FUNCTION 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ARRAY.
Advertisements

STRUKTUR KONTROL PERCABANGAN DAN STRUKTUR KONTROL LOMPATAN
STRUKTUR DATA (5) Pointer dan Function
Fungsi (lanjutan) Pertemuan ke-9 Bahasa C.
3 Variabel, Konstanta Tipe Data dan dalam Bahasa C/C++ Java dan Bab
ARRAY Dr. Lily Wulandari.
Review-Dasar Pemrograman Komputer
Struktur data selain array : Structure, Union, Enumeration
STRUKTUR DATA (5) Pointer dan Function
Pointer Yuliana Setiowati.
STRUKTUR DATA Pointer dan Function
Fungsi Fungsi.
Function User Function.
Pemrograman Berorientasi Obyek1 Sub Pokok Bahasan Pointer. Reference. Function Passing Parameter by Value, by Reference, by Pointer.
Bab 05 Tipe Data dan Mengisi Variabel
FUNCTIONS Pertemuan 9 Matakuliah: T0456 / Algoritma dan Metode Object Oriented Programming Tahun: 2007.
1 Pertemuan Fungsi Matakuliah: T0016 / Algoritma dan Pemrograman Tahun: 2007 Versi: 6.
1. Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu :  Mendemonstrasikan penggunaan fungsi serta pengiriman parameter 2.
Prosedur dan Fungsi Triana Elizabeth, S.Kom.
FUNGSI.
FUNCTION Fungsi (Function) merupakan sekumpulan instruksi yang membentuk satu unit serta memiliki nama. Fungsi digunakan.
Dasar Pemrograman Pertemuan 10 Pengulangan dalam C
FUNGSI.
FUNGSI.
PEMROGRAMAN DASAR.
PROCEDURE & FUNCTION.
Prosedur dan fungsi By Serdiwansyah N. A..
Pemograman Terstruktur
5. Fungsi S. Indriani L, M.T 5. Fungsi.
Bab & 7.3 NESTED LOOP Array 1 Dimensi 273.
Algoritme dan Pemrograman
POINTER 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
FUNCTION Fungsi (Function) merupakan sekumpulan instruksi yang membentuk satu unit serta memiliki nama. Fungsi digunakan.
Algoritme dan Pemrograman
06.3 Hari-6.
{Pertemuan 7 Struktur Perulangan Lanjutan}
FUNGSI, ARRAY, STRING, POINTER, DAN STRUCTURE
Struktur Data Khoiriya Latifa, M.Kom.
07.3 Hari-7.
PEMROGRAMAN DASAR (BAHASA C)
PERTEMUAN 9 Algoritma Presented by : Sity Aisyah, M.Kom
Remainder Senin depan mulai UTS Praktikum
Latihan #0 Dengan menggunakan pernyataan looping WHILE dan jumlah instruksi sesedikit mungkin, tuliskan cuplikan program (bukan program lengkap, hanya.
Pertemuan 9 Pengulangan dalam C Erna Sri Hartatik
Algoritme dan Pemrograman
Fungsi, Parameter & Rekursi
ALGORITMA & STRUKTUR DATA I
Algoritma dan Pemrograman I Teknik Informatika UNIKOM
FUNGSI.
10.5 Nested loop 6.3 & 7.3 NESTED LOOP 255.
291.
Algoritma dan Pemrograman
Struktur Data Khoiriya Latifa, M.Kom.
IT234 ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA
VARIABEL DAN TIPE DATA Erizal, S.Si, M.Kom Sistem Informasi
Parameter Ketika procedure atau function dipanggil, kita dapat melewatkan suatu nilai ke dalam function atau procedure tersebut. Nilai yang dilewatkan.
09.3 Hari-9.
RECURSION ( rekursi ).
mencetak Total kedua bilangan tersebut
Algoritme dan Pemrograman
BAB 14 RECURSION Pengertian Recursion. Recursion:
Arithmetic Expression
Bab 08 Menghitung Total Data yang Diinput Dari Keyboard
STRUKTUR perulangan (1)
Soal-soal.
Teknik Pemrog. Terstuktur 2
PERTEMUAN V F U N G S I Tujuan membuat suatu fungsi
Bab 03 Variabel dan Tipe Data
Penjumlahan dua buah MATRIX. Penjumlahan dua buah MATRIX.
BAB 14 RECURSION Pengertian Recursion. Recursion:
Transcript presentasi:

FUNCTION 6.3 & 7.3 NESTED LOOP

FUNCTION ( FUNGSI )

13.01 BAB 15 FUNCTION

main function Program dalam bahasa C, 13.02 Program dalam bahasa C, merupakan kumpulan fungsi-fungsi, dan minimal terdiri dari satu fungsi yaitu main function #include<stdio.h> main() { - } main function atau fungsi induk atau fungsi utama

#include<stdio.h> int HITUNG(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.01 #include<stdio.h> int HITUNG(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2;T=0; T = HITUNG(A,B); printf(“\n %d”, T); } int HITUNG(int A, int B) { int T; A = A * 2; B = B * 2; T= A+B; return(T); main program main Function Function : Nama : HITUNG Tipe : int

#include<stdio.h> main() { printf(“Jakarta”); } 13.02 Contoh-01 A. #include<stdio.h> main() { printf(“Jakarta”); } Program ini tidak menggunakan Funtion selain fungsi main Akan tercetak : Jakarta printf (……) merupakan sebuah Fungsi Pustaka (Library Function)

LIBRARY FUNCTION (Fungsi Pustaka) 13.02 LIBRARY FUNCTION (Fungsi Pustaka) #include<stdio.h> main() { printf(“Jakarta”); } void scanf(…….) ada 33 fungsi dalam file stdio.h void printf(…….) void gets(…….) void xxxxx(…….)

#include<stdio.h> #include<conio.h> main() { clrscr(); 13.02 #include<stdio.h> #include<conio.h> main() { clrscr(); printf(“Jakarta”); } void scanf(…….) ada 33 fungsi dalam file stdio.h void printf(…….) void gets(…….) void clrscr(…….) ada 6 fungsi dalam file conio.h void clrscr(…….)

#include<math.h> - int A,B; A=25; B = sqrt(B); 13.02 #include<……> #include<math.h> - int A,B; A=25; B = sqrt(B); xxx sqrt(…….) ada 23 fungsi dalam file math.h xxx pow(…….)

untuk mencetak “Jakarta” 13.02 Contoh-01 A. #include<stdio.h> main() { printf(“Jakarta”); } Program ini tidak menggunakan Funtion Akan tercetak : Jakarta #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { CETAK(); } void CETAK(void) printf(“Jakarta”); Menggunakan fungsi CETAK untuk mencetak “Jakarta” B. Akan tercetak : Jakarta

#include<stdio.h> 13.02 #include<stdio.h> main() { } Fungsi fungsi-fungsi yang dibuat sendiri Fungsi Fungsi main atau Fungsi induk atau Fungsi Utama Fungsi fungsi-fungsi yang dibuat sendiri Fungsi Fungsi

Program ini tidak #include<stdio.h> main() menggunakan Funtion { Contoh-01 13.02 A. #include<stdio.h> main() { printf(“Jakarta”); } Program ini tidak menggunakan Funtion Akan tercetak : Jakarta #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { CETAK(); } void CETAK(void) printf(“Jakarta”); B. men-DEKLARASI-kan Fungsi Men DEFINISI kan Fungsi Akan tercetak : Jakarta

Error #include<stdio.h> main() { CETAK(); } void CETAK(void) 13.03 Function yang tidak dideklarasikan terlebih dahulu, akan menyebabkan error #include<stdio.h> main() { CETAK(); } void CETAK(void) printf(“Jakarta”); Error C.

#include<stdio.h> void CETAK(void); main() { CETAK(); } 13.03 Contoh-02 Semua variabel yang dibuat dalam suatu Function, akan bersifat variabel LOKAL A. #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { CETAK(); } void CETAK(void) int A,B,T; A=5; B=2; T = A+B; printf(“%d”, T); 5 2 7 B A T Akan tercetak : 7

error #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { int A,B,T; 13.04 Variabel LOKAL dan variabel GLOBAL, dan CALLING Funtion dan CALLED Function 13.04 Contoh-03 #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(); } void CETAK(void) { printf(“%d”, T); A. variabel LOKAL dalam program induk 5 2 7 A B T error

#include<stdio.h> void CETAK(void); int T; main() { int A,B; 13.04 B. #include<stdio.h> void CETAK(void); int T; main() { int A,B; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(); } void CETAK(void) { printf(“%d”, T); variabel GLAOBAL 7 T variabel LOKAL dalam program induk 5 2 A B Tercetak : 7

#include<stdio.h> void CETAK(void); int T; main() { int A,B,T; 13.04 B. #include<stdio.h> void CETAK(void); int T; main() { int A,B,T; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(); } void CETAK(void) { printf(“%d”, T); variabel GLAOBAL T variabel LOKAL dalam program induk 5 2 A B T Tercetak : ?

#include<stdio.h> void CETAK(void); int T; main() { int A,B; 13.04 B. #include<stdio.h> void CETAK(void); int T; main() { int A,B; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(); } void CETAK(void) { int T; printf(“%d”, T); variabel GLAOBAL 7 T Lokal dalam fungsi main 5 2 A B Lokal dalam fungsi CETAK T Tercetak : ?

#include<stdio.h> void TAMBAH(void); int A,B,T; main() 13.05 C. #include<stdio.h> void TAMBAH(void); int A,B,T; main() { A=5; B=2; TAMBAH(); printf(“%d”,T); } void TAMBAH(void) { T = A + B; Semua variabel (A,B,T) dibuat GLOBAL Tercetak : 7

D. Tercetak : 7 #include<stdio.h> void TAMBAH(void); 13.05 #include<stdio.h> void TAMBAH(void); void CETAK(void); int A,B,T; main() { A=5; B=2; TAMBAH(); CETAK(); } void TAMBAH(void) { T = A + B; } void CETAK(void) { printf(“%d”, T ); } Semua variabel (A,B,T) dibuat GLOBAL Tercetak : 7

#include<stdio.h> void CETAK(int T); main() { int A,B,T; 13.05 Passing Variable. Variabel Parameter dan variabel Argument 13.06 Contoh-04 A. #include<stdio.h> void CETAK(int T); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(T); } void CETAK(int T) { printf(“%d”, T);} 5 2 7 T disini disebut A B T PARAMETER 7 T disini disebut T ARGUMENT Tercetak 7

#include<stdio.h> void CETAK(int T); main() { int A,B,T; 13.05 Passing Variable. Variabel Parameter dan variabel Argument 13.06 Contoh-04 A. #include<stdio.h> void CETAK(int T); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(T); } void CETAK(int X) { printf(“%d”, X);} 5 2 7 T disini disebut A B T PARAMETER 7 X disini disebut X ARGUMENT Tercetak 7

#include<stdio.h> void CETAK(int T); main() { int A,B,T; 13.06 Contoh-04 C. #include<stdio.h> void CETAK(int T); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T=A+B; CETAK(T); } void CETAK(int X) { int Y; Y = X * 2; printf(“%d”, Y);} 5 2 7 A B T 7 14 X Y Tercetak 14

#include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.06 Nilai yang dihitung oleh Called Function dapat dikembalikan (return) ke Calling Funtion 13.08 Contoh-05 A. #include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); } int JUMLAH(int A, int B) { int T; T = A+B; return(T); Variabel dalam fungsi main( ) 5 2 7 A B T return(T); 5 2 7 A B T Variabel dalam fungsi JUMLAH Tercetak 7

#include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.08 #include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); } int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X + Y; return(Z); B. Variabel dalam fungsi main( ) 5 2 7 A B T return(Z); 5 2 7 X Y Z Variabel dalam fungsi JUMLAH Tercetak 7

#include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.08 #include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); } int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X + Y; B. 5 2 7 A B T return(Z); 5 2 7 X Y Z Tercetak 7 Kalau tak ada instruksi return( ), maka yang di return adalah hasil perhitungan terakhir

#include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.11 #include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); } int JUMLAH(int X, int Y) { int Z,U; Z = X+Y; U = X * Y; return(Z) D. Yang direturn adalah nilai Z Tercetak 7

#include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.11 #include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); } int JUMLAH(int X, int Y) { int Z,U; Z = X+Y; U = X * Y; E. return nilai U Tercetak 10

#include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y); main() { int A,B; 13.07 Nilai yang dicetak oleh instruksi printf, dapat merupakan nilai yang diRETURN oleh suatu Function 13.12 Contoh-06 #include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y); main() { int A,B; A=5; B=2; printf(“%d”, JUMLAH(A,B); } int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X+Y; return(Z); A. bandingkan dengan fungsi pustaka printf( “%d”, sqrt(X) ); Tercetak 7

#include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X+Y; 13.08 Sebuah Function dapat ditulis diatas (sebelum) function main( ) 13.13 Contoh-07 A. #include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X+Y; return(Z); } main() { int A,B, T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); Tidak perlu men- DEKLARASI-kan fungsi Tercetak : 7

#include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; 13.13 #include<stdio.h> int JUMLAH(int A, int B); main() { int A,B,T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T); } int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X + Y; return(Z); #include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X+Y; return(Z); } main() { int A,B, T; A=5; B=2; T = JUMLAH(A,B); printf(“%d”, T);

#include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X+Y; 13.13 B. #include<stdio.h> int JUMLAH(int X, int Y) { int Z; Z = X+Y; return(Z); } main() { int A,B; A=5; B=2; printf(“%d”, JUMLAH(A,B); Tercetak : 7

#include<stdio.h> int ROBAH(int A, int B); main() { int A,B; 13.09 Nilai variabel dalam program main( ) tidak dapat dirubah oleh suatu Function 13.14 Contoh-08 #include<stdio.h> int ROBAH(int A, int B); main() { int A,B; A=5; B=2; ROBAH(A,B); printf(“\n% A = %d B = %d “ , A, B); } int ROBAH(int A, int B) { A = A * 2; B = B * 2; C. Tercetak : A = ? B = ?

#include<stdio.h> int ROBAH(int A, int B); main() { int A,B; 13.09 Nilai variabel dalam program main( ) tidak dapat dirubah oleh suatu Function 13.14 Contoh-08 #include<stdio.h> int ROBAH(int A, int B); main() { int A,B; A=5; B=2; ROBAH(A,B); printf(“\n% A = %d B = %d “ , A, B); } int ROBAH(int A, int B) { A = A * 2; B = B * 2; C. Tercetak : A = 5 B = 2

#include<stdio.h> int HITUNG(int A, int B); main() { int A,B,T; T = HITUNG(A,B); printf(“Nilai A = %d Nilai B = %d “ , A, B); printf(“\nTotal A + B = %d”, T); } int HITUNG(int A, int B) { int T; A = A * 2; B = B * 2; T= A+B; return(T); 13.14 D. Nilai A = ? Nilai B = ? Total A + B = ? Tercetak :

#include<stdio.h> int HITUNG(int A, int B); main() { int A,B,T; T = HITUNG(A,B); printf(“Nilai A = %d Nilai B = %d “ , A, B); printf(“\nTotal A + B = %d”, T); } int HITUNG(int A, int B) { int T; A = A * 2; B = B * 2; T= A+B; return(T); 13.14 D. Nilai A = 5 Nilai B = 2 Total A + B = 14 Tercetak :

13.10 Sebuah Function dapat mengCALL Function lain 13.15 Contoh -09 #include<stdio.h> int HITUNG(int C, int D); int TAMBAH( int X, int Y); main() { int A,B, T; A=5; B=2; T = HITUNG(A,B); printf(“\n%d “, T ); } int HITUNG (int C, int D) { int E; C = C * 2; D = D * 2; E = TAMBAH(C,D); return(E); int TAMBAH(int X, int Y) { int Z; Z = X + Y; return(Z); A. 5 2 A B T C D E X Y Z Tercetak : ?

13.10 Sebuah Function dapat mengCALL Function lain 13.15 Contoh -09 #include<stdio.h> int HITUNG(int C, int D); int TAMBAH( int X, int Y); main() { int A,B, T; A=5; B=2; T = HITUNG(A,B); printf(“\n%d “, T ); } int HITUNG (int C, int D) { int E; C = C * 2; D = D * 2; E = TAMBAH(C,D); return(E); int TAMBAH(int X, int Y) { int Z; Z = X + Y; return(Z); A. 5 2 A B T 10 4 C D E 10 4 14 X Y Z Tercetak : 14

13.11 Dua buah Function dapat saling mengCALL 13.16 #include<stdio.h> int HITUNG(int C, int D); int TAMBAH( int X, int Y); main() { int A,B, T; A=5; B=2; T = HITUNG(A,B); printf(“\n%d “, T ); } int HITUNG (int C, int D) int E; C = C * 2; D = D * 2; E = TAMBAH(C,D); return(E); int TAMBAH(int X, int Y) int Z; Z = X + Y; while ( Z < 50) {X=X+2; Y=Y+2; Z=HITUNG(X,Y); return(Z); Contoh -10 A B T 5 2 80 C D C D C D E 5 10 2 4 12 24 6 12 26 52 14 28 80 X Y Z X Y Z X Y Z 10 12 4 6 14 24 26 12 14 36 52 28 80 Tercetak : 80

#include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; 13.12 Variabel Static 13.17 Contoh -11 #include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; for (i=1; i<=5; i++) { T = TAMBAH()); printf(“\n%d “,T ); } int TAMBAH() { int X=5; X = X + 2; return(X); A. Tercetak : ?

#include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; 13.12 Variabel Static 13.17 Contoh -11 #include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; for (i=1; i<=5; i++) { T = TAMBAH()); printf(“\n%d “,T ); } int TAMBAH() { int X=5; X = X + 2; return(X); A. Tercetak : 7

#include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; 13.12 Variabel Static 13.17 B. #include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; for (i = 1; i <=5; i++) { T = TAMBAH()); printf(“\n%d “, T ); } int TAMBAH() { static int X=5; X = X + 2; return(X); Tercetak : 7 9 11 13 15

#include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; 13.17 #include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; for (i=1; i<=5; i++) {T = TAMBAH()); printf(“\n%d “,T ); } int TAMBAH() { int X=5; X = X + 2; return(X); #include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; for (i=1; i<=5; i++) {T = TAMBAH()); printf(“\n%d “,T ); } int TAMBAH() { static int X=5; X = X + 2; return(X); Tercetak : 7 Tercetak : 7 9 11 13 15

#include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; 13.17 #include<stdio.h> int TAMBAH(); main() { int i, T; for (i = 1; i <=5; i++) { T = TAMBAH()); printf(“\n%d “, T ); } T = TAMBAH(); printf(“\n\n%i”, T); int TAMBAH() { static int X=5; X = X + 2; return(X); Tercetak : 7 9 11 13 15 17

Proses array menggunakan function #include<stdio.h> void CETAK(int B[5]); main() { int A[5]={12,7,5,15,17}; CETAK(A); } void CETAK(int B[5]) { int I; for(I=0;I<=4; I++) printf(“\n%d”, B[I]); A. A 12 7 5 15 17 B 12 7 5 15 17 Tercetak : 12 7 5 15 17

Proses array menggunakan function 13.17b #include<stdio.h> int TOTAL(int B[5]); main() { int T, A[5]={12,7,5,15,17}; T = TOTAL(A); printf(“%i”, T); } int TOTAL(int B[5]) { int I, TOT=0; for(I=0;I<=4; I++) TOT = TOT + B[I]); retrun TOT; B. A 12 7 5 15 17 B 12 7 5 15 17 Tercetak : 79

5 5 A A 5 X 13.13 Calling By Reference Pendahuluan 13.18 Pendahuluan #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { int A; A=5; CETAK(); } void CETAK(void) {printf(“%d”, A); #include<stdio.h> void CETAK(int X); main() { int A; A=5; CETAK(A); } void CETAK(int X) { printf(“%d”, X); 5 5 A A 5 X Tercetak: ? Tercetak: ?

#include<stdio.h> void CETAK(void); main() { int A,*P; A=5; 13.13 Calling By Reference 13.18 Pendahuluan #include<stdio.h> void CETAK(void); main() { int A,*P; A=5; P = &A; CETAK(); } void CETAK(void) { printf(“%d”, *P); } variabel dalam main( ) 5 21CD A P 21CD Tercetak: ?

#include<stdio.h> void CETAK(int *Q); main() { int A,*P; A=5; 13.13 Calling By Reference 13.18 Contoh 12 #include<stdio.h> void CETAK(int *Q); main() { int A,*P; A=5; P = &A; CETAK(P); } void CETAK(int *Q) { printf(“%d”, *Q); } A. variabel dalam main( ) 5 21CD A P 21CD variabel dalam Function CETAK 21CD Tercetak: 5 Q

Calling By Reference untuk array 13.19 Calling By Reference untuk array #include<stdio.h> void CETAK(int *Q); main() { int A[5]={12,7,5,15,17}; int *P; P = A; CETAK(P); } void CETAK(int *Q) { int I; for(I=1;I<=5; I++) printf(“\n%d”, *Q++); B. Tercetak : 12 7 5 15 17 variabel dalam main( ) A 12 7 5 15 17 21CD 21CD P A 12 7 5 15 17 variabel dalam Function CETAK P Q 21CD Q

Calling By Reference untuk array 13.19 Calling By Reference untuk array #include<stdio.h> void CETAK(int *Q); main() { int A[5]={12,7,5,15,17}; int *P; P = A; CETAK(P); } void CETAK(int *Q) { int I; for(I=1;I<=5; I++) printf(“\n%d”, *Q++); B. Tercetak : 12 7 5 15 17 variabel dalam main( ) A 12 7 5 15 17 21CD 21CD P A 12 7 5 15 17 variabel dalam Function CETAK P Q 21CD Q

Calling By Reference untuk array 13.19 Calling By Reference untuk array #include<stdio.h> void CETAK(int *Q); main() { int A[5]={12,7,5,15,17}; int *P; P = A; CETAK(P); } void CETAK(int *Q) { int I; for(I=1;I<=5; I++) printf(“\n%d”, *Q++); B. Tercetak : 12 7 5 15 17 variabel dalam main( ) A 12 7 5 15 17 21CD 21CD P A 12 7 5 15 17 variabel dalam Function CETAK P Q 21CD Q

Calling By Passing value untuk array 13.20 Bandingkan dengan Calling By Passing value untuk array #include<stdio.h> void CETAK(int B[5]); main() { int A[5]={12,7,5,15,17}; CETAK(A); } void CETAK(int B[5]) { int I; for(I=0;I<=4; I++) printf(“\n%d”, B[I]); Tercetak : 12 7 5 15 17 variabel dalam main( ) A 12 7 5 15 17 variabel dalam Function CETAK B 12 7 5 15 17 I