SESI 7 LATIHAN: GENERAL CODING MENCARI dan MENENTUKAN KODE PENYAKIT INFEKSI & PARASITIK TERTENTU Disusun oleh dr Mayang Anggraini Naga
DESKRIPSI Soal-soal disusun untuk mengukur kemampuan pengkode menterjemahkan istilah ejaan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggeris untuk dapat digunakan sebagai ‘lead-terms’, penguasaan pengkode tentang makna tanda baca yang menyertai kode yang sedang dicari, keberhasilan menentukan kode yang akurat dan tepat.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Paham menemukan dan memilih nomor kode yang akurat dan tepat bagi diagnosis kasus penyakit infeksi dan parasitik tertentu yang penulisannya dalam ejaan Bahasa Inggeris, Inggeris Amerika maupun bahasa Indonesia.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan - istilah yang harus digunakan sebagai ‘lead-term’ - cara menelusuri di daftar indeks alfabetik vol. 3 - pengaruh tanda baca yang menyertai nomor kode yang akan dipilih - cara menentukan nomor kode yang dipilih. - mengontrol nomor kode yang dipilih dengan yang ada dalam daftar tabulasi vol. 1 - menentukan pilihan kode jawaban soal terkait.
POKOK & SUBPOKOK BAHASAN 15 soal mandiri berserta diskusi terkait jawabannya.
SOAL LATIHAN di Kelas 1. GE akut infectious No: GE viral No: Apakah kode yang dipilih sama? Mengapa? 2. GE akut akibat Eltor No: 3. GE akut akibat gangguan pencernaan No: 4. Demam Typhoid No: Demam tifus No: Klinis tifus? 5. Hepatitis B dengan coma No: Hepatitis No: Mengapa kode hepatitis dengan hepatitis B berbeda? AIDS dengan TB paru, kuman BTA + pada sputum No: 8. Abses hati amoebiasis No: 9. Abses hati dan paru amoebiasis No:
9. Poliomyelitis akut No: Polio-import No; Soal (Lanjutan) 8. DHF No: Chikungunya No: 9. Poliomyelitis akut No: Polio-import No; 10. Cacar air dengan konjungtivitis No: Varicella pneumonia No: 11. Panu No: Tinea versicolor No: 12. Infestasi cacing tambang No: Infeksi ascariasis dengan komplikasi usus No: 13. TB paru, bakteri - No: 14. Septicaemia meningococcal acute No: 15. Apa nomor kode untuk dan Flu burung? No:
JAWABAN SOAL Istilah No: ICD-10 Hal. Volume 3 1. GE akut infectious No: A09 (244) Di dalam ICD-10 updated 2006 No: A09.9 GE viral No: A08.4 (244) 2. GE akut akibat Eltor No: A00.1 (200) 3. GE akut akibat gangguan pencernaan No: K52.9 (244) Cari penjelasan kasus GE (melalui analisis kualitatif rekam medis atau tanya ke dokter/perawatnya) apa infeksi atau bukan infeksi agar nomor kodenya tepat. Tidak semua GE infeksi, yang infeksi tidak semua akibat viral, bisa bakterial dan lain-lain.
Jawaban Soal (Lanjutan-1) 4. Demam Typhoid No: A01.0 (224225 ) Demam tifus No: A75.9 (225) (552) Demam tifoid tidak sama dengan demam tifus (apabila ejaan di atas ditulis dalam ejaan bahasa Indonesia), oleh karenanya buat kesepakatan dengan para dokter setempat cara menuliskan ejaan diagnosis typhiod fever dalam ejaan bahasa Indonesia agar sebutan dan definisi uniform dengan yang ada di ICD-10. Begitu juga dengan diagnosis ‘klinis tifus/tifoid’ ?, mengingat ICD-10 hanya mengenal typhoid fever yang terkonfirmasi oleh hasil pemeriksa- an laboratorium kuman typhoidnya, yakni salmonella typhosa atau paratyphosa.
Jawaban Soal (Lanjutan-2) 5. Hepatitis B dengan coma No: B16.0 (262 263) Hepatitis No: K57.9 (262) Tidak semua hepatitis adalah viral, bisa bacterial infeksi lain-lain atau bahkan suatu keracunan dsb. AIDS dengan TB paru, kuman BTA + pada sputum No: B22.0 (37)->(270) No: B20.0 (A15.0) Perhatikan Note pada nomor kode untuk AIDS 7. Abses hati amoebiasis No: A06.4 (17) Abses amoebiasis hati dan paru No: A06.5 ! J99.8* (17 19) Abses amoebiasis hati dan otak dan paru No: A06.6 ! G07* (17 19)
Jawaban Soal (Lanjutan-3) Amebiasis dapat menimbukan komplikasi di beberapa organ, perhatikan makna digit ke-4 pada setiap subkategori amebiasis. DHF No: A91.x (150) Chikungunya (fever hemorrhagic) No: A92.0 (223) Demam chikungunya banyak ditemukan di Indonesia, pencarian kode tidak bisa menggunakan chikungungya, namun harus mencari lewat hemorrhagic fever. 9. Poliomyelitis akut No: A80.9 (446) Polio-import No: A80.1 (447) Konon yang ditemukan di Indonesia tahun 2004-2006 adalah yang import dari Sudan
Jawaban Soal (Lanjutan-4) 11. Jamur kaki (tinea) No: B35.9 (537) Tinea versicolor (Panu) No: B36.0 (537) Tanya kepada dokter apakah istilah medis panu 12. Infestasi cacing tambang No: B76.0 (299) Infeksi ascariasis dengan komplikasi usus No: B77.0 ! K93.8* (229) (61) Nomor kode tersebut akan sulit ditemukan apabila menggunakan komplikasi usus sebagai lead-term, harus ditelusuri melalui ascariasis (229) Acariasis tidak sama dengan ascariasis
Jawaban Soal (Lanjutan-5) TB paru, bakteri - No: A16.0 (545 547) Pendataan kasus TB perlu ada penjelasan apakah pemeriksaan kuman atau jaringan dilaksanakan, mikroskopik direk (sputum=dahak) atau melalui pembiakan atau histologis. TB di Indonesia masih termasuk penyakit infeksi menular yang masuk program penanggulangan pemerintah (Depkes). 14. Septicaemia meningococcal acute No: A39.2 (493) Septicaemia meningococcal chronic No: A39.3 Rincian keterangan akut atau kronis merubah karakter digit ke-4
Jawaban Soal (Lanjutan-6) Flu burung (Avian Flu H5N1) diberi nomor J09. yang di ICD-10 belum ada. Kode ini adalah nomor tambahan baru yang dapat ditemukan dalam ICD-10 Updated 2006, WHO. J09 Influenza due to identified avian influenza virus (Influenza caused by influenza viruses that normally infect only birds and less commonly, other animal)
20 Soal Latihan Mandiri 1. Hepatitis virus C kronik No: 2. Sifilis kongenital pada bayi usia 18 bulan No: 3. HIV dengan candidiasis oral No: 4. Trakeitis pneumokokal akut No: 5.`Madura foot No: 6. Diare noninfeksi pada anak usia 3 minggu No: 7. TB paru terbukti dari hasil pemeriksaan Foto Ro No: 8. Nyeri tenggorokan No: 9. Pankreatitis sitomegalovirus No: 10. Infestasi cacing tambang No:
Nyeri abdomen berat akibat infestasi Soal (Lanjutan) Nyeri abdomen berat akibat infestasi skistosomiasis mansoni dan fasiolopsis burski. No: 12. Tifus epedemik riketsia prowazeki No: 13. Demam tifoid No: 14. Konjungtivitis setelah berenang No: 15. Gejala sisa lepra No; 16. GE akibat kolera klasik No: 17. DSS No: 18. Chikungkunya No: 19. Meningitis varisela No: 20. Orchitis parotitis epedemika No: