RI Dorong Nuklir untuk Tujuan Damai, Bukan Dibikin Senjata Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/10/2017 Hari, tanggal Kamis, 19 Oktober 2017 16:28 WIB Sumber Berita http://www.viva.co.id/berita/dunia/968718-ri-dorong-nuklir-untuk-tujuan-damai-bukan-dibikin-senjata Hal. - Kol. - RI Dorong Nuklir untuk Tujuan Damai, Bukan Dibikin Senjata Diskusi Kajian Diplomasi Nuklir. Photo : VIVA.co.id/Dinia Adrianjara Jakarta, Oktober 2017 Bagian Humas, Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Copy dikirim kepada Yth.: Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir Sekretariat Utama BGAC-melalui PAIR
VIVA – Posisi pemerintah Indonesia terkait isu nuklir dunia tak berubah, yaitu menolak dimanfaatkan sebagai senjata. Indonesia hanya mendukung penggunaan nuklir untuk tujuan damai dan Indonesia berperan aktif terkait hal tersebut. Di kalangan masyarakat awam, nuklir dianggap cenderung digunakan untuk senjata perang. Namun, ternyata, nuklir belakangan juga dinilai bisa dipetik manfaatnya. "Ketika nuklir memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat saat itulah diplomasi nuklir yang membumi dilakukan. Penggunaan nuklir harus memberi manfaat bagi pembangunan dan masyarakat," kata Wakil Tetap RI untuk Austria, Darmansyah Djumala, dalam acara diskusi soal diplomasi nuklir di Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2017. Dubes Darmansyah mengungkapkan, saat ini banyak pemanfaatan nuklir yang sangat membantu kehidupan masyarakat seperti di bidang kesehatan atau medis, pertanian, energi, peternakan, serta kebutuhan industri dan penelitian. "Di bidang lingkungan hidup misalnya bisa dideteksi perubahan iklim melalui analisis ekosistem batu karang. Indonesia telah menyumbang data penting untuk menanggulangi dampak perubahan iklim," ujarnya. Ia mengakui, Indonesia adalah "pemain lama" yang memanfaatkan nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Bahkan saat ini, Indonesia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Gubernur International Atomic Energy Agency (IAEA) periode September 2017 hingga September 2018.. Diharapkan dengan posisi ketua tersebut akan membawa insentif bagi Indonesia dalam hal transfer teknologi dan pengembangan kapasitas SDM untuk pemanfaatan nuklir. (ren)