Penyiaran dan Perubahan Sosial Shita Laksmi Program Officer ICT/Media & HIV/AIDS
Latar belakang Abad ini adalah era informasi; penanda kuasa di era ini adalah informasi. Abad 18: teritori, populasi, agrikultur Abad 19: industri Mid abad 20: pengetahuan Abad 21: informasi, teknologi informasi Joseph Nye (Soft Power in the Information Age):
Media adalah wadah untuk mengkonstruksi realitas Latar belakang Media adalah wadah untuk mengkonstruksi realitas
Contoh: “Konstruksi Realitas” soal Interpelasi DPR di Kompas dan Media Indonesia (4/07/07)
Penyiaran dan Perubahan Sosial Serbia: Radio B92; radio kampus di Beograd yang memberi musik/ informasi alternatif saat Serbia mengalami konflik politik Peran radio B92 saat demonstrasi besar melawan Millosevic
Penyiaran dan Perubahan Sosial Penutupan radio B92 Reaksi masyarakat Beograd, internasional dan kemunduran popularitas Millosevic
Penyiaran dan Perubahan Sosial Rwanda 1994: Pembunuhan massal di Rwanda 800,000 orang Konflik laten antara suku Tutsi vs Hutu Rwanda: ada suku Tutsi, Hutu dan Twa. Suku Tutsi lebih menguasai ekonomi karena di awal keberadaan Rwanda, mereka lebih diakui oleh Eropa ketimbang Hutu. Sampai kemudian presiden Habryamana dari suku Hutu yang menjadi pemimpin Rwanda. Muncul juga oosisi Rwanda Patriotic Front (RPF) yang berasal dari suku Tutsi. RPF dan pemerintah Rwanda berkonflik.
Penyiaran dan Perubahan Sosial Media, terutama radio menjadi alat propaganda untuk meningkatkan kebencian pada salah satu suku 3 orang penanggung jawab (1 radio dan 1 majalah dwi-bulanan majalah) didakwa bersalah oleh pengadilan internasional
Perkembangan Media (Indonesia) Industri media yang berkembang Cetak : 279 ( <1998) 600 (2005) TV Nasional : 5 10 Stasiun Radio : 712 831 Televisi lokal : 0 10 Kepemilikan yang terpusat Penyiaran yang terpusat, isi yang seragam
Perkembangan Media Alternatif (Indonesia) Muncul kepentingan untuk media alternatif, yang bisa mengisi kesenjangan berita UU Penyiaran No. 32/ 2002 dan pengakuan terhadap penyiaran komunitas PP untuk Penyiaran Komunitas (2005) Peran Komisi Penyiaran Indonesia vs Pemerintah Indonesia (Siaran Pers Bersama Mei 2007)
Radio Komunitas Empat prinsip dasar radio komunitas: Tujuannya betul-betul non-profit (radio untuk wilayah geografis tertentu atau kepentingan atau hobi yang bertujuan komersial jelas tidak bisa melamar izin komunitas) Diperuntukkan untuk melayani satu komunitas tertentu, bisa secara geografis atau kepentingan Struktur manajemennya harus mencerminkan keterwakilan komunitas yang dilayani Memberikan program yang merefleksikan kepentingan dan kebutuhan komunitasnya. (Eryl Price Davies dan Jo Tacchi)
Konteks Indonesia Radio komunitas bisa ambil peran untuk mengisi content/ isi yang kurang di media massa: misalnya: Soal penanganan bencana di wilayah lokal Soal transparansi anggaran pemerintahan lokal Soal isu pembangunan lokal Dan lain-lain
terimakasih s.laksmi@hivos.or.id
Referensi Referensi utama: Media Pluralism in Asia: The Role & Impact of Alternative Media, Kalinga Seneviratne, ed IMS assessment mission: The Rwanda media experience from the genocide Serbia Calling, Matthew Collin Gambar: http://www.b92.net/eng/ http://www.ppu.org.uk/genocide/g_rwanda.html Kompas dan Media Indonesia, edisi 5 Juli 2007