Korupsi dan Penegakan Hukum

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ISU-ISU UTAMA ETIKA BISNIS DI INDONESIA
Advertisements

PENGEMBANGAN LKM-A PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP
BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
H.Ghazaly Ama La Nora,S.Ip,M.Si Mercu Buana University
STRUKTUR BELANJA DAERAH
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
KOPERASI.
Kebijakan Impor.
1 BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH Oktober 2007.
A. Pengertian APBN dan APBD 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
Tentang Keuangan Negara
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Struktur Penyelenggara Pemerintahan Daerah : Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
POKOK BAHASAN SEKILAS TENTANG PENERAPAN TIK
APBN dan Pembangunan di Indonesia
Pemerintahan, Bisnis, dan Komunitas
1 Undang - undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan EKA SRI SUNARTI FHUI 2009.
PETA KOMPETENSI 4 Dapat menjelaskan peran BUMN dan BUMD sebagai sumber penerimaan publik 5 Dapat menjelaskan administrasi perpajakan 6 Dapat menganalisis.
Pengawasan Dana Politik
OTONOMI DAERAH TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL Bagian perencanaan
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
PENGAWASAN KEUANGAN PENDIDIKAN
LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
MODEL PENGAWASAN TERHADAP APARATUR SIPIL NEGARA DALAM MEWUJUDKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK Oleh : KETUA BAGUS SARNAWA NIP/NIDN /
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DAERAH OLEH : DEDY ARFIYANTO , SE.MM
Oleh: ERISKA NOVITASARI
BANK INDONESIA.
OTONOMI DAERAH.
SUMBER-SUMBER PENGELUARAN DAN PENERIMAAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
BANK INDONESIA.
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
RETRIBUSI DAERAH.
PENGERTIAN KOPERASI.
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1 DINAR GIRINDIAWATI SMA N 1 UNGARAN.
Materi EKONOMI bab 4 tentang pelaku ekonomi dan interaksinya
OTONOMI DAERAH Definisi otonomi daerah  kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya sendiri.
BAB 4 APBN DAN APBD DALAM PEMBANGUNAN.
Pajak Penghasilan Final
PENGALOKASIAN ANGGARAN DLAM DIPA
PELAKU KEGIATAN EKONOMI
PB. 6b. PEMERINTAHAN DESA PENDAHULUAN
Dasar Hukum DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH
Inventarisasi BRILLIAN ROSY S.PD., M.PD.
APBN dan Pembangunan di Indonesia
Pelaku Kegiatan Ekonomi
PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI
Struktur Organisasi Bab 8.
REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN GOOD GOVERMENT
POKOK PERMASALAHAN EKONOMI, PELAKU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAWASLU PROVINSI DAN PANWAS KAB/KOTA
APBN DAN APBD Untuk SMA KELAS XI Semester 1 Ricky Cahyo Pamungkas
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1.
Penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (I)
Materi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
APBN 2013 Aflah Aulia Fisri R. (02) Qristalia Putri Gayo A. (20)
Disusun Oleh Pipit Fitriyani, S.Pd
PENGERTIAN PAJAK Pajak adalah iuran yang wajib dibayar oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat balas jasa secara langsung, dan digunakan untuk membiayai.
DR.Suharto,SH.,M.Hum.
Manajemen Koperasi.
Oleh : Novia Nur Yuniarti B. Kompetensi Dasar KD 3.6 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia KD 4.6 Menyajikan.
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DKI JAKARTA
BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN (DEDUCTIBLE EXPENSES DAN YANG TIDAK DAPAT DIPERKURANGKAN (NON DEDUCTIBLE EXPENSES)
FOREIGN AID SAN YUAN SIRAIT BP BANTUAN LUAR NEGERI Magister PPn Angkatan XV Universitas Andalas Buku Development Planning by W Arthur Lewis.
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
OTONOMI DAERAH KELOMPOK : 6 1.Nafi hidayatullah 2.Ahmad zulkifli 3.Muhammad hafidh 4.Teguh priyo sudarmo.
Akuntansi Sektor Publik
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA INSPEKTORAT KOTA BANDA ACEH.
Transcript presentasi:

Korupsi dan Penegakan Hukum Otonomi Daerah, Korupsi dan Penegakan Hukum

”Apa yang mempersatukan kita dari Sabang sampai Marauke? Jawaban yang sinis menyatakan bahwa Indonesia dari barat sampai timur disatukan oleh korupsi.” (Media Indonesia, Selasa, 15 Oktober 2002)

Otonomi Daerah dan Korupsi Dalam konteks otonomi daerah, korupsi terjadi mengikuti kekuasaan yang terdesentralisasi ke tingkat lokal. Peluang korupsi semakin besar ketika posisi legislatif menjadi sangat besar. Peran legislatif sebagai pengawas eksekutif ternyata tidak diimbangi dengan adanya pengawas terhadap legislatif itu sendiri.

Desentralisasi Korupsi Dari catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) mulai Januari hingga Desember 2004, terdapat 239 kasus korupsi di berbagai daerah dengan bermacam aktor, modus dan tingkat kerugian yang diderita oleh negara. Sebagian besar dilakukan oleh anggota parlemen (DPRD)

Menurut TA. Legowo terdapat 3 hal yang menjadi penyebab terjadinya desentralisasi korupsi pada era otonomi daerah Program otonomi daerah hanya terfokus pada pelimpahan wewenang dalam pembuatan kebijakan, keuangan dan administrasi dari pemerintah pusat ke daerah, tanpa disertai pembagian kekuasaan kepada masyarakat. Tidak ada institusi negara yang mampu mengontrol secara efektif penyimpangan wewenang di daerah. Legislatif gagal dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga kontrol.

MODUS KORUPSI DI DAERAH Korupsi Pengadaan Barang Penggelembungan (mark up) nilai barang dan jasa dari harga pasar. Kolusi dengan kontraktor dalam proses tender. proses tender.

MODUS KORUPSI DI DAERAH Markup Budget/Anggaran Biasanya terjadi dalam proyek dengan cara menggelembungkan besarnya dana proyek dengan cara memasukkan pos-pos pembelian yang sifatnya fiktif. Misalnya dalam anggaran dimasukkan pembelian komputer tetapi pada prakteknya tidak ada komputer yang dibeli atau kalau komputer dibeli harganya lebih murah.

MODUS KORUPSI DI DAERAH Penghapusan barang inventaris dan aset negara (tanah) Memboyong inventaris kantor untuk kepentingan pribadi. Menjual inventaris kantor untuk kepentingan pribadi.

MODUS KORUPSI DI DAERAH Pungli penerimaan pegawai, pembayaran gaji, keniakan pangkat, pengurusan pensiun dan sebagainya.

MODUS KORUPSI DI DAERAH Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi (sekolah, rumah ibadah, panti asuhan dan jompo)

MODUS KORUPSI DI DAERAH Bantuan fiktif Penyelewengan dana proyek Proyek fiktif fisik Manipulasi hasil penerimaan penjualan, penerimaan pajak, retribusi dan iuran Manipulasi proyek-proyek fisik (jalan, jembatan, bangunan, kantor, sekolah, asrama) Daftar Gaji atau honor fiktif

MODUS KORUPSI DI DAERAH Manipulasi dana pemeliharaan dan renovasi fisik Pemotongan dana bantuan (inpres, banpres) Proyek pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) secara fiktif (tidak ada proyek atau intensitas) Manupulasi ganti rugi tanah dan bangunan Manipulasi biaya sewa fasilitas dan transportasi

MODUS KORUPSI DI DAERAH Pembayaran fiktif uang lauk pauk Pegawai Negeri sipil, prajurit, tahanan dan lain-lain Pungli Perizinan; IMB, sertifikat SIUPP, besuk tahanan, ijin tinggal, ijin TKI, ijin frekuensi, impor ekspor, pendirian apotik, RS, klinik, Delivery Order pembelian sembilan bahan pokok agen dan distributor Pungli kependudukan dan Imigrasi Manipulasi Proyek Pengembangan Ekonomi Rakyat

MODUS KORUPSI DI DAERAH Korupsi waktu kerja Jalur Cepat Pembuatan KTP/SIM Penyelewengan dalam Penyelesaian Perkara (Mafia Peradilan)  Sumber : The Habibie Center dan MTI

Jumlah Kepala Daerah Yang Terlibat Korupsi (1999 – 2007)

Kasus Korupsi Menurut Sektor Kecenderungan Korupsi Semester I 2006, TIM ICW

Lembaga Negara yang Terlibat Korupsi Kecenderungan Korupsi Semester I 2006, TIM ICW

Otonomi Daerah dalam perspektif pemerintah adalah otonomi administrasi dan otonomi financial yang telah mengabaikan desentralisasi dalam kerangka politik, atau dalam bahasa TA Legowo disebut desentralisasi demokratik. Oleh karenanya, dua hal penting dalam desentralisasi demokratik yakni partisipasi dan akuntabilitas tidak menjadi visi praktik penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Desentralisasi tanpa desentralisasi demokratik melahirkan monopoli atas sumber daya ekonomi daerah oleh elit lokal (legislative dan eksekutive) mengandung bahaya yakni penyelewengan kekuasaan dan korupsi.