Empat Teori Psikologi Tentang Manusia
Psikoanalisis Untuk menganalisis : perkembangan kepribadian sosialisasi agresi kebudayaan perilaku
Psikoanalisis merupakan psikologi ketidak-sadaran, perhatian-perhatiannya tertuju ke arah bidang-bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter
merupakan interaksi antara id, ego dan superego Kepribadian manusia merupakan interaksi antara id, ego dan superego id adalah nafsu yang memuat dorongan -dorongan biologis. Mendorong kita untuk makan minum,berhubungan seksual, kasih sayang dan lain-lain yang bermuara pada pencapaian kesenangan. Dalam id terdapat dua insting yaitu libido atau eros thanatos
libido atau eros yaitu instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif (bhs. lain eros yaitu tidak sekadar dorongan seksual tapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan seperti kasih ibu, pemujaan pada Tuhan dan cinta diri) Thanatos yaitu instink destruktif dan agresif
Ego kesadaran akan realitas, struktur kepribadian yang membawa kita untuk menjejak pada kenyataan sosial. Id yang menyebabkan keinginan-keinginan kita terpenuhi. Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego adalah eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur Superego Polisi kepribadian atau hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan ideal kita yaitu norma sosial dan kultur masyarakat.
Menurut Freud, ada bermacam bentuk mekanisme pertahanan ego yang umum dijumpai,, yakni: (1) represi, bentuk upaya pembuangan setiap bentuk impuls, ingatan, atau pengalaman yang menyakitkan atau memalukan dan menimbulkan kecemasan tingkat tinggi (2) sublimasi, melepaskan unek-unek perasaan, terutama yang bersifat seksual dalam suatu cara yang tidak bersifat seksual (3) proyeksi, mengalihkan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain (4) displacement, mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau.
(5) rasionalisasi, menyelewengkan atau memutarbalikkan kenyataan yang mengancam ego, melalui dalih atau alasan tertentu yang seakan-akan masuk akal (6) pembentukan reaksi atau reaksi formasi, melakukan tindakan berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar (7) melakonkan, cara membiarkan ekspresinya keluar (8) nomadisme, berusaha mengurangi kecemasan dengan memindahkan diri sendiri (secara fisik) dari ancaman (9) simpatisme mencari sokongan emosi atau nasihat dari orang lain
Dalam pandangan Psikoanalisis manusia adalah Homo Volens yaitu manusia yang berkeinginan.
Behaviorisme Digunakan untuk menjelaskan : persepsi interpersonal konsep diri sosialisasi kontrol sosial ganjaran dan hukuman Menurut behaviorisme analisis perilaku manusia berdasarkan perilaku yang nampak serta dapat diukur.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme : - Obyek psikologi adalah tingkah laku - semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek - mementingkan pembentukan kebiasaan
Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil proses belajar. Behaviorisme berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat sosial atau psikologis, manusia sangat dipengaruhi lingkungannya. Salah satu, pembahasan behaviorisme adalah pendapat Bandura, bahwa perilaku manusia memerlukan peneguhan (reinforcement), sedangkan kemampuan untuk melakukannya ditentukan oleh peniruan (imitation) dalam suatu proses belajar sosial (social learning).
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Ia tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, tapi hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Behaviorisme memandang manusia sebagai Homo Mechanicus yaitu manusia mesin.
Psikologi Kognitif konsep sikap bahasa berpikir dinamika kelompok Psikologi kognitif menemukan penjelasan atas : konsep sikap bahasa berpikir dinamika kelompok propaganda
Mempelajari cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang informasi
Psikologi kognitif mamandang manusia sebagai mahluk yang selalu berusaha mamahami lingkungannya, manusia yang selalu berpikir (homo sapiens).
Perilaku manusia harus dilihat konteksnya. Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah hasil interaksi antara keseluruhan diri seseorang (person) dengan lingkungan psikologinya (environment), b=f(p,e). Teori konsistensi kognitif (Leon Festinger dan Fritsz Heider), menyatakan bahwa manusia cenderung mengalami ketegangan pada saat kebutuhan psikologisnya belum terpenuhi. Individu akan termotivasi untuk mengurangi ketegangan tersebut. Agar tidak terjadi ketegangan ia berusaha mengoptimalkan dalam persepsi,perasaan, kognisi dan pengalamannya.
Psikologi Humanistik Dalam psikologi humanistik manusia dipandang sebagai homo ludens (manusia bermain). Setiap manusia hidup dalam pengalaman pribadinya yang unik. Tidak ada satu manusiapun yang memiliki pengalaman yang sama. Antarpribadi yang memiliki pengalaman unik inilah kita berinteraksi dalam kehidupan sosial (intersubjectivity).
Dari teori sebelumnya baik behaviorisme yang menyatakan manusia hanyalah mesin yang dibentuk oleh lingkungan dan psikoanalisis yang menyatakan manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya, keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreatifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi
Psikologi humanistik bertumpu pada tiga pijakan : keunikan manusia pentingnya nilai dan makna kemampuan manusia untuk mengembangkan diri.
Carl Rogers , mengatakan kecenderungan bataniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam keadaan normal ia berprilaku rasional dan konstruktif serta memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.