Buah Kecapi Kecapi merupakan salah satu jenis buah-buahan asli Indonesia. Buah ini diperkirakan berasal dari Indocina dan Semenanjung Malaya. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke India, Indonesia (Borneo dan Maluku), Mauritius, dan Filipina. Tinggi pohon ini mencapai 30 m dengan garis tengah batang 90 cm dan bergetah. Daun berseling, beranak daun 3. Anak daun jorong sampai bundar telur lonjong. Perbungaan di ketiak dan berbentuk malai. Buah buni bulat agak gepeng, 5-6 cm, kuning atau kemerahan jika masak, berbulu halus seperti beludru, dengan rasa yang berasa manis atau agak masam. Tanaman ini menyukai daerah dengan musim kering yang panjang. Tumbuh baik di daerah yang curah hujannya merata, pada tanah liat atau tanah liat berpasir dari ketinggian 0 - 1000 m di atas permukaan laut. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan mengecambahkan biji. Biji akan mulai berkecambah kira-kira setelah 20 hari dari mulai dikecambahkan. Semainya akan tumbuh cepat dan dapat berbunga setelah berumur 5-7 tahun. Selain dikonsumsi langsung layaknya buah biasa, beberapa bagian dari tanaman kecapi seperti akarnya, ternyata berkhasiat untuk mengobati sakit diare dan penguat tubuh wanita usai melahirkan. Selain itu, rebusan daunnya berkhasiat untuk penurun demam dan serbuk kulit batangnya bisa dimanfaatkan untuk pengobatan cacing gelang. Buah Kecapi selain dimakan segar juga dapat diproses untuk pembuatan gula-gula, sambal, jeli, dan selai. Pohon kecapi yang rindang dapat dimanfaatkan sebagai pohon peneduh dan kayunya untuk bahan konstruksi rumah. Untuk membuat ramuan herbal penurun demam dari daun kecapi cukup sederhana, yakni dengan merebus beberapa helai daun untuk diambil sarinya. Setelah itu bisa dikonsumsi dengan menambahkan madu layaknya meminum jamu tradisional yang lain. Nah, jika Anda menemukan buah ini di pasar tradisional atau supermarket, jangan ragu lagi untuk mengonsumsinya. Selamat mencoba.