TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI KEPEMIMPINAN Teori kelebihan : yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. (Rasio, Rohaniah, dan Badaniah) Teori Sifat : seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpin. Teori Keturunan : seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan Teori Kharismatik : seseorang menjadi pemimpin karena mempu-nyai karisma (pengaruh) yang sangat besar. Teori Bakat : Pemimpin itu lahir karena bakatnya Teori Sosial : Setiap orang dapat menjadi pemimpin, asal memiliki kesempatan.
KEPEMIMPINAN Tipe-Tipe Kepemimpinan Otokrasi : Disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut : ciri-cirinya antara lain : mengandalkan kepada kekuatan atau kekuasaan yang melekat pada dirinya, dan menganggap dirinya paling berkuasa, Menganggap dirinya paling mengetahui segala persoalan, orang lain dianggap tidak tahu, keputusan-keputusan yang diambil secara sepihak, tidak mengenal kompromi, sehingga ia tidak mau menerima saran dari bawahan, bahkan ia tidak memberi kesempatan kepada bawahan untuk memberikan saran, pendapat atau ide,
Keras dalam menghadapi prinsip, dan jauh dari bawahan, lebih menyukai bawahan yang bersikap abas (asal bapak senang), atau ais (asal ibu senang) perintah-perintah diberikan secara paksa, pengawasan dilakukan secara ketat agar perintah benar-benar dilaksanakan. Kepemimpinan Demokrasi : Disebut juga kepemimpinan konsultatif atau konsensus. ciri-cirinya antara lain : Melibatkan para karyawan yang melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya , Menganggap bahwa pendapat orang banyak lebih baik dari pendapatnya sendiri , memberikan kesempatan kepada para anggota untuk mengembangkan diri mereka.
Kepemimpinan Laisser Faire : Disebut juga kepemimpinan gaya bebas. ciri-cirinya antara lain : Menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok. Pemimpinnya tidak mempunyai keahlian teknis Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada bawahan untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Pimpinan tidak ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok Semua pekerjaan dan tanggungjawab dilimpahkan kepada bawahan Tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak ditakuti apalagi disegani oleh bawahan Secara praktis pemimpin tidak menjalankan kepemimpinan, ia hanya merupakan simbol belaka
Kepemimpinan Paternalistik : Disebut juga kepemimpinan kebapakan ciri-cirinya antara lain : Pemimpin bertindak sebagai seorang bapak Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa Selalu memberikan perlindungan kepada para bawahan yang kadang-kadang berlebihan . Pimpinan menganggap dirinya yang paling mengetahui segala macam persoalan
5. Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau nondirective. Ciri-cirinya : Sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Sedikit menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan Memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembagkan strategi dan pemecahannya, Mengarahkan tim kearah tercapainya konsensus
6. Kepemimpinan Militeristik Kepemimpinan militeristik tidak hanya terdapat di kalangan militer saja, tetapi banyak juga terdapat pada instansi sipil (non-militer). Ciri-ciri kepemimpinan militeristik antara lain; Dalam komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal, Dalam menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara lisan ataupun tulisan, Segala sesuatu bersifat formal, Disiplin tinggi, kadang-kadang bersifat kaku, Komunikasi berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat, Pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang diberikannya.
7. Kepemimpinan Situasional Gaya kepemimpinan ini dikenal juga sebagai kepemimpinan tidak tetap (fluid) atau kontingensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada satu pun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala kondisi. Oleh karena itu gaya kepemimpinan situasional akan menerapkan suatu gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor seperti pemimpin, pengikut, dan situasi ( dalam arti struktur tugas, peta kekuasaan, dan dinamika kelompok )
KEPEMIMPINAN KONTEMPORER PRILAKU KEPEMIMPINAN KONTEMPORER Management by walking about (MBWA) : Cara pemimpin memahami, berkomunikasi, dan mendiskusikan proses yang berkembag dalam lembaga dengan tidak hanya duduk di belakang meja. For the kids, perhatian yang sungguh-sungguh dari pemimpin kepada semua anggota organisasi Autonomy, experimentations, and support for failure, pemimpin memiliki otonomi, suka mencoba halhal yang baru, dan memberikan dukungan bagi sikap inisiatif dan inovasi untuk memperbaiki kegagalan Create a sense of family, pemimpin selalu berusaha menumbuhkan rasa kekeluargaan di antara sesama anggota