KADARZI OLEH: KELOMPOK 1.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Advertisements

POSYANDU.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SURVEILANS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2012   DISUSUN OLEH : MAZKUR.
PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI DI JAWA TIMUR
POSYANDU BALITA RIWANTO, SKM.
Penggunaan KMS Balita Dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
Erry Yudhya Mulyani,M.Sc
Agus Ciptosantoso Banjarbaru, 2 Agustus – Dokter
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN TAHUN 2008
PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT )
Titus Priyo Harjatmo, M,.Kes Slide Diambil Dari Direktorat Gizi
PUSKESMAS KARANGAN OLEH MARTA RAHAYU
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA/ KELURAHAN
PERAN SERTA MASYARAKAT
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
PERAN PKK DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH GIZI DI KELUARGA
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI DI KABUPATEN SLEMAN
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-4
Materi 8 MK SIMKES S1 Kesmas
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
Pembinaan Kader Kesehatan OLEH : NOVA YANTI HAREFA, S.Si.T, M.Kes
Gizi, Kesehatan dan Kualitas SDM
Promosi Kesehatan dalam Berbagai Tatanan
Strategi Promosi Kesehatan
Kasubdit Bina Gizi Makro
ASUHAN POSTNATAL DI KOMUNITAS
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
Pemberian Makanan Tambahan
ORGANISASI LANSIA & POSYANDU LANSIA
Pembinaan kader Elvira Harmia, SST.
PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Review Seminar PGE Kelompok 1 (KADARZI).
IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH PUSAT PROMOSI KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Oleh Tim Promosi Kesehatan.
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
MASALAH DAN PROGRAM KEP
Fishbone Masalah dan Intervensi Gizi
Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT
Pedoman Umum Gizi Seimbang
PEMBERDAYAAN KELUARGA
POSYANDU Devi Angeliana K, SKM, MPH.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Masyarakat Peduli, Tanggap serta Mampu untuk Hidup Bersih dan Sehat Disampaikan pada: Orientasi Kader Pemberdayaan.
KEPERAWATAN KELOMPOK & PEGEMBANGGAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
Improving health & Wellbeing FERIS KAMLASI, SPd.,M.Si.
PUSKESMAS RAMAH ANAK SEBAGAI UPAYA UNTUK PERCEPATAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK.
PERMASALAHAN ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA Oleh : Emilda AS, SST, MPH.
RENCANA AKZI PANGAN DAN GIZI (RAPGN)
Pembinaan Kader Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas Kelompok II : Aditya Prayudha Setri Endah Pratiwie Siti Ayu Puspasari Khana.
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS Oleh : WIDYA PANI, SKM,SST.,M.Kes.
Kebutuhan Nutrisi Dasar bagi Anak Usia Dini & Penilaian Status Gizi
KESEHATAN ANAK di indonesia
Manajemen Kolaborasi Kebidanan Oleh : Rani Kusmirani.
Oleh : Rani Kusmirani. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan.
PELAYANAN DI PUSKESMAS
Audit Maternal Perinatal (AMP) Sosial
1 PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT ) O l e h : RAMLI.
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Gerakan Sayang Ibu. Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas.
1 PROGRAM PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT ) O l e h : RAMLI.
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Ismuntania siregar., M.KEP.
Transcript presentasi:

KADARZI OLEH: KELOMPOK 1

PENDAHULUAN KADARZI adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggotanya. (Depkes RI, Dinkes Jatim, 2007). Sasaran kadarzi ini adalah kepada keluarga di wilayah kerja puskesmas tertentu yang memiliki kriteria keluarga kelainan gizi, keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera 1 Pembina kadarzi di tingkat desa adalah bidan. Biasanya TPM bersama mitra kerjanya dari kalangan LSM dan tokoh masyarakat.

Tujuan diadakan pembinaan kepada keluarga yang memiliki pemasalahan gizi : menimbangkan balita mereka ke posyandu secara berkala, mampu mengenali tanda- tanda sederhana keadaan gizi (gizi kurang dan lebih), mampu menerapkan susunan hidangan keluarga yang baik dan benar sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (PUGS), mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujuan, manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarg, serta mampu menghasilkan makanan melalui pekarangan.

Keseharian keluarga sadar gizi adalah sebagai berikut: Berdaya dalam memiliki, mengelola dan mengambil keputusan tentang gizi dan kesehatan yang benar, Berperilaku gizi seimbang: semua anggota keluarga mengkonsumsi makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup aman dan halal, Mampu mengenal dan mengatasi masalah gizi keluarga, Berperilaku menjaga kesehatan diri dan lingkungan serta manfaat pelayanan kesehatan.

Sasaran kegiatan: Kelompok penimbang (Alt-1)/ Kelompok UPGK- Posyando (Alt-2) Kelompok UKS Kelompok Upaya Peningkatan Sumber daya keluarga (UPSDK) Posyandu (alt-1)/ Polindes (alt-2) & WOD

INDIKATOR KEBERHASILAN KELUARGA SADAR GIZI Status gizi seluruh anggota keluarga, khususnya ibu dan anak baik, Tidak ada lagi BBLR Semua anggota mengonsumsi gara beryodium Semua ibu memberikan hanya asi kepada bayi sampai 6 bulan Semua balita dalam keluarga ditimbang naik berat badan sesuai umur Tidak ada masalah gizi dalam keluarga

PROGRAM IMCI Program Strategi IMCI merupakan suatu program yang dipromosikan oleh WHO divisi Child Health and Development(CHD) dan UNICEF yang bertujuan untuk menginisiasikan peran keluarga yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak Secara umum komponen dari Strategi IMCI antara lain adalah: Perbaikan system kesehatan dan Perbaikan kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani pasien. Mendukung upaya keluarga untuk memperhatikan anak mereka. Meningkatkan peran keluarga dan komunitas.

Untuk mendukung program ini, diperlukan peran dan perhatian keluarga Untuk mendukung program ini, diperlukan peran dan perhatian keluarga. Maka dari itu keluarga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan motivasi (kemauan) untuk dapat menngasuh anaknya. Salah satunya yang menjadi focus adalah pemberian asupan gizi kepada anak. Sehingga diperlukan kesadaran keluarga dalam hal gizi dan asupan makanan.

Menurut UNICEF peran keluarga terutama orang tua merupakan komponen penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam artikelnya UNICEF menyatakan bahwa “Parenting means providing the ongoing care and support a child needs in order to survive and thrive.”

Di dunia internasional peranan orang tua dan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan anak juga sangat diperhatikan. Hal ini karena masih ada sebagian orang tua yang tidak memiliki pengetahuan, ketrampilan, maupun sumber daya materi yang kurang memenuhi untuk merawat dan mengasuh anaknya dengan baik. Dalam rangka memberikan keluarga keterampilan dan pengetahuan untuk memberikan perawatan, makan dan perlindungan, UNICEF berfokus pada program pengasuhan disesuaikan dengan berbagai kebutuhan anak-anak dan orang tua.

PELAKSANAAN PROGRAM KADARZI Salah satu bentuk pelaksanaan program KADARZI di lapangan adalah melakukan kegiatan konseling. Dalam melakukan konseling gizi tersebut diperlukan kemampuan petugas pembina untuk memahami bagaimana karakter keluarga binaan (need assesment sasaran), tingkat pengetahuan gizi keluarga binaan, kondisi kesehatan dan gizi keluarga binaan, serta lingkungan lain yang mendukung/menghambat perilaku gizi keluarga.

Namun kendala yang dihadapi masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan kader Posyandu/gizi/kesehatan dalam upaya pembinaan terutama untuk melakukan konseling gizi keluarga Sehingga ketrampilan dan pengetahuan petugas pembina (baik kader gizi/posyandu maupun kader kesehatan) sebagai pelaksana pendidilkan non formal sangat menentukan, karena permasalah yang muncul dari keluarga binaan sangatlah beragam.

CONTOH PELAKSANAAN PROGRAM KADARZI Berdasarkan jurnal penelitian di sebuah wilayah di Medan, didapatkan bahwa penerapan KADARZI tidak jauh berbeda antara keluarga mampu dan keluarga tidak mampu secara ekonomi. Makanan yang disajikan sudah cukup beranekaragam yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, dan sayur-mayur. Keanekaragaman makanan yang disajikan pada keluarga berekonomi mampu lebih banyak dibanding keluarga tidak mampu.

Akan tetapi, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan lebih banyak diterapkan pada keluarga tidak mampu. pemakaian garam beryodium pada keluarga mampu maupun keluarga tidak mampu sama-sama menggunakan garam beryodium. Jadi, kesimpulanya bahwa tingkat ekonomi cukup berperan dalam pemenuhan gizi sebuah keluarga.

EVALUASI KADARZI Realitas yang terjadi di masyarakat adalah Program KADARZI ini belum mampu menerapkan indikator KADARZI secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh masalah sosialisasi program. Pada umumnya masyarakat belum mengetahui atau belum mengerti apa itu sebenarnya KADARZI sehingga perilaku konsumsi pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah malnutrisi baik gizi kurang maupun gizi lebih serta berbagai penyakit degeneratif.

Melihat hal tersebut petugas kesehatan diharapkan agar lebih mensosialisasikan program KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) pada masyarakat untuk memudahkan dalam penerapannya sebagai upaya peningkatan gizi di Indonesia utamanya di wilayah tersebut.

Daftar Pustaka United Nations for Children Fund (UNICEF). 2012. Early Childhood - Parenting Programs. Disitasi pada tanggal 10 Maret 2013. < http://www.unicef.org/earlychildhood/index_40754.html> who.int - Improving family and community practices.A component of the IMCI strategy. Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.   Simanjuntak, Esraida. 2009. Kajian Penerapan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) pada Keluarga Mampu Di Kelurahan Mangga dan Tidak Mampu Di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2009. Medan: Skripsi FKM Universitas Sumatera Utara. Wijono, Djoko. 2009. Manajemen Gizi Masyarakat : Kebijakan Dan Strategi Pendekatan Kesehatan Komunitas. Surabaya : Duta

Terima Kasih Atas Perhatianya