Doris Febriyanti, S.IP, M.Si febriyantidoris@yahoo.com 08127860271 DEMOKRASI Mayoritas Doris Febriyanti, S.IP, M.Si febriyantidoris@yahoo.com 08127860271
Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara Warga negara merupakan terjemahan dari kata “citizen” yang berarti anggota atau warga Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negara Istilah warga negara telah menjadi konsep lazim di Indonesia sebagai terjemahan dari kata “citizen” Istilah citizen berkembang di Inggris pada abad pertengahan ke 19, kata tersebut saling bertukar pakai dengan kata denizen. Kedua istilah ini digunakan untuk warga atau penduduk kota. Sedangkan orang-orang atau warga bukan penduduk kota disebut dengan subject. Sedangkan di Indonesia, citizen diserap dalam bahasa Indonesia menjadi warga negara sedangkan subject lebih dikenal dengan istilah orang asing
Konsep Demokrasi Mayoritas "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Plato berpandangan bahwa demokrasi sesungguhnya bukan sebuah sistem politik yang ideal. Aristoteles dalam Politics mengulas juga tentang demokrasi, namun baginya demokrasi juga bukan pula sebuah sistem yang ideal. Penolakan aristoteles terhadap demokrasi sebagai sebuah sistem yang ideal karena demokrasi berpotensi menjadikan negara kacau (anarki), karena semua warga negara bebas berkehendak sesuai kepentingannya. Demi menghindari anarki, Aristoteles berpendapat bahwa hukum harus menjadi pengawal kehidupan bernegara. Aristoteles memberi sumbangan berharga bahwa hukum adalah pagar untuk menghindarkan manusia dari situasi chaos.
Menurut Abrahan Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. yang dimaksud oleh Lincoln disini yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat, karena diambil dari beberapa rakyat itu sendiri dan dilaksanakan oleh beberapa orang yang dikehendaki rakyat karena dipilih oleh rakyat itu sendiri dan untuk melaksanakan kehendak rakyat.
Pentingnya untuk meraih simpati dan dukungan mayoritas rakyat, karena dalam demokrasi kebenaran bukan karena benar tetapi karena siapa yang paling banyak pendukungnya (tergantung massa) kembali lagi ke yang banyak belum tentu benar walau yang benar masih banyak. Jadi wajar kalau banyak terjadi pengerahan massa untuk menunjukkan persetujuan/ketidaksetujuan
Demokrasi rakyat betul-betul harus dicerdaskan terutama dalam kecerdasan berpolitik dan peranan media yang membuka seterang-terangnya, seperti kata Pak Presiden (habis itu di peti es kan, biar beku dan cool). Dan pendidikan politik yang seyogyanya dilakukan oleh partai politik
TERIMA KASIH