PENGELOLAAN PESERTA DIDIK La Tahang
FUNGSI DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien Tujuan Pengelolaan Kelas: Agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien
PENDEKATAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS Pendekatan kekuasaan Pendekatan ancaman Pendekatan kebebasan Pendekatan Mengatur Pendekatan tingkah laku Pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial
PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN KELAS Hangat dan antusias Bervariasi Keluwesan Penekanan pada hal hal positif Penanaman disiplin diri
KOMPONEN KOMPONEN KETRAMPILAN MANAJEMEN KELAS Ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (preventif) Sikap tanggap Memandang seksama Gerak mendekati Memberi pernyataan Memberi reaksi terhadap gangguan
Pemusatan Perhatian Kelompok Memberi tanda Pengarahan dan Petunjuk yang jelas Penguatan Kelancaran
JANGAN DILAKUKAN Campur tangan yang berlebihan Kesenyapan Penyimpangan Ketidak tepatan berhenti dan memulai kegiatan Kecepatan Bertele tele Mengulangi penjelasan yang tidak perlu
KETERAMPILAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGEMBANGAN KONDISI BELAJAR YANG OPTIMAL Modifikasi tingkah laku Pendekatan pemecahan masalah kelompok Menemukan dan memecahkantingkah laku yang menimbulkan masalah
BEBERAPA MASALAH MANAJEMEN KELAS/MASALAH PERI LAKU SISWA (MADE PIDARTA) Kurang kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok,klik-klik,dan pertentangan jenis kelamin Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misanya ribut, bercakap cakap, pergi ke sana kemari, dansebagainya Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut bermusuhan, mengucilkan, merendahkan kelompok bodoh dan sebagainya Kelas mentolerir kekeliruan teman-temanya, menerima dan mendorong perilaku siswa yang keliru Mudah bereksi negatif/terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu tamu,iklimyang berubah dansebagainya Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga dengan alat kurang,kekurangan uang,dan sebagainya Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah,seperti tugas tambahan,anggota kelas baru,situasi baru dan sebagainya
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB VARIASI PERILAKU Pengelompokan, pandai, sedang dan bodoh Karakteristik individual Terhalangnya kelompok pandai oleh teman temanya karena tidak mampu seperti dia Latihan diharapkan siswa tenang dan bekerja selama jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi siswa mungkin merasa tegang atau cemas Organisasi kurikuler team teaching
MASALAH MANAJEMEN KELAS DARI DOYLE(1986) Multydimensionality Serentak (Simultaneity) Segera (Immediacy) Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu Sejarah (History)
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN INDIVIDUAL Tingkah laku untuk menarik perhatian orang lain Tingkah laku untuk menguasai orang lain Peri laku membalas dendam Peragaan ketidakmampuan Kelas kurang kohesif/akrab Kesebalan terhadap norma yang disepakati sebelumnya Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggota Kelas kurang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi baru
PENATAAN RUANG KELAS Penataan ruang kelas Pengaturan tempat duduk Pengaturan alat alat pengajaran Penataan keindahan dan kebersihan kelas Ventilasi dan tata cahaya
PENGATURAN SISWA Menurut Roestiyah NK (1989:80) Waktu : Kecepatan: Pembentukan organisasi Pengelompokan siswa Menurut Roestiyah NK (1989:80) Waktu : Kelompok jangka panjang Kelompok jangka pendek Kecepatan: Kelompok anak cepat Kelompok anak lambat
Kelompok mengatasi pelajaran Kelompok berdasar intelegensi individual Sifat: Kelompok mengatasi pelajaran Kelompok berdasar intelegensi individual Kelompok atas dasar minat individual Kelompok untuk memperbesar partisipasi Kelompok pembagian pelajaran Kelompok belajar efisien untuk mencapai tujuan
Pengelompokan menurut kesenangan berkawan Pengelompokan menurut Kemampuan Pengelompokan menurut minat
PENGELOMPOKAN MENURUT RUDI SARIPUDIN WINATA PURA DAN RUSTANA ADIWINATA Pola bekerja paralel Pola bekerja komplementer Pola campuran paralel dan komplementer: Pembentukan kelompok diserahkan pada siswa Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri Pembentukan kelompok diatur atas kesepakatan guru dan siswa
MANAJEMEN KELAS EFEKTIF MENURUT ADE PIDARTA Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dilengkapi tugas-tugas diarahkan oleh guru Dalam suatu kelas, guru bukan tutor satu anak, tetapi untuk seluruh anak dalam kelas Setiap kelompok mempunyai perilaku sendiri, yang berbeda dengan perilaku setiap individu dalam kelompok Kelompokkelas menyisipkan pengaruhnya pada setiap anggota Praktek guru dalam proses pembelajaran cenderung terdapat pada hubungan guru dan siswa Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelolabaik bagi mereka yang tertarik pada sekolah atau bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan
HUBUNGAN GURU DAN SISWA AKAN BAIK BILA: Thomas Gordon (1990-29) Keterbukaan, baik guru ataupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain Tanggap bila mana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain Saling ketergantungan satu sama lain Kebebasan, memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikanya, kreativitasnya, dan kepribadianya Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orangpun yang tidak terpenuhi
Delapan Keterampilan yang harus dimiliki seorang guru 1. Ketrampilan Bertanya 2. Ketrampilan Memberikan Penguatan 3. Ketrampilan Mengadakan Variasi 4. Ketrampilan Menjelaskan 5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran 6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 7. Ketrampilan Mengelola Kelas 8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
10 Teknik Bisa Dijadikan Referensi 1. Have a range of activities up your sleve Maksudnya, sebagai guru kita harus bisa menyiapkan rencana cadangan. Misalnya aktivitas A yang sudah direncanakan ternyata tidak memungkinkanuntuk dijalankan, nah kita harus punya plan B atau plan C. Sehingga kita tetap dapat mengontrol kelas dengan baik.
2. Catch children being good Guru terlalu sering fokus dengan perilaku buruk buruk dari muridnya, misal saat anak berbuat nakal, pasti guru akan cenderung menyalahkannya. Kadang, guru juga harus bisa memberikan pujian pada anak yang melakukan hal positif. Misalnya, kalau anak berbuat baik, sebaiknya kita memujinya. Terutama saat anak-anak trouble maker dapat berperilaku baik, kita harus langsung memujinya agar perilakunya tetap menjadi baik. Ingat loh, anak suka kalau dipuji! Tapi yang harus diperhatikan juga jangan terlalu sering memuji, apalagi memuji pada satu orang anak saja. Hal ini akan memberikan cap “anak emas” dan kita pasti dinilai pilih kasih.
3. Use affirmative commands Sering dengarkan teori jangan bilang pada anak? Nah ini sama saja kayak begitu. Pemakaian kata positif pada anak memang lebih efektif daripada kata negatif. Misal, guru yang berkata “don’t talk so loudly!”, pasti anak-anak hanya mematuhi untuk beberapa menit. Lain halnya jika guru berkata “please use indoor voice”.konotasi positif akan cenderng dipatuhi oleh anak dibanding konotasi negatif yang justru membuat mereka merasa kurang nyaman.
4. Break down instructions into steps Dalam memberikan intruksi pada anak, sebaiknya harus jelas dan tidak berbelat-belit. Sebagai guru kita bisa membuat beberapa langakah singkat yang bisa dimengerti anak. Instruksi yang panjang akan membuat mereka kebingungan. Sebaikanya beri instruksi langkah demi langkah dengan kalimat yang to the point. Misalnya sesudah memberik langkah pertama, kita bisa menunggu terlebih dahulu mereka mengerjakannya, jika semua sudah selesai maka dilanjutkan ke langkah berikutnya. Hal ini akan membuat mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan dan mengerjakannya dengan baik.
5. Determine clasroom rules with students Dalam suatu kelas sebaiknya terdapat peraturan yang jelas. Ini juga dapat membantu guru untuk mengontrol kelas karena sudah terpasang peraturan yang sebelumnya sudah disetuji oleh semua siswa. Misalnya peraturan bagi yang ribut atau gaduh akan diberi tanda L . Peraturan yang ada bisa ditempel di dinding kelas agar anak tetap ingat. Selain itu, peraturan yang dibuat juga sebaiknya dalam kalimat positif, misalnya “tertib saat pelajaran” atau “be kind to others”, dll.
6.Take the class temperature often Sebagai seorang guru kita harus bisa membaca situasi siswa. Sebisa mungkin kita harus bisa “mengukur” keadaan kelas. Jika dilihat anak-anak sudah bosan pada suatu kegiatan, kita bisa memberikan kegiatan yang lain. Hal ini berkaitan dengan poin no.1.
7. Speak in a soft voice Ketika suasana kelas mulai ramai, sebaiknya kita tidak berteriak agar mereka diam. Hal ini hanya akan membuat mereka diam beberapa saat lalu kembali ribut. Mereka pun akan berpikir, “kalau guru berteriak, berarti saya juga boleh berteriak”. Berbicara dengan volume suara yang sedang atau cenderung rendah akan membuat mereka diam dan penasaran dengan apa yang sedang kita bicarakan, sehingga mereka akan mencoba mendengarkan kita dan berhenti ribut.
8. Develop signals to quiet the class Terkadang kita perlu menggunakan alat bantu untuk mengambil perhatian mereka. Misalnya, lihat di TK, para guru disana sering menggunakan alat musik agar murid mereka fokus. Kita juga bisa menggunakan alat lain yang mengeluarkan bunyi sebagai sinyal untuk mereka fokus. Jika kelas sudah mulai ramai dan ribut, kita bisa mengetuk-ngetuk papan tulis untuk mendapatkan perhatian mereka lagi. Pada anak tunarungu, bisa digunakan isyarat lampu untuk memfokuskan perhatian. Hal ini dilakukan dengan cara menyala-matikan lampu kelas sehingga mereka terfokus pada gurunya.
9. On occasion, be a social engineer Poin ini adalah salah satu poin yang menarik. Terkadang sebagai seorang guru kita harus bisa menjadi insinyur sosial. Kadang ada anak pendiam dan introvert yang jika berkelompok, tidak ada yang mau sekelompok dengan dia. Sebagai guru, kita harus bisa membuat dia diterima di kelompok. Caranya dengan mempromosikan kelebihannya. Misalnya, “ibu ingin kalian berkelompok dengan Mira karena dia tahu banyak cerita tentang si kancil”. Kalimat promosi tersebut bisa membuat anak lain menjadi membuka pemikirannya dan mulai tertarik untuk berkelompok dengan si A.30
10. Make sure that the punishment fits the crime Pasti ada saatnya ketika peraturan yang dibuat akan dilanggar oleh siswa. Boleh saja kita menghukum mereka, tetapi dengan hukuman yang cocok dan sesuai dengan kesalahan yang mereka buat. Misalnya saat ada dua orang anak yang berkelahi, hukuman yang bisa kita berikan yaitu dengan memanggil keduanya, lalu menyuruh mereka menuliskan 5 hal baik tentang temannya. Si A harus menulis 5 hal baik tentang si B, dan begitu juga sebaliknya. Hukuman ini akan membuat anak (walaupun dalam keadaan yang saling membenci) berpikir tentang kebaikan yang pernah temannya lakukan