KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW Syarif Nurhidayat

Periodesasi Kepemimpinan Islam Masa Rasul Fase Makkah Fase Madinah Pasca Rasul Khulafa Ar Rasyidun Masa Dinasti Umayyah Masa Dinasti Abbasiyah

KELAHIRAN MUHAMMAD Lahir 12 Rabiulawal, Tahun Gajah di Mekah al-Mukarramah (22 April 571) DITANDAI DENGAN BANYAK PRISTIWA BESAR: Ketika dalam kandungan tidak merepotkan Sang Ibu; Diperbincangkan oleh seluruh makhluq hidup, tanah menjadi subur, pohon berbuah lebat, semua menyambut gembira; Kegagalan serangan pasukan gajah Abroha (Al Fill) Padamnya api abadi yang disembah kaum majusi di Persia

Masa Kecil Muhammad Tumbuh sebagai anak Yatim Diasuh oleh Halimah (orang yang sederhana) Pada umur empat tahun, Muhammad dibelah dadanya oleh Jibril Pada umur enam tahun Ibu Nabi, Aminah meninggal dan Nabi diasuh oleh Kakeknya Abdul Muthollib. Pada umur 8 tahun, Kakeknya meninggal dan diasuh oleh Pamannya Abu Tholib Masa Remaja dihabiskan dengan menggembala

Gelar Al Amin Pada Umur 12 tahun, Muhammad turut berdagang ke Syam Gaya berdagang dengan kejujuran penuh Tidak pernah menipu Mendapat kepercayaan masyarakat karena sifatnya tersebut diberi gelar AL AMIN (yang dapat dipercaya) Peristiwa Hajar Aswad (Nabi menjadi pemecah masalah dengan meminta semua suku menggunakan kain untuk mengangkat hajar aswad)

Muhammad dan teori kelahiran pemimpin Nabi lahir dari Sebuah Suku/Bani Hasyim yang besar Sejak kecil sudah digembleng dengan keadaan yang tidak memanjakan sehingga bisa mandiri Pergantian pola pengasuhan menjadikan sifat Muhammad terbuka dan bijaksana Karakter pribadinya diapresiasi masyarakat dengan penyematan gelar kepercayaan Jadi Muhammad lahir dengan potensi Pemimpin yang kemudian digembleng dg pendidikan kepemimpinan informal. => Teori Ekologis

4 Sifat Utama Nabi Sidiq: Jujur berkata dengan sebenarnya Amanah: Dapat dipercaya untuk dibebani tanggungjawab. Fathanah: cerdas, dengan digabung kebijakan Tablig: Menyampikan apa yang diwahyukan Allah, Terbuka, Transparan. Dan yang lebih penting adalah KETELADANAN. Nabi tidak akan menyuruh jika belum bisa melaksanakannya. (satu contoh/ teladan lebih utama daripada seribu nasehat)

Muhammad Sebagai Pemimpin Masyarakat Islam Nasionalisme ala Muhammad (Lintas batas Wilayah, dibatasi keyakinan) Kenyataan bahwa ilmu pengetahuan disetting semangat sekularisme yang memisahkan agama dari masalah dunia Kesatuan visi Agama lebih kental dibanding dengan semangat kewilayahan. Muhammad sebagai Rosul dan diakui sebagai manusia yang paling berpengaruh di dunia.

Ciri kepemimpinan Muhammad Bimbingan Wahyu: kenyataan bahwa pengaruh Muhammad karena kemukjizatan dari Allah tidak terbantahkan. Akhlaqul Karimah: Sosok Beliau mengundang kesan dalam bagi setiap individu untuk tunduk dan patuh. Revolusioner: Semangat yang diusung adalah perubahan sistem, dari tirani para soudagar pada sosialisme kesetaraan. Populer: Dari pribadinya, akhlaqnya, ajarannya, semangatnya, menjadikan Muhammad sosok yang dikenal dan diterima oleh kelompok mayoritas.

Fase Makkah: Mengandalkan kepercayaan pada sosok Individu Menanamkan aqidah Islam sebagai semangat berjuang dan bertahan Tangguh dan tahan uji Fase Madinah: Pembentukan masyarakat Islam Diplomasi kekuasaan (Perjanjian hudaibiyah, pemersatuan suku dll) Implementasi Islam Rahmatan lil’alamin... Fathul Makkah

Realitas Kepemimpinan Islam Kini? Umat Islam telah kalah secara politis setelah perang Salib Orientasi dunia beralih ke “Barat” Umat Islam terpecah menjadi semangat kewilayahan, negara-negara. Islam kontekstual menjadi tantangan agar nilainya tetap utuh meski secara fisik umat terbagi-bagi. Semangat mengembalikan kejayaan Islam diwarnai dengan semangat kedaerahan (Jamaludin Al Afghani, muhammad Abduh=Pan Islamisme-Pan Arabisme)

Gerakan purifikasi (pemurnian) Islam justru mengembalikan Islam kepada ajaran Murni Islam ala Makkah yang sifatnya pemurnian aqidah dan pemurnian “Ibadah” semata. Islam mestinya kan- rahmatan lil’alamin....

Pertanyaan? Sebenarnya, Muhammad itu berhasil menjadi manusia yang paling berpengaruh di dunia, karena kepemimpinannya atau karena kenabiannya? Bagaimana Implementasi Islam rahmatan Lil ‘alammin dalam konteks kepemimpinan?