filsafat ilmu Pengenalan filsafat ilmu (module 02)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Metode Berpikir Ilmiah
Advertisements

EPISTEMOLOGI PENGETAHUAN
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial
Keindahan identik dengan kebenaran
Aksiologi Dalam Ilmu Pendidikan
Filsafat Pancasila.
Metode Penelitian Hakekat Penalaran
Pengantar Metode Penelitian
ILMU SEBAGAI METODE ILMIAH
Epistemologi dalam kegiatan ilmiah
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
Mengembangkan Pengetahuan
LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
PENGETAHUAN Knowledge
SAINS DI SEKOLAH DASAR IMANUEL SAIRO AWANG PRODI PGSD
FILSAFAT – PENGETAHUAN - ILMU
FILSAFAT, ILMU, & PENGETAHUAN
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
F I L S A F A T Oleh: DEDY WIJAYA KUSUMA, ST., M.Pd.
Modul11 filsafat komunikasi PARADIGMA DASAR ILMU
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
EPISTEMOLOGI (CARA MEMPEROLEH DAN MENYUSUN ILMU PENGETAHUAN )
EPISTEMOLOGI Philosophy, then, is both natural and necessary to man. We are forever seeking some comprehensive framework within which our separate findings.
FILSAFAT ILMU SEJARAH PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH.
ILMU ALAMIAH DASAR.
ILMU DAN PENELITIAN ILMIAH
ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA
RASIONALISME SUMBER PENGETAHUAN YANG DAPAT DIPERCAYA ADALAH AKAL (RASIO) PENGALAMAN (EMPIRI) BERFUNGSI MENEGUHKAN PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH OLEH AKAL.
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
SENI SEBAGAI PENGALAMAN
FILSAFAT ILMU.
Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M
FILSAFAT DAN PARADIGMA ILMU
Hubungan Etika dan Ilmu
Teori Dasar (2).
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
FILSAFAT ILMU SEBAGAI UPAYA MENEMUKAN KEBENARAN
Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
Filsafat Pendidikan Perenialisme
FILSAFAT MATEMATIKA.
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
ILMU ALAMIAH DASAR Oleh Dr. Yusnaldi, M.Pd.
METODOLOGI PENELITIAN
DASAR-DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM: HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN NILAI KEBAIKAN DAN KEINDAHAN Oleh: IDRUS : SYAPUANSYAH.
Gagasan Awal tentang Belajar
Filsafat Sains Pertemuan ke-2.
Filsafat Ilmu Pengetahuan
BAB II PERKEMBANGAN ILMU
FILSAFAT KOMUNIKASI DAN ILMU KOMUNIKASI
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
BAGIAN I FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
PERKEMBANGAN PENALARAN DAN FISIK MANUSIA
KONSTRUKTIVISME Pertemuan 6
FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)
ILMU ALAMIAH DASAR A. Manusia Selalu Ingin Tahu Natural Man.
Pengantar Filsafat Ilmu
METODE RISET (Research Method)
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
KEBENARAN Cara menemukan kebenaran : Secara kebetulan
FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI ) Epistemologi berasal dari bahasa yunani : Episteme : pengetahuan / kebenaran dan logos : pikiran / kata / teori Secara.
Transcript presentasi:

filsafat ilmu Pengenalan filsafat ilmu (module 02) Prof. Dr. Palmawati Taher Guru Besar Ilmu Hukum

HAKEKAT PENGETAHUAN Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran tentang hal yang ingin diketahuinya. Pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui objek.

Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Semua pengetahuan hanya ada di dalam pikiran manusia, tanpa pikiran , pengetahuan tidak akan eksis. Keterkaitan antara pikiran dan pengetahuan adalah sesuatu yang kodrati. Terdapat delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia (Surajiyo, 2010:26) yaitu:

Mengamati (observes) yaitu pikiran berperan mengamati objek-objek, sehingga pikiran harus mengandung kesadaran. Kesadaran adalah suatu karakteristik atau fungsi pikiran. Pengamatan timbul dari rasa ketertarikan objek. Menyelidiki (inquires), ketertarikan pada objek sangat berkaitan dengan minat. Minat yang membimbing seseorang untuk terlibat dalam pemahaman pada objek-objek. Percaya (believes), manakala objek muncul dalam kesadaran, maka kata percaya muncul setelah ada keraguan.

Hasrat (desires), kodrat hasrat mencakup kondisi biologis serta psikologis dan interaksi dialektik antara tubuh dan jiwa. Pikiran dibutuhkan untuk aktualisasi hasrat yang disebut hasrat pikiran. Tanpa pikiran tidak mungkin ada hasrat. Maksud (intends), terkait dengan observasi, penyelidikan, percaya dan hasrat terdorong ketika melakukan sesuatu.

Mengatur (organizes), setiap pikran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri manusia. Menyesuaikan (adapts) , menyesuaikan pikiran sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan yang tercakup dalam otak dan fisik, biologis, lingkungan sosial dan kultural.

Menikmati (enjoys), pikiran-pikiran mendatangkan keasyikan Menikmati (enjoys), pikiran-pikiran mendatangkan keasyikan. Orang yang asyik dalam menekuni suatu persoalaan, ia akan menikmati dalam pikirannya.

B. Terjadinya Pengetahuan Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan seseorang akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Terjadinya pengetahuan apakah dengan berfilsafat a priori atau a posteriori.

Pengetahuan a priori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indra maupun pengalaman batin. Pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman. Dengan demikian, penegtahuan bertumpu pada kenyataan objektif (Abbas Hamami, 1982: 11).

Menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to Philosophical Analysis mengemukakan enam hal sebagai berikut: Pengalaman indra (sense experience) Nalar (reason) Otoritas (authority) Intuisi (Intuition) Wahyu (revelation) Keyakinan (faith)

Pengalam Indra (sense Experience) Pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan yang berupa alat-alat untuk menangkap objek dari luar diri manusia melalui kekuatan indra. Nalar (reason) adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.

Dalam bernalar terdaapat tiga asas pemikiran yaitu: Principium indentitas, adalah sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri (A=A) biasa disebut asas kesamaan. Principium Contradictionis, artinya bila terdapat dua pendapat yang bertentangan, tidak mungkin kedua-duanya benar dalam waktu bersamaan, disebut asas pertentangan. Principium Tertii Exclusi, artinya pada dua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya benar dan tidak mengkin keduanya salah, disebut asas tidak adanya kemungkinan ketiga.

Otoritas (Authority) Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.

Intuisi (Intuition) Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa peroses kejiawaan dengan tanpa suatu ransangan atau stimulus, mampu untuk membuat pernyataan yang berupa pengetahuan.

Wahyu (Revelation) Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Wahyu termasuk salah satu sumber pengetahuaan, karena kita mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.

Keyakinan (Faith) Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Antara wahyu dan keyakinan sulit dibedakan karena alat ukurnya adalah kepercayaaan. Perbedaannya, bersifat dinamis, mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi, keyakinan sangat statis, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan cocok untuk kepercayaannya.

C. Jenis-Jenis Pengetahuan Menurut Soejono Soemargono (1983) bahwa pengetahuan dapat dibagi atas: Pengetahuan non ilmiah Pengetahuaan ilmiah. Pengetahuan non ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode ilmiah.

Pengetahuan Ilmiah adalah segenap hasil pemahamaan manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Hasilnya disebut ilmu pengetahuan. Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya, yaitu:

Pengetahuan Eikasia (Khayalan). Pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan, kesukaan serta kenikmatan.

Pengetahuan Pistis (Substansial) Pengetahuan ini adalah pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan. Objek pengetahuan pistis biasa disebut zooya, karena isi pengetahuan ini mendekati suaatu keyakinan dan mengandung nilai kebenaran apabila mempunyai syarat-syarat yang cukup bagi suatu tindakan mengetahui, misalnya mempunyai indra yang normal.

Pengetahuan Dianoya (Matematik) Pengetahuan ini banyak berhubungan dengan matematik, tidak hanya terletak pada fakta atau objek, tetapi juga terletak pada bagaimana cara berpikirnya, sehingga diperlukan hipotesis yang kemudian diolah hingga sampai pada kepastian.

Pengetahuan Noesis (Filsafat) Pengetahuan tingkat tertinggi karena objeknya adalah arche ialah prinsip-prinsip utama yang mencakup epistemologik dan metafisik. Tujuan pengetahuan ini adalah untuk mencapai prinsip-prinsip utama yang isinya adalah kebaikan, kebenaran dan keadilan.

Aristoteles mempunyai pendapat berbeda bahwa pengetahuan harus merupakan kenyataan yang dapat diidrai dan kenyataan adalah sesuatu yang merangsang budi kita sehingga mengolahnya. Aristoteles membagi pengetahuan menurut jenisnya sesuai dengan fungsi dari pengethuan itu.

Pengetahuan merupakan kumpulan dinamakan rational knowledge yang dipisahkan dalam tiga jenis, yaitu: Pengetahuan produksi (seni) Pengetahuan praktis (etika, ekonomi, politik) Pengetahuan teoretis (fisika, matematika, filsafat).

Asal Usul Pengetahuan Asal usul pengetahuan termasuk hal penting dalam epistemologi. Untuk mengetahui dari mana pengetaahuan berasal dapat dilihat dari aliran dalam pengetahuan, dan dapat juga dengan cara metode ilmiah serta dari sarana berpikir ilmiah.

Aliran-aliran dalam Pengetahuan a. Rasionalisme b. Empirisme c. Kritisisme d. Positivisme