PERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS YULIATI, SKp,MM Un PERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS YULIATI, SKp,MM Un. Esa Unggul , Jakarta
PENDAHULUAN Jumlah pasien HIV/AIDS di Sulut semakin meningkat. Sebagian besar pasien diberobat pada stadium lanjut dengan berbagai IO, dan keadaan umum jelek. Sebagian besar pasien juga mempunyai masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran ; masalah keluarga ; masalah psikologis seperti ketergantungan obat, depresi Karena itu diperlukan suatu pengobatan suportif yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan meringankan penderitaan, disebut perawatan paliatif. Perawatan paliatif diberikan sebagai suplemen dan aditif dari terapi kausal ARV, dan terapi IO.
Definisi perawatan paliatif Perawatan untuk mencegah, memperbaiki, mengurangi gejala -gejala suatu penyakit, namun bukan berupaya penyembuhan. Suatu perawatan yang bertujuan mencapai kwalitas hidup optimal bagi ODHA dan keluarganya, dengan meminimalkan penderitaan dengan perawatan klinis, psikologis, spiritual, dan sosial sepanjang seluruh perjalanan penyakit HIV. ( HIV/AIDS palliative care guideance. US Dept. of State 2006 ) Suatu pendekatan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan, penilaian, pengobatan nyeri dan masalah- masalah fisik lain, juga masalah psikologis dan spiritual lainnya . ( WHO Palliative care 2006 )
Definisi perawatan paliatif Stuard & Sundeen,1995 Penyakit terminal adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi.
Kriteria Penyakit Terminal Penyakit tidak dapat disembuhkan Mengarah pada kematian Diagnose medis sudah jelas Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit Prognosis jelek Bersifat progresif
Jenis-jenis Penyakit Terminal Penyakit kanker / Ca Penyakit infeksi Gagal ginjal / Congestif Renal Falure (CRF) Mati batang otak Stroke Multiple Sklerosis Akibat kecelakaan fatal AIDS
Prinsip perawatan paliatif - Menghilangkan nyeri & gejala-gejala lain yang menyiksa Menghargai kehidupan & menghormati kematian sebagai suatu proses normal Tidak bermaksud mempercepat atau menunda kematian - Perawatan yang mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual, sosial, budaya dari pasien dan keluarganya, termasuk dukungan saat berkabung. Memberi sistim dukungan untuk mengusahakan pasien sedapat mungkin tetap aktif sampai kematiannya. Memberi sistim dukungan untuk menolong keluarga pasien melalui masa sakit pasien, dan sewaktu masa perkabungan
Manfaat perawatan paliatif Meningkatkan kualitas hidup ODHA dan keluarganya Mengurangi penderitaan pasien Mengurangi frekwensi kunjungan ke rumah sakit Meningkatkan kepatuhan pengobatan
Pelaksana perawatan paliatif Petugas medis : Perawat, Manajer kasus Dokter, fisioterapis, nutrisionis Keluarga pasien Petugas sosial komunitas : lay support anggota KDS petugas LSM
Jenis perawatan paliatif 1. Pengobatan medikamentosa terutama penatalaksanaan nyeri dan gejala-gejala lain 2.Perawatan psikososial berupa : psikologis Sosial spiritual kedukaan/berkabung
Penatalaksanaan nyeri Nyeri merupakan masalah utama pada perawatan paliatif Upaya penatalaksanaan nyeri : - Tentukan penyebab nyeri :sakit kepala berat pada kriptokokus menigitis-nyeri neurogenik akibat mielopati, efek ARV - Tentukan jenis nyeri : somatik, viseral, propioseptif, neurogenik - Tentukan beratnya nyeri : 1. numeric rating scale, 2. perilaku non-verbal 3. Wong Baker Faces pain scale
Tempat pelayanan Umumnya pilihan pasien 1. Tempat pelayanan Perawatan dirumah ( Home -based care) Umumnya pilihan pasien Perlu pelatihan bagi anggota keluarga yang akan memberikan pengobatan paliatif 2.Perawatan di rumah sakit ( Hospital care) Terutama di daerah insidensi < 1 % 3. Hospice care
Kapan mulai perawatan paliatif - Konsep tradisional : terapi paliatif sebagai “ end – of – life care “ , sesudah pengobatan kausal gagal. - Konsep kini : terapi paliatif diberikan bersama seiring dengan pengobatan kausal - Terapi paliatif pada pra - HAART : good end – of – life - Terapi paliatif pada era HAART : kualitas hidup yg. baik
Kasus 1 - Pria, 17 th. MRS di RS. Kandou 5 hari lalu dengan febris intermiten, sakit kepala 2 bulan, defisit neurologi (-). 6 bulan lalu MRS didiagnosis TB paru dan HIV positif, CD4 = 24 . - Pasien dipulangkan dengan terapi OAT dan ARV ( AZT + 3TC + efavirenz ). - Pasien sempat kontrol sekali seminggu ke RS, dengan keadaan umum baik, terapi diteruskan, diberi konseling tentang kepatuhan. - Setelah itu pasien tidak pernah kontrol lagi walau dihub. Lewat telp. - Alasan putus obat : efek samping ARV pusing, sakit kepala, mual, pindah ke poigar. Diskusi : apa masalah adherence pasien ? apa Kekurangan pada penatalaksanaan kita ?
SEKIAN DAN TERIMA KASIH