Asal Usul Teuku Umar
Tempat Kelahiran Teuku Umar Teuku Umar Johan Pahlawan lahir pada tahun 1854 di Meulaboh, tepatnya di Gampong Masjid, sekarang Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan. Beliau dilahirkan dari seorang ayah yang bernama Teuku Tjut Mahmud dan ibu Tjut Mohani dimana pasangan ini dikarunia empat anak yaitu Teuku Musa, Tjut Intan, Teuku Umar dan Teuku Mansur.
Garis Keturunan Teuku Umar seorang Aceh dan memiliki silsilah dengan Teuku Laksamana Muda Nanta, seorang Laksamana Aceh yang ditugaskan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1635 sebagai Panglima Angkatan Perang Aceh di Andalas Barat dan sekaligus ditunjuk menjadi Gubernur Militer Aceh di Tanah Minang. Pada Tahun 1800 – anak keturunan Teuku Laksamana Muda Nanta mendapatkan tekanan dari kaum ulama di tanah Andalas sehingga menyebabkan mereka kembali ke Aceh lewat jalur laut sebelah barat dan kemudian mereka mendarat di Meulaboh dimana salah satu pemimpin rombongan tersebut bernama Machdum Sakti Yang Bergelar Teuku Nanta Teulenbeh yang kemudian diangkat oleh Sultan Aceh sebagai penjaga Taman Sultan di Kutaraja.
Masa Muda Teuku Umar Teuku Umar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah perang Aceh yang panjang dan lama tersebut. Beliau sudah memanggul senjata dan bertempur melawan Belanda sejak usia 19 tahun ketika dimulainya agresi Belanda pertama pada tahun 1873 yang dipimpin Jenderal Kohler sebagai utusan salah satu gampong dari Meulaboh dan ada info spekulatif yang mengatakan bahwa peluru Teuku Umarlah yang menembus Jenderal Kohler.
Masa Muda Teuku Umar Teuku Umar juga yang membangkitkan semangat perlawanan terhadap Belanda, Tercatat beliaulah yang melakukan kampanye perang melawan Belanda di wilayah barat dari Meulaboh sampau dengan Uleelheu sampai Pidie, bahkan Beliau menekan para ulee balang untuk ikut perang melawan Belanda. Pada tahun 1896 beliau juga mengajak seluruh orang Aceh melawan Belanda secara massal. Bahkan beliau juga yang terus mendorong Sultan, Panglima Polem serta Teungku Di Tiro untuk melakukan perlawanan dengan memberikan uang sabil ke Keumala, tempat sultan mengendalikan perang.