Penyelundupan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada waktu itu selalu memberikan wejangan bagi warga negara Indonesia, dengan tujuan untuk menyelamatkan Republik Indonesia, dan meringankan beban rakyat Indonesia yang menderita. Pada suatu hari saya diminta datang oleh Bung Hatta. Ketika itu saya sebagai mayor jendral TNI dengan pangkat panglima Kesatuan Reserve Umum. Bung Hatta saat itu minta agar saya dapat meringankan beban rakyat Indonesia dalam hal tekstil, yang pada waktu itu hampir tidak ada lagi di pasaran. Demikian juga dengan bermacam-macam barang yang biasanya diimpor, apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sebagai seorang Islam yang sangat taat kepada agama, beliau memikirkan kebutuhan rakyat menjelang Hari Raya Idul Fitri tersebut. Sewaktu itu, dalam usaha berdikari untuk membiayai sekolah saya sampai menjadi seorang dokter gigi, saya terjun di dalam perindustrian dan perekonomian kecil dengan mendapat pelajaran dari para singkek (orang Cina totok). Karena itu dengan mudah saya dapat membantu Bung Hatta mengusahakan kebutuhan rakyat tersebut di atas. Caranya ialah dengan melalui penyelundupan menghadapi patroli Belanda dan menerobos blokade Belanda dari pengetatan sepanjang laut dan daratan yang diduduki Belanda. Dalam pelaksanaannya, saya dibantu orang-orang Cina totok dari pasukan Po An Tui (pasukan Tionghoa yang membantu KNIL di zaman Belanda) dan intelijen Gurka di Jawa Timur, dengan jalan membuat pelabuhan-pelabuhan gelap (tidak terlihat) di sebelah selatan Tulung Agung dan Pacitan. Prof. Dr. Moestopo, Pribadi Manusia Hatta, Seri 7, Yayasan Hatta, Juli 2002