JALAN (1/2) Ilustrasi : Jalan A memiliki kapasitas 2000 kendaraan/jam mempunyai volume 1000 kendaraan/jam. Jalan B memiliki kapasitas 1500 kendaraan/jam mempunya volume yang sama dengan jalan A. Pengemudi lebih merasakan kenyamanan pada jalan yang mana ?
KINERJA JALAN (2/2) Umumnya menggunakan 2 ukuran : Degree of saturation (DoS) = V/C rasio Merupakan rasio volume aktual dan kapasitas jalan. - V/C ≥ 0,8 kondisi macet (kondisi saturated) - V/C ≥ 1,0 kondisi overload Tingkat pelayanan (Level of Service = LoS) Ukuran kualitatif yang menggambarkan persepsi pengemudi terhadap lalu lintas yang terjadi yang mempengaruhi kualitas mengemudi. LoS terkait dengan kepadatan (density) dan waktu (delay). HCM : - LoS A : kondisi tidak ada hambatan kendaraan lain. - LoS F : lalu lintas secara keseluruhan collapse.
JARAK PANDANG (1/3) Jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghidari bahaya tersebut dengan aman disebut Jarak Pandang. Fungsi umum jarak pandang : Menghindari terjadinya kecelakaan antar kendaraan. Memberi kemungkinan kendaraan mendahului kendaraan lain. Menambah efisiensi jalan sehingga tingkat pelayanan dapat dicapai secara maksimal. Sebagai pedoman untuk mengatur lalu lintas dalam menempatkan rambu.
JARAK PANDANG (2/3) Dilihat dari kegunaannya : Jarak pandang henti (dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan). Jarak pandang menyiap (dibutuhkan untuk dapat menyiap kendaraan lain yang berada pada lajur jalannya dengan menggunakan lajur pada arah yang berlawanan.
JARAK PANDANG (3/3) Jarak Pandang Malam Hari Faktor yang paling menentukan pada malam hari adalah faktor lampu besar. Penurunan kemampuan melihat pada malam hari adalah akibat kesilauan lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah. Pandangan pada malam hari dibatasi oleh kemampuan penyinaran dan ketinggian letak lampu besar kendaraan serta hal lainnya seperti sifat pemantulan dari benda. Kondisi yang menentukan keamanan dan kenyamanan dalam mengendarai di malam hari adalah jarak pandang henti, sedangkan jarak pandang menyiap tidak berpengaruh.