PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa)
MAKSUD DAN TUJUAN PLTSa : suatu pembangkitan listrik yang memakai sampah sebagai bahan bakunya Tujuan : Mengkonversi sampah menjadi energi
METODE PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI ENERGI Proses biologi (anaerob) Fermentasi gas bio (methana/CH4) Proses thermal Pembakaran panas Proses gasifikasi Teknologi plasma gas H2 + CO
PROSES BIOLOGI (FERMENTASI) Proses biologi secara anaerobik biogas Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry (lumpur). Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos. Nilai kalor gas methane sekitar 6500 kJ/Nm3.
METODE FERMENTASI Fermentasi Basah (wet fermentation) Komposisi padatan (sampah) ≤ 15% Perlu penambahan air Fermentasi Kering (dry fermentation) Komposisi padatan > 50% perlu penambahan air
Fermentasi Basah (wet fermentation)
Fermentasi Kering (Dry Fermentation)
Proses Fermentasi di TPA (landfill)
PROSES THERMAL (Pembakaran) Pemilahan sesuai kriteria yang dibutuhkan PLTSa. Pemyimpanan sampah ke dalam bunker memakai teknologi RDF (Refused Derived Fuel) kadar air sampah ≤ 45%. Pembakaran sampah dengan tungku Panas dari pembakaran sampah memanaskan bolier uap. Uap dari boiler disalurkan ke turbin uap turbin akan berputar. Turbin berputar generator berputar menghasilkan listrik
PROSES THERMAL
METODE GASIFIKASI Sampah (biomassa) diubah menjadi gas sintetik melalui teknologi plasma yang melibatkan proses oksidasi tingkat tinggi dan ozonisasi dengan penyinaran menggunakan ultra violet, lalu dimurnikan kembali. Gas yang telah dimurnikan tersebut digunakan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi listrik.
Proses Gasifikasi