TRADISI SURAN SENDANG SIDUKUN DAN NILAI GOTONG-ROYONG PADA MASYARAKAT DESA TRAJI, KECAMATAN PARAKAN, KABUPATEN TEMANGGUNG (Kajian Antropologi-Sosiologi)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Memahami prinsip dasar ilmu sejarah
Advertisements

MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD
Kuliah ke 4 Kwn Identitas Nasional.
Peta Kompetensi: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Standar Kompetensi Lulusan:
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
Ulasan Jenis Etika Ika Rahma S.
By : Diyana Rahmawati Pend. Sosiologi dan Antropologi.
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
TUGAS SOSIOLOGI SUKU TENGGER SMA NEGERI 1 WARU 2011.
Toleransi dan Gotong Royong
SEJARAH, KEBUDAYAAN, IPTEK DAN MASALAH SOSIAL
GENERALISASI KONSEP DISIPLIN ILMU SOSIAL DAN KETERHUBUNGANNYA
Kelompok 7 : Gaby Ananda Reksi Merantama Yeni Mustika Sari
ERWINDA SEPTIANINGSIH, Eksistensi Tradisi Lomban Sebagai Aset Kepariwisataan Seni Budaya Kabupaten Jepara.
SITI WAKHIDAH, Tradisi Khaul Jumat Kliwon di Makam Sunan Abinawa (Pangeran Benawa) di Desa Pekuncen Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
KONSEP DASAR GEOGRAFI KEBUDAYAAN (SDM) FISIS/ALAM ORGANISASI.
IKA KUSUMA WARDANI, Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara.
EKA RATNA PUSPITA SARI, PERANAN INDUSTRI KERUPUK MIE DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA HARJOSARI KIDUL KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN.
TUJUAN MATA KULIAH PENGANTAR ARSITEKTUR
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
MAMBO PEMBUATAN WEBSITE SMA NEGERI 1 JONGGOL MENGGUNAKAN
PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU SOSIAL PASCASARJANA UNIVERSITAS MERDEKA MALANG 2017 PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA MENUJU INDONESIA YANG MAJU DAN SEJAHTRA (Studi.
Manajemen Penguatan Kemitraan Satuan Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat Disampaikan pada Pelatihan untuk Pelatih Pendidikan Keluarga, Bogor, Oktober.
F Komunikasi yang Efektif Kajian Materi Ilmu Pengetahuan Sosial SD.
PENDEKATAN & PENGEMBANGAN MATERI IPS
BATASAN TEORI SOSIOLOGI PERDESAAN
Dimensi dan Struktur Pendidikan IPS Oleh: Dr
M. Hamka Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud 2014
TIPOLOGI PERDESAAN NUR ENDAH JANUARTI.
GREEN POLICY: Local Wisdom
PANDUAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH SMP di DKI JAKARTA
Memahami Konsep Dasar Pendidikan Karakter
LAPORAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M., M.Pd
Ilmu Sosial Dasar.
PARADIGMA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS ESA UNGGUL
PERTANYAAN PENELITIAN
Istilah Antropologi Hukum
TUGAS TEKKOM “SENI TARI SALAH SATU BAGIAN DARI KEBUDAYAAN INDONESIA”
ETNOGRAFI.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NILAI RELIGIUS TARI BEDHAYA KETAWANG KRATON SURAKARTA HADININGRAT
KELOMPOK 1 FARICHATUN NI’MAH (080) WINDA PUTRI (066)
Mata Kuliah : Hukum Adat
PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO Dwiyan Novriawan Drs. Tri Widiarto, M.Pd.
Candi Prambanan yang tetap Eksis
UPAYA MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII C SMP KRISTEN.
Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
METODE ANTROPOLOGI KAJIAN SINGKAT.
Mata Kuliah Islam dan Budaya Jawa Jurusan PAI STIT Muh. Wates
ANTROPOLOGI HUKUM.
FARIZ KURNIAWAN, Tradisi Mbeleh Wedhus Kendhit Sebuah Kajian Cerita Rakyat Kabupaten Wonosobo.
(IBD) ILMU BUDAYA DASAR Kian Amboro, M.Pd.
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
KELOMPOK 8 Metodelogi Studi Islam “Islam Sebagai Produk Budaya”
LANDASAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DOSEN : Dr. HASMI M.Pd
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
Makna Bhinneka Tunggal Ika
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
GEOSTRATEGI INDONESIA Nurlaila fitriasani Rima safitri Tutia rahmi Yusrawati1604 M. aji syahputra1604.
SI703 Hukum dan Etika Profesi Teknologi Informasi Pertemuan #2
KONSEP DASAR IPS.
GREEN POLICY: Local Wisdom
Ulasan Jenis Etika Ika Rahma S.
LANDASAN-LANDASAN KEPENDIDIKAN
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
Studi lapangan ke desa sukasari Minat pemuda desa untuk urbanisasi
KEBUDAYAAN KLATEN Deka Erestio MAKANAN KHAS  Gudangan makanan yang terdiri dari aneka sayuran yang direbus dan disajikan dengan sambal kelapa.
Transcript presentasi:

TRADISI SURAN SENDANG SIDUKUN DAN NILAI GOTONG-ROYONG PADA MASYARAKAT DESA TRAJI, KECAMATAN PARAKAN, KABUPATEN TEMANGGUNG (Kajian Antropologi-Sosiologi) Hanggit Sadewa hanggit18@gmail.com Drs.Tri Widiarto, M.Pd tri.widiarto@staff.uksw.edu

I. PENDAHULUAN Diantara sekian banyak tradisi yang ada di Jawa, tradisi memperingati datangnya tahun baru Islam Hijriah (bulan Muharram) yang disebut bulan Sura dalam masyarakat Jawa, memiliki makna khusus, mereka menyambutnya dengan berbagai kegiatan religi yang dibalut dengan suatu kebudayaan setempat sehingga menciri khaskan daerah tersebut. Gotong-royong dalam masyarakat Jawa merupakan bentuk kerja sama yang asasnya timbal balik, bersifat spontan “tanpa pamrih”, dan untuk memenuhi kewajiban masyarakat. Gotong-royong berlaku diberbagai aspek kehidupan masyarakat tidak terkecuali dibidang religi atau kepercayaan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai budaya non-material, tetapi berhubungan dengan kekuatan-kekuatan gaib di luar jangkauan rasio masyarakat desa.

II. LANDASAN TEORI Bulan Sura merupakan bulan pertama dalam sistem kalender Jawa. Tahun baru Jawa ini diciptakan oleh Sultan Agung dengan mengikuti peredaran bulan (Kamariyah), dan juga dipengaruhi sistem kalender tahun baru Islam Hijriyah. Menurut tradisi Jawa, bulan Sura dianggap sebagai bulan yang keramat karena bulan ini dianggap sebagai sumber malapetaka atau bencana dalam segala aktivitas manusia. Pendapat ini didasakan pada pertimbangan adanya berbagai gejala peristiwa manusia atau alam yang kurang menguntungkan bagi kehidupan (R. A. Maharkesit, 1988/1989: 29). Prof. DR. Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa, khusus untuk gotong-royong ialah pengerahan tenaga tanpa bayaran untuk suatu proyek yang bermanfaat untuk umum. Aktifitas gotong-royong sendiri meliputi bidang ekonomi dan mata pencaharian hidup, bidang teknologi, dan perlengkapan hidup, bidang kemasyarakatan, bidang religi atau kepercayaan yang ada dalam masyarakat.

III. METODE PENELITIAN Model penelitian kualitatif deskriptif menghasilkan data deskriptif yang merupakan rinci dari suatu fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif digunakan untuk memberikan keterangan yang jelas mengenai tradisi Suran sendang Sidukun dan nilai gotong-royong yang terkandung dalam masyarakat. Bentuk penelitian ini akan menghasilkan sebuah tulisan hasil dari data yang telah dihimpun, kemudian diidentifikasi serta dibandingkan dengan sumber lain setelah itu ditafsirkan, dianalisis sehingga didapatkan hasil yang valid dan relevan dengan obyek penelitian. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan antropologi-sosiologi. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek kebudayaan manusia, untuk disiplin ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tatanan atau struktur aktifitas manusia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Temuan Hasil Penelitian yang Dihubungkan dengan Kajian Teori Tradisi Suran sendang Sidukun di Desa Traji merupakan upacara memperingati datangnya tahun baru Islam Hijriyah, bulan Muharram dalam kalender Islam, bulan Sura dalam penanggalan Jawa. Tradisi ini di langsungkan di suatu sendang yang bernama Sidukun setiap 1 (satu) tahun sekali ketika malam tanggal 1 (satu) Sura, prosesi upacara tradisinya berlangsung sampai 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam. Keunikan dari tradisi memperingati datangnya bulan Sura di tempat ini yaitu dilakukan di suatu sendang yang bernama Sidukun alasan prosesi upacara tradisi di tempat tersebut karena sudah menjadi adat tradisi dan dikeramatkan oleh warga masyarakat sejak dahulu, kemudian dalam posesi Suran ini kepala desa dan istri didandani selayaknya pengantin adat Jawa dengan makna seorang kepala desa merupakan pemimpin, dan pemimpin dalam anggapan orang Jawa adalah seorang raja, raja identik dengan pakaian adat kebesaran seperti pengantin.

Dengan mengenakan pakaian pengantin adat Jawa Yogyakarta beserta istri dan warga yang didaulat mendampingi, kepala desa beserta istri dikirab bersamaan dengan aneka macam sesaji, gunungan hasil bumi dari balai desa menuju sendang Sidukun sejauh 500 m di mana upacara tradisi Suran sendang itu dilangsungkan. Nilai gotong-royong merupakan landasan utama terlaksananya prosesi upacara tradisi Suran sendang Sidukun, disamping itu sistem “anda usuk” (gotong-royong) sudah menjadi kesepakatan bersama, juga terdapat pamrih dari setiap individu masyarakat dalam melakukan kegiatan gotong-royong memperingati datangnya bulan Sura tersebut.

Beberapa arti penting pamrih yang ada dalam diri masyarakat dalam melakukan gotong-royong tersebut seperti, pamrih mendapatkan timbal balik oleh alam, leluhur atau Sang Pencipta dalam suka rela melakukan gotong-royong menggelar Suran sendang Sidukun, kekerasan simbolik dalam undangan melakukan gotong-royong bukan semata-mata paksaan tetapi mengandung pamrih sebagai sarana pelestariaan kebudayaan lokal, pamrih mendapatkan apresiasi dari semua warga masyarakat Desa Traji dengan tujuan tidak mendapat sanksi sosial dalam kehidupannya.

V. IMPLIKASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN Dalam menjaga dan melestarikan tradisi kebudayaan khususnya tradisi Suran sendang Sidukun di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Temanggung, disamping menggelar tradisi upacara setiap tahunnya juga harus memperkenalkannya sejak dini kepada generasi muda. Hendaknya pemerintah mengambil sikap dan upaya untuk ikut melestarikan budaya lokal tersebut dengan memasukan unsur tradisi kebudayaan lokal seperti tradisi Suran sendang Sidukun ini ke dalam ulasan mata pelajaran di sekolah baik di mata pelajaran sejarah Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di pelajaran bahasa Jawa di semua tingkat pendidikan dari SD-SMA, yang disisi lain menjadi aset kebudayaan bangsa Indonesia dan salah satu identitas Kabupaten Temanggung. Dengan diperhatikannya tradisi ini juga dapat berpotensi menjadi daya tarik wisata religi sehingga akan meningkatkan pendapatan daerah. Kepada masyarakat Desa Traji pada khususnya dalam prosesi tradisi Suran sendang Sidukun hendaknya harus tetap mempertahankan sistem gotong-royong, karena gotong-royong merupakan identitas moral bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia, disamping itu gotong-royong adalah sistem sosial kemasyarakatan yang dapat mempersatukan perbedaan.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017 TERIMA KASIH