Sifat Koligatif Larutan Untuk SMK Tekonologi dan Pertanian Kelas XII Semester 5 Penyusun : SMK Negeri 7 Bandung
Isi dengan Judul Halaman Terkait Kompetensi Dasar Menerapkan cara menyatakan konsentrasi larutan yang berkaitan dengan sifat koligatif Mendeskripsikan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan dan tekanan osmosis adalah sifat koligatif larutan, dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif senyawa Membandingkan sifat koligaif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit yang konsentrasinya sama Hal.: 2 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan Siswa dapat menjelaskan sifat koligatif larutan non elektrolit dan larutan elektrolit Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan zat terlarut terhadap tekanan uap , kenaikan titik didih dan penurunan titik beku baik larutan non elektrolit maupun larutan elektrolit Siswa dapat menghitung tekanan Tekanan uap larutan non elektrolit maupun larutan elektrolit Siswa dapat menghitung kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan non elektrolit maupun larutan elektrolit Siswa dapat menghitung tekanan osmose larutan non elektrolit maupun larutan elektrolit Hal.: 3 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Konsentrasi Larutan Konsentrasi adalah jumlah relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan Larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung zat terlarut relatif lebih banyak daripada larutan dengan konsentrasi rendah Larutan dengan konsentrasi tinggi umumnya disebut larutan pekat, sedangkan larutan yang konsentrasinya rendah disebut larutan encer Jenis-jenis konsentrasi : Konsentrasi dalam persen Persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat (%W/W), persen volume (%V/V), dan persen berat-volume (%W/V). Persen berat ( %W/W ) = gram zat terlarut x100 gram zat terlarut + gram pelarut Persen volume ( %V/V ) = ml zat terlarut x100 ml larutan Hal.: 4 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Lanjutan Persen berat-volume ( %W/V ) = gram zat terlarut x 100 ml larutan 2. Fraksi mol (x) Jika larutan terdiri dari zat terlarut A dan pelarut B Fraksi mol A = jml mol A jml mol A + jml mol B 3. Kemolaran (M) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dalam 1 mL larutan Kemolaran (M) = jumlah mol terlarut liter larutan 4. Kemolalan (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gr pelarut Kemolalan (m) = jumlah mol terlarut 1000 gr pelarut Hal.: 5 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut maka akan didapat suatu larutan yang mengalami: Penurunan tekanan uap jenuh Kenaikan titik didih Penurunan titik beku Tekanan osmosis Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasinya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Hal.: 6 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit Penurunan Tekanan Uap Jenuh Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu T ekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhutertentu Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang Menurut Roult : p = p◦ . XB dimana : p : tekanan uap jenuh larutan po : tekanan uap jenuh pelarut murni XB : fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : P = Po (1 - XA) P = Po - Po . XA Po - P = Po . XA → Sehingga : ΔP = po . XA H.: 7 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Lanjutan Dimana : ΔP : penurunan tekanan uap jenuh pelarut po : tekanan uap pelarut murni XA : fraksi mol zat terlarut Contoh : Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr= 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg Jawab : mol glukosa =180/45= 0,25 mol mol air =18/90 = 5 mol fraksi mol glukosa = 0,25 = 0,048 0,25 + 5 Penurunan tekanan uap jenuh air : ΔP = Po. XA = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg Hal.: 8 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Lanjutan 2. Kenaikan Titik Didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni Menurut Roult : ΔTb = m . Kb Dimana : ΔTb = kenaikan titik didih (oC) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didih molal Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai : Tb = (100 + ΔTb) oC 3. Penurunan Titik Beku Menurut Roult : ΔTf = m . Kf Hal.: 9 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Lanjutan ΔTf = penurunan titik beku m = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:Tf = (O - ΔTf) oC 4. Tekanan Osmosis Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. Hal.: 10 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Isi dengan Judul Halaman Terkait Lanjutan Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT → n/v = M Jadi tekanan osmosis π= M.R.T Dimana: Π = tekanan osmosis (atmosfir) C = konsentrasi larutan (M) R = tetapan gas universal = 0,082 L.atm/mol K T = suhu mutlak (K) Hal.: 11 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion sehingga jumlah partikel zat terlarutnya lebih banyak dibanding dengan larutan non elektrolit Untuk larutan elektrolit sifat koligatif larutannya dikalikan dengan suatu faktor yang disebut faktor Van’t Hoff yaitu i = 1 + α ( n-1 ) , dimana α menyatakan derajad ionisasi dan n menyatakan jumlah ion yang dihasilkan Penurunan Tekanan Uap Jenuh ΔP = po . XA . i Kenaikan Titik Didih ΔTb = m . Kb . i Penurunan Titik Beku ΔTf = m . Kf . i Tekanan Osmosis π= M.R.T. i Hal.: 12 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Oktaviani Budiarti,S.Pd Isi dengan Judul Halaman Terkait Akhir “Terima Kasih” Tim Penyusun: Rochim Muliawan,S.Pd, Dra. Hj. Nunun Kusworini, Oktaviani Budiarti,S.Pd SMK Negeri 7 Bandung Hal.: 13 Isi dengan Judul Halaman Terkait