DIMENSI-DIMENSI ETIKA ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 9 FILSAFAT DAN ETIKA ILMU KOMUNIKASI 2 0 0 9 DIMENSI-DIMENSI ETIKA ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 9
Dimensi-Dimensi Etika Ilmu Komunikasi Dimensi Aksi = Kehendak baik/kesadaran moral untuk bertanggung jawab = Deontologi jurnalisme (lindungi masyarakat untuk dapat informasi, hormat dan perlindungan atas hak individual warga masyarakat, menjaga harmoni masyarakat) Bina Nusantara University
Dimensi Sarana = Tatanan hukum dan institusi = Hubungan-hubungan kekuasaan = Peran asosiasi, lembaga konsumen dan komisi pengawas Bina Nusantara University
Dimensi Tujuan = Nilai-nilai demokrasi = Hak untuk berekspresi = Hak publik akan informasi yang benar Bina Nusantara University
Penguatan Deontologi Jurnalisme dan Batas Kebebasan Pers Untuk jamin profesionalisme aktor komunikasi, tak cukup andalkan nurani wartawan karena mereka hadapi kendala sistem. Mekanisme kontrol dari dalam profesi sendiri belum menjawab kepentingan masyarakat konsumen informasi. Untuk hindari krisis kepercayaan terhadap media, selain penguatan deontologi jurnalisme, partisipasi publik harus nyata dalam organisasi perwakilan misalnya asosiasi pemirsa televisi, asosiasi pendengar radio, asosiasi pembaca dll. Bina Nusantara University
Perluasan Prosedur Regulasi = Etika komunikasi menyadarkan masyarakat untuk mengefektifkan/optimalkan penggunaan jalur hukum agar perjuangan keadilan dapat mengubah secara struktural kondisi dominasi media melalui permainan legal (bukan dengan kekerasan) = Perluasan prosedur regulasi juga perlu pertimbangkan unsur budaya masyarakat. Perluasan itu akan dapat menyentuh pelaku media, para profesional, pengamat-pakar, dan para konsumen informasi Bina Nusantara University
Determinisme Ekonomi dalam Etika Komunikasi Budaya Baru: organisasi luwes dan Iklim persaingan = Logika waktu pendek tuntut institusi kapitalis memperpendek kerangka waktu organisasi, tekankan tugas jangka pendek dan segera = Organisasi dituntut luwes (pekerja harus beradaptasi) dan persaingan antarpekerja dipacu individualisasi hubungan kerja yakni target tiap orang, sistem kenaikan gaji, sistem karir, strategi agar tiap orang merasa bertanggung jawab dan terapkan pengawasan diri dalam manajemen partisipatif Bina Nusantara University
Emosi sosial dan peran serikat pekerja = Iklim persaingan munculkan kelompok terpinggirkan karena merasa tak berguna (munculkan marah/benci) = Emosi sosial mudah disulut dengan dalih elite/kelompok mapan telah curi hak mereka = Mencari pelarian dalam kehidupan pribadi/kerabat tertutup (agama, etnik, daerah) makin menggejala = Agama dan etnik bisa jadi kekuatan utk balas dendam = Massa pekerja tergantung institusi = Peran serikat pekerja tak boleh hanya fokus pada pekerja dan haknya tapi siapkan masa depan mereka Bina Nusantara University
Seringnya reorganisasi institusi = Institusi dinamis jika tunjukkan perubahan internal dan fleksibilitas (tak abaikan efisiensi) = Institusi datangkan konsultan yang langsung buat perubahan, namun muncul 3 dampak: 1. defisit sosial (lemahnya keterampilan kerja kelembagaan) 2. Berkurangnya kepercayaan di antara tim kerja 3. Rendahnya loyalitas pada lembaga Bina Nusantara University
Konsultan, legitimasi dan rasionalitas sosial = Penguasa datangkan konsultan positif jika ada kemajuan,kekuasaan berjalan, penguasa menggeser tanggung jawab ambil putusan berat = Konsultan akan memberi legitimasi bagi kebijakan penguasa = Akibat mekanisme ini mitra kerja ditinggalkan/aspirasi tak ditanggapi (logika sosial partisipatif dan keadilan terabaikan) Bina Nusantara University
= Bagaimana etika komunikasi akan dihormati dalam kondisi persaingan, tekanan/determinasi ekonomi seperti ini? = Etika komunikasi perlu menembus celah-celah etos sukses diri dan keuntungan akibat pragmatisme. Maka dimensi pelayanan publik harus menjadi fokus perhatian etika komunikasi Bina Nusantara University