Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd. dalam Judul Buku : Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi) Penulis: Prof. Dr. Navzat Tarhan Penerjemah: Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A. Penerbit: QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman Nur Shollah, SH.I Optimisme santri harus selalu dibangkitkan dengan terapi Masnawi ala Rumi ini, sebab optimisme adalah kunci utama dalam kehidupan orang yang mempunyai kecerdasan batin (hal. 57) walaupun secara dhahir barangkali ia nampak lemah dan dekil, ibaratnya, seorang yang buta tidak akan tahu berapa jauh jalan yang ditempuh, meskipun ia telah berjalan 100 tahun (Masnawi jilid VI: 417, hal. 183).
Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd. dalam Judul Buku : Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi) Penulis: Prof. Dr. Navzat Tarhan Penerjemah: Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A. Penerbit: QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman Nur Shollah, SH.I Terapi Rumi sangat dibutuhkan oleh mereka yang terserang panyakit berkaitan masalah jiwa, seperti iri, dengki, ujub, angkuh, sombong, egois, dan lain-lain. Karenanya, pencarian kecerdasan hati, kecerdasan emosi, potensi diri, prestasi diri, pengetahuan diri adalah berbagai istilah yang ada di lembaran buku ini , yang patut kita betot dengan teratur dan istikomah.
Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd. dalam Judul Buku : Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi) Penulis: Prof. Dr. Navzat Tarhan Penerjemah: Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A. Penerbit: QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman Nur Shollah, SH.I Sebagai karya yang berhulu pada kemurnian dunia kejiwaan, maka untuk seorang santri, konklusi lengkap ala terapi Rumi yang sampaikan dengan bahasa abad ini oleh Tarhan memang sangat pantas menjadi kajian dan renungan mendalam. Santri adalah sosok manusia integral yang mempunyai tingkat immunitas jiwa penuh prima. Sebaliknya, menjadi santri di dunia kontemporer adalah menjadi manusia paradoks yang siap terselubung dalam jerat kapitalisme. Jika tidak cerdas menyikapinya, santri akan menjadi manusia nyinyir yang lebih parah dari manusia yang ‘bukan santri’.
Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd. dalam Judul Buku : Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi) Penulis: Prof. Dr. Navzat Tarhan Penerjemah: Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A. Penerbit: QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman Nur Shollah, SH.I Untuk itu, menggunakan akal dan hati secara bersamaan dalam proses belajar, mengenali diri, empati, kemampuan berkomunikasi, motivasi diri, problem solving, kecerdasan emosi, mengelola waktu, mengelola stress dan amarah, toleransi dan memaafkan, gigih dalam usaha dan niat, disiplin dan bekerja dan dermawan, menjadi penengah, dan sebagainya (hal. 254-309) adalah untaian terapi Masnawi yang sangat bermanfaat.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I “Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin tinggi kepintaran setan memperdaya manusia.”
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I “dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)*. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Q.S. Al-An’am : 6/112) *Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I Karakter-karakter negatif yang seringkali ditiupkan oleh setan pada manusia adalah dengki, iri hati, sombong, serakah, dendam, amarah, ambisius, ketidak-jujuran, dan zalim. Karakter-karakter inilah yang menjadi ranjau dan bertebaran di atas jalan kehidupan.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I Bersihkan hati dengan zikir jika diri ingin terbentengi dari jeratan setan. Kenapa demikian? Ibnu Abbas r.a. dengan tegas mengatakan bahwa setan bercokol dalam kalbu (qalb) seorang hamba. Apabila hamba itu berzikir, menyebut nama Allah, setan pun bersembunyi; dan apabila ia lupa, setan kembali menggodanya.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I Metode lainnya, adalah menjadikan orang-orang saleh sebagai teman. Karena orang-orang saleh adalah hamba Allah, yang menjadikan shalat, Al Quran, dan zikir sebagai tanaman rindang di taman kehidupan mereka. Mereka juga menjadikan itu semua sebagai benteng yang kokoh, anti tipu daya dan jerat setan.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I Nabi Muhammad SAW telah menuliskan sebuah kiasan: “Sesungguhnya serigala itu hanya memangsa kambing yang memisahkan diri.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i). Kata-kata serigala ini adalah kiasan dari setan. Mereka akan dengan mudah memperdaya orang-orang yang keluar dari benteng yang dibangun orang-orang saleh. Pada saat itulah setan menjadikan diri manusia sebagai budak hawa nafsu, dan laskar angka murka.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I Imam Syafi’i, pernah berdiwan dengan indah : Aku menyukai orang-orang saleh, sekalipun aku bukan termasuk dari mereka. Karena barangkali aku mendapatkan syafa’at berkat bergaul dengan mereka. Dan aku benci terhadap orang yang bisnisnya adalah kedurhakaan, sekalipun kita memiliki sarana jalan sama. Ibnul Mubarak mengurainya dalam ulasan singkat. Apabila kamu berteman, bertemanlah dengan orang yang mulia. Mempunyai kehormatan, rasa malu dan kedermawanan. Perkataannya terhadap sesuatu ialah ‘tidak’, jika kamu katakan ‘tidak’. Dan jika kamu katakan ‘ya’, maka dia mengatakan ‘ya’ pula.
Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup Muhammad Sholihin dari bukunya Indah Sabar Rep: Admin Hidcom Editor: Syaiful Irwan Nur Shollah, SH.I Ali bin Abi Thalib r.a, memperkuat kedua argumen ini dengan berkata, “Berbekallah kamu dari teman-teman yang saleh. Karena sesungguhnya mereka adalah perbendaharaan simpanan, baik di dunia maupun di akhirat.” Lalu Ali di tanya: “Kalau di dunia ya, tetapi kalau di akhirat bagaimana?” Ali r.a, menjawab bahwa bukankah Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran Surat Az Zukhruf: 67, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.”
Peta Jalan Hidup Bahagia Poros kebahagiaan itu berpangkal pada hati yang bersih dan mendapat sinyal kuat dari pencerahan spiritual karena kedekatan dan keintiman kita kepada Allah SWT. Lima peta jalan menuju hidup bahagia itu adalah sebagai berikut :
Peta Jalan Hidup Bahagia Pertama, berusaha untuk selalu hidup sesuai tuntunan syariat Islam, tidak menyalahinya, baik dalam hidup sebagai individu, bermasyarakat, maupun bernegara. Sistem ajaran Islam harus diyakini sebagai way of life yang dapat membahagiakan hidupnya. Tidak ada celah dan ruang dalam diri Muslim untuk meragukan syariat Islam. "Siapa mencari agama (syariat) selain Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS Ali Imran [3]: 85). Orang yang merugi, berarti tidak bahagia dunia dan akhirat.
Peta Jalan Hidup Bahagia Kedua, ta'allum (belajar), tadabbur (bermenung), dan tafakkur (berpikir). Manusia dikaruniai akal, antara lain, untuk belajar memahami dan menyelami hakikat eksistensinya agar hidupnya bermakna, bermenung agar dapat selalu berintrospeksi diri, dan berpikir agar dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Hidup bahagia adalah hidup yang dijalani dengan senantiasa belajar, mengembangkan ilmu, memahami ayat-ayat Allah Alquran maupun dalam semesta raya. Dengan semua itu, Muslim tidak hanya meneladani sifat Allah, al-'Alim (Mahaberilmu), tapi juga memacu dirinya untuk meraih prestasi dan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Peta Jalan Hidup Bahagia Ketiga, cita-cita yang luhur dan mulia. Hidup bahagia harus dilandasi cita-cita yang tinggi dan luhur sehingga terpacu dan termotivasi untuk semangat meraihnya dengan mengerahkan segala tenaga dan pemikiran. Muslim yang baik hidupnya senantiasa dijalani dengan penuh perjuangan meraih cita-cita mulia, tidak dengan kemalasan dan menggantungkan diri kepada orang lain. "Janganlah engkau menjadi beban bagi orang lain." (HR At-Thabrani).
Peta Jalan Hidup Bahagia Keempat, pengendalian syahwat dan penyucian diri dari sifat-sifat tercela. Dalam diri manusia terdapat potensi negatif seperti syahwat menjadi kaya, syahwat menjabat, syahwat menguasai, dan sebagainya. Dalam diri manusia juga terdapat potensi untuk iri hati, dengki, riya, ujub, rakus, dan sebagainya. Orang yang bahagia adalah orang terbebas dari syahwat dan sifat-sifat tercela sebab jika terjajah oleh sifat-sifat buruk ini, hidupnya selalu menderita, tidak pernah memperoleh kedamaian hati.
Peta Jalan Hidup Bahagia Kelima, berada dalam lingkungan yang baik. "Ada empat yang menyebabkan manusia hidup bahagia: istri/suami yang saleh, anak-anak yang berbakti, lingkungan pergaulan yang baik, dan rezeki yang diperoleh di negeri sendiri." (HR Ad-Dailami). Meraih hidup bahagia harus dimulai dari kesucian hati masing-masing individu dalam hidup rumah tangga. Kekayaan materi tidak menjadi jaminan hidup bahagia. Yang sangat menentukan hidup bahagia adalah kekayaan hati. Ikhlas, taat, cinta kepada Allah dan Rasul, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, selalu berdzikir kepada-Nya di waktu senang maupun di saat dukacita. Kekayaan hatilah yang membuat hidup ini bahagia