IDEOLOGI Tujuan Pembelajaran

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PANCASILA DAN IDEOLOGI- IDEOLOGI LAIN
Advertisements

Oleh: Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd.
BUDAYA POLITIK Budaya politik pada hakikatnya merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri- ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik.
 Dipandang sebagai cabang ilmu sosial Lahir di akhir abad 19 : berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya (sosiologi,
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE DALAM MENGKAJI FENOMENA SOSIAL
Pertemuan 6 PARTAI POLITIK
SEJARAH, KEBUDAYAAN, IPTEK DAN MASALAH SOSIAL
PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
METODE DAN PENDEKATAN DALAM STUDI FILSAFAT POLITIK
Pendidikan Kewarganegaraan
Dr. TRIYANTO, SH. MHUM. triyanto.staff.fkip.uns.ac.id
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
KOMUNIKASI MASSA TEORI MEDIA DAN TEORI MASYARAKAT.
“Demokrasi”.
KONSEP DASAR GEOGRAFI KEBUDAYAAN (SDM) FISIS/ALAM ORGANISASI.
Sosiologi Antropologi Pendidikan
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
SISTEM POLITIK INDONESIA
Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Pertemuan 9 PERILAKU DAN PARTISIPASI POLITIK
Koperasi, Ideologi dan Sistem Ekonomi
Bangsa Dan Negara (2) Pertemuan 04
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
Pendidikan DEMOKRASI.
Kelompok 5 : Bernandhika Kusuma Putri (08) Dhiana Indah Lestari (13)
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA
Kekuatan Sosial Politik Indonesia IPEM4437/3SKS
Sumber : Perilaku Organisasional
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Pancasila Sebagai Etika Politik (1)
Pendidikan DEMOKRASI.
Pembelajaran ips di sd.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Dalam wacana ilmu pengetahuan, banyak orang yang memandang bahwa filsafat adalah merupakan bidang ilmu yang rumit, kompleks.
Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Politik
Demokrasi.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
Pertemuan 12 IDEOLOGI Matakuliah : O0032 – Pengantar Ilmu Politik
Pancasila Sebagai Etika Politik (1)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
Teori politik Muhtar Haboddin.
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
HUBUNGAN : ILMU POLITIK DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAINNYA
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
FILSAFAT PANCASILA By: Citra Asyah Tri N( )
BAB. XIV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB ESSENSIALISME
Assalamualaikum Wr Wb.
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
Kelompok 3 : FIRMANSYAH FAJAR SASI SAMUDRA ANGGITA AYU
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
PANCASILA Sebagai PANDANGAN HIDUP BANGSA
TIPE – TIPE KELEMBAGAAN
KONSEP-KONSEP POLITIK
BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
RIA KURNIASARI. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menganalisis hakikat, fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat 1. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat a.Pada era pemerintahan.
B Y C HANDRA S ETIAWAN. Pendapat para ahli Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya politik adalah pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
Dosen Pengampu : Indah Meitasari M.Si
SOSIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
OLEH : ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H. Nilai, norma, dan moral adalah konsep- konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya.
Transcript presentasi:

IDEOLOGI Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat dan mampu menjelaskan pengertian dan konsep-konsep Ideologi Pokok Bahasan Pengertian Pendekatan Karakteristik Tipologi IDEOLOGI

IDEOLOGI “Sebuah Konsep yang paling sukar dipahami dalam ilmu sosial secara keseluruhan” (D. Mc Lelland,1995) Mengapa ?

Selama + 6 Dekade ini konsep Ideologi muncul sebagai salah satu Ide-Politik yang paling rumit dan mengandung perdebatan. Ide ini mencolok dalam diskusi pada jenjang-jenjang yang tampaknya tidak saling bersinggungan; upaya untuk menyusun fenomena yang tak berkaitan, dan telah mengakibatkan kerancuan di kalangan akademisi dan pengamat politik. Para teoritikus politik, sejarah, filsuf, ahli bahasa, antropolog budaya, sosiolog dan para psikolog telah bergulat dengan konsep ideologi ini (Michael Freden, 1996)

Antoine Destutt de Tracy (1754-1836) Pencipta istilah IDEO - LOGI (1796) De Tracy : Ideologi merupakan Ilmu tentang Pikiran Manusia yang mampu menunjukkan arah yang benar menuju masa depan Napoleon Bonaparte (1769-1821) Orang yang menjadikan istilah Ideologi menjadi bercitra NEGATIF

Ideologi lebih dipahami sebagai refleksi terhadap suatu pandangan hidup atau sikap mental (Harold Walsky, 1947) Ideologi adalah Instrument pandangan serta sikap-sikap dan nilai-nilai atau suatu orientasi berpikir tentang manusia dan masyarakat (T.W Adorno, 1950)

Ideologi Politik, merupakan sekumpulan kepercayaan dan pemikiran empiris serta normatif yang relatif koheren dengan terfokus pada masalah-masalah hakikat manusia, proses sejarah, dan pengaturan sosiopolitik (Roger Eatwell & Anthony Wright, 2004) Ideologi Negara, dapat diartikan sebagai seperangkat pandangan serta sikap-sikap dan nilai-nilai juga sekaligus orientasi berpikir warganegara tentang negara bangsanya

Ideologi yang bersifat Konservatif Ideologi “Kontra-Ideologi” TIPOLOGI IDEOLOGI Ideologi yang bersifat Konservatif Ideologi “Kontra-Ideologi” Ideologi Reformis Ideologi Revolusioner catatan : Suatu Ideologi karena proses sejarah bisa mengalami perubahan pensifatan

Jenis Ideologi secara Teoritis

IDEOLOGI FUNGSIONAL Merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama (Common-Well) atau tentang Masyarakat dan Negara yang dianggap paling baik

Ideologi Doktriner manakala ajaran-ajarannya dirumuskan secara sistematis dan terrinci dengan jelas; penyebarannya dilakukan dengan melalui serangkaian indoktrinasi dan yang pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparatus partai atau pemerintah yang berkuasa

Ideologi Pragmatis Tidak dirumuskan secara sistematis dan terrinci, tetapi lebih bersifat umum, dan penyebarannya dilakukan dengan melalui proses sosialisasi yang fungsional : melalui Keluarga, Sekolah, Sistem Politik, Ekonomi dan Religi, serta yang pelaksanaannya dilakukan tanpa melalui kontrol yang ketat dari Partai maupun penguasa melainkan berlangsung secara kelembagaan

IDEOLOGI STRUKTURAL Merupakan Sistem Pembenaran, seperti halnya Gagasan dan Formula- Politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa

PENDEKATAN-PENDEKATAN IDEOLOGI Ideologi sebagai Pemikiran Politik Ideologi sebagai Kepercayaan dan Norma Ideologi sebagai Bahasa, Simbol dan Mitos Ideologi sebagai Alat Kekuasaan Elite

Catatan : Keempat pendekatan ini tidak terpisah satu sama lain Pendekatan pertama, terkait dengan “Isme-isme” besar Pendekatan kedua, bertalian dengan cara pandang orang kebanyakan Pendekatan ketiga, lebih mencermati wacana dan ikonografi (semiotika) Pendekatan keempat, lebih berkaitan dengan usaha Elite untuk mempertahankan kekuasaan dengan menjamin kepatuhan dan dukungan

KARAKTERISTIK IDEOLOGI (Edward Shils, 1968) Pertama, memuat tentang nilai-nilai dan pandangan-pandangan mengenai masalah-masalah yang dianggap pokok (Urgen), yang biasanya diuraikan atau diformulasikan dengan secara gamblang Kedua, nilai atau pandangan tersebut biasanya berisi sesuatu atau beberapa pre-Eminent values (nilai-nilai dasar), seperti halnya tentang keselamatan abadi, kemakmuran materi, demokrasi, keadilan dan kesejahteraan, dll.

Ketiga, pada umumnya nilai-nilai tersebut menentang terhadap perubahan dan senantiasa mengkaitkan dengan kejayaan masa lampau untuk diakarkan pada masa kekinian Keempat, nilai-nilai dimaksud dijabarkan oleh penguasa yang memiliki kepentingan atas ideologi tersebut

Kelima, setiap Ideologi selalu menuntut kepatuhan (obedient) dari rakyat atau penganutnya, serta mengupayakan adanya konsensus sekaligus memeliharanya, dan peka terhadap pelbagai penyimpangan Keenam, penghayatan oleh penganutnya dilakukan secara emosional