Ria Stefani¹, Ajeng Ayu W, S.S, M.A², Lanny Wijayaningsih, M.Pd ³ PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI DI TPA “BRIGHT MINDS” SALATIGA Disusun Oleh : Ria Stefani¹, Ajeng Ayu W, S.S, M.A², Lanny Wijayaningsih, M.Pd ³
Latar Belakang Masalah Orangtua yang sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dampak Keterlibatan orangtua dalam mendidik dan mengasuh anak berkurang. Solusi Munculnya lembaga Tempat Penitipan Anak/ Taman Penitipan Anak (TPA) yang sebenarnya adalah bagian dari PAUD Apa itu TPA ??
TPA (Tempat Penitipan Anak) Pengertian Tempat Penitipan Anak (TPA) adalah bagian pendidikan nonformal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memberikan pengasuhan, pembinaan, bimbingan sosial kepada anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya untuk melaksanakan tugas. (Direktorat PAUD, 2011) Tujuan Tujuan TPA adalah memberikan kesejahteraan untuk anak-anak dengan menjadi pengganti keluarga dalam jangka waktu tertentu, serta sebagai sarana program pendidikan anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. (Direktorat PAUD, 2011)
Harus sesuai perkembangan usia anak Kurikulum TPA Kurikulum Kurikulum PAUD Kurikulum Generik/ acuan lain yang sesuai. Dasar Kurikulum Tempa, kualitas fisik anak Asah, dukungan belajar Asih, pemenuhan kebutuhan anak Asuh, pembentukan perilaku Harus sesuai perkembangan usia anak
Metode, Tempat dan Waktu Penelitian TPA “Bright Minds” Salatiga Layanan : Pengasuhan, dan menyediakan sarana prasarana tetapi tidak dilakukan setiap hari. Rumusan masalah Bagaimana pelaksanaan pembelajaran anak usia dini di TPA “Bright Minds” Salatiga. Metode : Kualitatif (pendekatan fenomenologi) Waktu : Mei-Desember 2016 Subjek : 4 orang (pengasuh dan pengelola)
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan Pembelajaran Hasil : > Waktu pembelajaran tidak berlangsung setiap hari . > Guru pamong memberikan waktu istirahat untuk anak Kajian Teori : Dengan adanya tuntutan akademik yang banyak, lembaga pendidikan mengurangi waktu belajar dan menggantinya dengan waktu istirahat dan kegiatan-kegiatan fisik. Hal ini dirasa lebih baik karena anak-anak juga bisa belajar dengan kegiatan non-akademis. (Morrison, 2012) 1 Memberikan Pembelajaran dengan peringatan/ nasihat Sistem Among, Ki Hajar Dewantara menyampaikan bahwa dalam mendidik anak-anak harus “ing madya mangun karso” yaitu pendidik bertugas sebagai orang yang membangun anak-anak agar mempunyai kesempatan menjadi lebih baik. (Sujiono, 2013) 2
3 4 Hasil : Melihat rentang usia anak Hasil : Perlakukan kepada anak (sikap lemah lembut dan keibuan) Kajian Teori: setiap anak akan merasa aman jika pengasuh mereka peka (hangat, perhatian, berbaur) dari pada kasar (ngomel-ngomel, mengancam anak, menghukum) atau sibuk sendiri. (Wittmer, 2015) 4 Hasil : Melihat rentang usia anak Kajian Teori : Menurut Carton dan Allen (1999:23) strategi pembelajaran bagi anak usia dini harus berorientasi pada tugas-tugas perkembangan rentang usia anak
5 6 Hasil : Memperhatikan mood anak yang masih labil. Kajian Teori : Pelaksanaan pembelajaran memang tergantung pada situasi dan kondisi dilapangan serta rentang usia anak yang dilayani (Sujiono, 2013 5 Hasil : Mengajarkan nilai moral sejak dini Kajian Teori : Menanamkan moral dan budi pekerti melalui metode pembiasaan dan pemberian contoh ini akan memberikan pembelajaran kepada anak-anak agar lebih mengenal nilai-nilai agama dan cara hidup sehari-hari (Sujiono, 2013) 6
Simpulan dan Saran Sebagai lembaga non-formal, TPA tidak selalu memberikan pembelajaran dengan cara anak-anak harus duduk dikursi dan guru mengajar didepan kelas. Di lembaga TPA justru lebih banyak memberikan pembelajaran berupa nilai-nilai moral dan budi pekerti yang disisipkan dalam setiap kegiatan pengasuhan kepada anak. Pelaksaan pembelajaran di TPA “Bright Minds” berupa memperhatikan waktu, memperhatikan mood anak dan melihat rentang usia anak pada akhirnya menciptakan sebuah pembelajaran dengan cara memberikan pengertian kepada anak, bermain motorik dan lain sebagainya. Dan tentunya dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak memperlakukan anak secara kasar. Saran teoritis, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya karena dalam penelitian ini menjabarkan mengenai macam-macam cara pelaksanaan pembelajaran. Saran bagi subjek penelitian, diharapkan untuk belajar lebih lagi agar mereka bisa berinovasi dalam memberikan pembelajaran kepada anak. Saran bagi peneliti selanjutnya, peneliti selanjutnya bisa mengkaji mengenai pengaruh pelaksanaan pembelajaran budi pekerti dalam lembaga pendidikan non- formal.
Thank You & Gbu