Kontrol hormon terhadap fungsi ginjal

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGATURAN FUNGSI GINJAL DAN MIKSI
Advertisements

ULANGAN HARIAN PERTAMA SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
1. Gangguan Cairan & Aliran darah 2. Penuaan
rbf dan gfr serta faktor yang mempengaruhi
Oleh: RINA YUNIARTI, S.Farm, Apt
PROSES PEMBENTUKAN URIN
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
HORMON Suwandito,dr,MS.
Air Sesuatu substansi yg fital dlm kehidupan manusia Tdk dpt diganti dgn Unsur lain Kekurangan air Dehidrasi, shg tdk ada metabolisme dlm tubuh Eletrolit.
Sirkulasi Cair Tubuh PURWO SRI REJEKI.
KARDIOVASKULAR Habiba Aurora.
Sistem Osmoregulasi Ikan
SISTEM SIRKULASI.
SISTEM ENTEROHEPATIK.
Sistem Kardiovaskular
Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK
Cairan tubuh, elektrolit dan pengaturannya
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Biokimia Pengasaman Urin.
Manusia sebagai makhluk : Bio Psiko Sosial Holistic Spiritual
DIABETIS INSIPIDUS 1.PENGERTIAN a. Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak yang disebabkan oleh dua hal Gagalnya.
ANATOMI-FISIOLOGI SISTEM KEMIH DIANA IRAWATI. FISIOLOGI GINJAL Regulasi volume darah melalui proses sekresi air Regulasi elektrolit darah Regulasi keseimbangan.
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
Fera Sartika, skm.,m.sI Analis kesehan um palangkaraya
SISTEM ENTEROHEPATIK.
BIOAKTIF DAN BIOGENIK PEPTIDA.
PEMBULUH DARAH DAN TEKANAN DARAH
Sistem Ekskresi (Urinary System )
Tekanan Darah (TD,Tensi)
EKSKRESI DAN HOMEOSTASIS
Erkadius Bagian Fisiologi
Erkadius Bagian Fisiologi
MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Kontrol Syaraf pada Homeostasis “Lingkungan Dalam”
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Kardiovaskular
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
SEMINAR HASIL RIA MARESTY.
Sistem Ekskresi.
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
SISTEM EKSKRESI PARU HATI KULIT GINJAL.
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
FARMAKOTERAPI HIPERTENSI
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
OBAT DIURETIK.
BAB 8 Sistem Ekskresi.
SISTEM EKSKRESI KULIT.
Ni luh gede sinta Dwiarti
Sistem Ekskresi.
SISTEM HORMONAL.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Patofisiologi dan terapi penyakit ginjal
URINARIA I Kelompok 2 Gupita Laksmi P. Humila Ainun N.
HOMEOSTASIS CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dan ASAM BASA. OBJECTIVES MEMAHAMI KONSEP HOMEOSTASIS KOMPOSISI CAIRAN TUBUH MEKANISME HOMEOSTASIS PENGERTIAN ASAM-BASA.
EKSKRESI DAN HOMEOSTASIS
Sulthon Taqdir Alfirdaus, S.Pd
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
Sistem Ekskresi Manusia
PHYSIOLOGY OF URINARY SYSTEM AND HOMEOSTASIS
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
Sistem Ekskresi Manusia
HORMON.
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Transcript presentasi:

Kontrol hormon terhadap fungsi ginjal Erkadius

Kontrol GFR dan RBF Epinefrin dan nor-epinefrin Simpatis  semua pembuluh darah di ginjal peningkatan tonus normal  efek sedikit peningkatan sedang  efek ringan Medulla adrenal - kerjasama simpatis Peningkatan hebat konstriksi arteriol, penurunan RBF dan GFR reaksi pertahanan tubuh iskemia otak perdarahan hebat

Endotelin vasokonstriktor – dibebaskan oleh endotel yang rusak di pembuluh darah ginjal  vasokonstriksi ginjal dan penurunan GFR sering meningkat di plasma pada penyakit yang berhubungan dengan cedera vaskuler misal: tokesmia gravidarum, gagal ginjal akut, dan uremia kronik

Angiotensin II dibuat di ginjal dan di sirkulasi sistemik, pada situasi penurunan tekanan darah dan kehilangan cairan tubuh konstriksi arteriol efferens  tekanan di glomerulus naik, mencegah penurunan P hidrostatik glomerulus dan GFR  RBF turun  aliran ke kapiler peri tubulus turun, penyerapan Na dan air meningkat menjamin pembuangan sisa metabolisme

Endothelial-derived nitric oxide vasodilatasi ginjal, resistensi vaskuler turun menjamin pembuangan Na dan air yang normal Prostaglandin (PGE2, PGI2), dan bradykinin vasodilator, meredam efek konstriksi dari simpatis atau angiotensin II ikut mencegah penurunan GFR dan RBF berlebihan

Metabolisme air - ADH Antidiuretic hormone (vasopressin) Perangsang: cairan tubuh lebih hipertonus Menarik air: tubuli distal & duktus koligentes air di bawa aquaporin melalui sitoplasma urine menjadi pekat ADH <2 pg/mL: kepekatan urine 0,3 plasma ADH > 5 pg/mL: kepekatan urine 4 x plasma

ADH – Osmolalitas urine/plasma

Volume plasma ↓15-25%: Efek ADH sekresi bisa ↑ 50x  vasokonstriksi, TD ↑ Efek ADH Penekanan aorta, a. karotid, a. pulmonalis  signal baroreseptor  penekanan produksi ADH volume darah↓, tekanan darah↓ → tekanan baroreseptor ↓, signal baroreseptor ↓  produksi ADH ↑

Penurunan efek ADH: diabetes insipidus sentral: produksi ADH turun nefrogenik: respons tubuli berkurang Peningkatan produksi ADH volume plasma meningkat ANH (atrial natriuretic hormone) menghambat reabsorbsi Na tubuli proksimal eskresi NaCl dan air meningkat

Metabolisme air & mineral ANH (atrial natriuretic hormone) Produksi di atrium kanan, dirangsang oleh regangan di atrium kanan – misalnya peningkatan venous return Menghambat efek natriuresis angiotensin II di tubuli proksimal  reabsorbsi Na tubuli proksimal berkurang  eskresi NaCl dan air meningkat

Angiotensin II Penurunan aliran darah dan [Na] ginjal  enzim renin (sel juxtaglomerulus) Renin: angiotensinogen  angiotensin I (AT I) Angiotensin converting enzyme, ACE [vaskuler]): AT I  AT II Merangsang produksi aldosteron, ekskresi Na dan air di tubuli proksimal, dan nafsu garam Menyebabkan tekanan darah naik Efek utama: konservasi cairan dan Na

Aldosteron Perangsang utama: peningkatan [K] dan angiotensin II Efek: sekresi K dan reabsorbsi Na di tubuli distal dan duktus koligentes Aksis renin – angiotensin – aldosteron menarik Na dan air di ginjal, volume cairan tubuh dan venous return naik, tekanan darah naik pressure natriuresis dan diuresis  pembuangan cairan dan Na kembali di ginjal

Metabolisme Ca Vitamin D tanaman: ergosterol  D2/D3 (Ultraviolet) kulit: 7‑dehidrokolesterol previtamin D3 (UV) vitamin D3 (panas); di hati D3  25-OH D3 ginjal 1,25-(OH)2-D3: potensi 10x D3; atau 24,25-(OH)2-D3: potensi 0,5x D3 dirangsang oleh hormon paratiroid, penurunan vitamin D, dan penurunan Ca dan pospat menarik Ca dari usus dan tulang

Hormon paratiroid (PTH) dirangsang oleh penurunan Ca mendorong sintesis 1,25‑(OH)2-D3 penyerapan Ca di tulang dan ginjal  Ca naik penghambatan reabsorpsi PO4  dibuang Tulang: penarikan Ca (mirip vitamin D) reseptor di osteoblast, efek via osteoklast osteoklast menyerap tulang

Autacoids are biological factors which act like local hormones, have a brief duration, act near the site of synthesis, and are not blood borne. Autacoids are primarily characterized by the effect they have upon smooth muscle. With respect to vascular smooth muscle, there are both vasoconstrictor and vasodilator autacoids. Vasodilator autacoids can be released during periods of exercise. Their main effect is seen in the skin, allowing for heat loss. The word autacoids comes from the Greek "Autos" (self) and "Acos" (relief, i.e. drug). These are local hormones and therefore have a paracrine effect. Some notable autacoids are: eicosanoids, angiotensin, neurotensin, NO (nitric oxide), kinins, histamine, serotonin, endothelins, etc