Adab Terhadap tetangga TALAQQI MADAH Adab Terhadap tetangga
Muwashafat yang ingin dicapai Menyambung silaturrahim (p) Menjalin hubungan baik dengan tetangga (p) Memberi hadiah kepada tetangga (p) Berhati lembut Membantu yang membutuhkan (p) Memberi makan orang lain (s)
I. TUJUAN UMUM Menguatkan ikatan dengan Sunnah Rasulullah saw. yang didasarkan pada landasan fahm (pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan terikat dengan petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman dan tempat, dan kembali kepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi pertentangan.
II. TUJUAN KOGNITIF Menerangkan urgensi memperhatikan tetangga Menyebutkan macam-macam tetangga Menerangkan hak masing-masing jenis tetangga Menerangkan dosa orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya Menerangkan alasan Islam yang melarang meremehkan hadiah dari tetangga Menerangkan bahwa diantara sempurnanya keimanan adalah menghindari diri dari menyakiti tetangga
III. SASARAN APLIKATIF DAN PSIKOMOTORIK. Berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah Saw Semangat menghafal matan (isi) hadits Komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut Komitmen dengan hak-hak tetangga Saling memberi hadiah Berbuat baik kepada tetangga sesuai dengan kemampuan seperti memberi hadiah, salam, berwajah cerah ketika berjumpa. Menjauhi sikap yang menyakiti tetangga baik dengan ucapan maupun perbuatan Tidak boleh meremehkan hadiah untuk mempertahankan rasa cinta antar sesama Tidak menyakiti tetangga adalah bukti kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir
IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah: 1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Adab Terhadap tetangga 2. Kegiatan Inti: Kajian tentang tema Adab Terhadap tetangga Berdikusi dan tanya jawab tema tersebut ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor) Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam kajian tersebut 3. Kegiatan Penutup: Kesimpulan (lihat tugas mandiri dan lihat kegiatan pendukung) Evaluasi
V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG. bersilaturahim kepada tetangga memprogram berbagi hadiah kepada tetangga berdiskusi tentang hal-hal kebaikan dengan tetangga melakukan kegiatan bersama dengan tetangga seperti ronda,kerja bakti dsb. Menyampaikan khutbah tentang urgensi memperhatikan tetangga Menulis makalah tentang tetangga dalam Islam dan perhatian Islam terhadapnya Memberikan hadiah untuk tetangga Menyerukan orang lain agar tidak mengganggu tetangganya Memberikan hadiah kaset tentang hak tetangga dalam Islam Membuat film tentang urgensi tetangga dalam masyarakat
VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH. dialog dan diskusi pencatatan untuk menegaskan ketelitian membaca nash hadits, memahami dan mempraktekkannya berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah dan aktivitas yang berbeda-beda menyiapkan formulir untuk menegaskan tercapainya sasaran wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh hadits
VIII. Referensi Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shohih Bukhori – Shohih Muslim-Riyadhus Shalihin) Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim – Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Sholihin ) Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh. Riyadhus Shalihin Karya Imam Nawawi Targhib dan Tarhib Karya Mundziri
IX. Muhtawa:
الإِنْسَانُ مَدَنِيٌّ بِالطَّبْعِ Manusia adalah makhluk sosial
وَخُلِقَ الإِنْسَانُ ضَعِيْفًا Manusia diciptakan dalam kondisi lemah
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوِى dan tolong menolonglah kalian pada kebaikan dan taqwa
Memilih Tetangga Sebelum Memilih Rumah جَارٌقَبْلَ دَارٍ Memilih Tetangga Sebelum Memilih Rumah
Perintah Memuliakan Tetangga Berbuat baik kepada tetangga merupakan ajaran Islam. Allah berfirman: وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ “…Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,.” (Q.S. An-Nisa:36)
Hadits-hadits Nabi tentang perintah memuliakan tetangga 1 Hadits-hadits Nabi tentang perintah memuliakan tetangga 1. Jibril berwasiat kepada Nabi untuk memuliakan tetangga عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ Dari Aisyah ra berkata keduanya, “ Jibril selalu menasihatiku untuk berlaku dermawan terhadap para tetangga, hingga rasanya aku ingin memasukkan tetangga-tetangga tersebut ke dalam kelompok ahli waris seorang muslim”. (H.R. Bukhari Muslim)
Hadits-hadits nabi tentang perintah memuliakan tetangga عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ إِنَّ خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصَانِي إِذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فَأَكْثِرْ مَاءَهُ ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ Abu Dzarr ra berkata: Bersabda Rasulullah SAW, “Hai Abu Dzarr jika engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, dan perhatikan (bagilah tetanggamu (H.R. Muslim)
Hadits-hadits nabi tentang perintah memuliakan tetangga عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قَالُوا وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْجَارُ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا بَوَائِقُهُ قَالَ شَرُّهُ Abu Hurairah berkata: Bersabda Nabi SAW, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman. Ditanya: Siapa ya Rasulullah? Jawab Nabi, “Ialah orang yang tidak memberikan rasa aman pada tetangganya dari gangguannya” (H.R. Bukhari, Muslim)
2. Memuliakan tetangga syarat kesempurnaan iman عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ Abu Hurairah berkata: Bersabda Nabi SAW “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah memuliakan tetangganya. (Bukhari, Muslim).
3. Perhatian terhadap tetangga syarat sempurnanya iman عن أَنَسِ بن مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا آمَنَ بِي مَنْ بَاتَ شَبْعَانًا وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ بِهِ “Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah termasuk berimana kepadaku orang yang tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya lapar dan dia mengetahui hal tersebut” (H.R.Thabrani dan Baihaqi)
MACAM-MACAM TETANGGA الْجِيْرَانُ ثَلاَثَةٌ : جَارٌ لَهُ حَقٌّ ، وَهَوُ الْمُشْرِكُ : لَهُ حَقُّ الْجِوَارِ ، وَجَارٌ لَهُ حَقَّانِ ، وَهُوَ الْمُسْلِمُ : لَهُ حَقُّ الْجِوَارِ وَحَقُّ الإِسْلاَمِ ، وَجَارٌ لَهُ ثَلاَثَةُ حُقُوْقٍ : جَارٌ مُسْلِمٌ لَهُ رَحِمٌ ، لَهُ حَقُّ الْجِوَارِ ، وَ الإِسْلاَمِ ، وَالرَّحِمِ Tetangga itu ada tiga macam: Tetangga yang hanya memiliki satu hak, yaitu orang musyrik, ia hanya memiliki hak tetangga. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu seorang muslim: ia memiliki hak tetangga dan hak Islam. Dan tetangga yang memiliki tiga hak, yaitu tetangga muslim memiliki hubungan kerabat; ia memiliki hak tetangga, hak Islam dan hak silaturrahim. (Musnad Syamiyin oleh imam Thabrani)
Jarak tetangga أَلا إِنَّ أَرْبَعِينَ دَارًا جَارٌ، وَلا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ خَافَ جَارُهُ بَوَائِقَهُ “ketauilah bahwa empat puluh rumah itu adalah tetangga, dan tidak akan masuk surga bagi siapa yang takut dari tindak kejahatannya” (Mu’jam Al-Kabir Thabrani)
Kecaman bagi orang yang berbuat jahat pada tetangga عَنْ أبي شُرَيْحٍ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ أنَّ النَّبِيَّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ قالَ : " وَاللهِ لا يُؤْمِنُ . وَاللهِ لا يُؤْمِنُ . وَاللهِ لا يُؤْمِنُ . قِيْلَ : مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قالَ : الَّذِي لا يَأمَنُ جَارُهُ بَوَائِقُهُ " Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman. Ada yang bertanya: Siapa itu Ya Rasulullah? Jawab Nabi: Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya. (Al Bukhari )
Larangan meremehkan hadiah dari tetangga عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ : كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ : " يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ ” Dari Abu Haurairah ra berkata: Nabi Muhammad saw pernah bersabda: Wahai para wanita muslimah, janganlah ada seorang tetangga yag meremehkan hadiah tetangganya meskipun dengan kuah kambing. (Al-Bukhari dan Muslim)
Hak tetangga adalah yang lebih dekat pintunya عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا رواه البخاري Dari Aisyah ra berkata: Ya Rasulullah sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada tetangga yang manakah aku berikan hadiah? Jawab Nabi: Kepada tetangga yang pintu rumahnya lebih dekat denganmu. (Al-Bukhari)
8. Beberapa kiat praktis memuliakan tetangga Sering-seringlah bertegur sapa, tanyailah keadaan kesehatan mereka. Berikanlah kepada mereka sebagian makanan Bawakan sekadar buah tangan buat mereka, apabila kita bepergian jauh. Bantulah mereka apabila sedang mengalami musibah ataupun menyelenggarakan hajatan. Berikanlah anak-anak mereka sesuatu yang menyenangkan, berupa makanan ataupun mainan. Sesekali undanglah mereka makan bersama di rumah. Berikanlah hadiah kaset, buku bacaan yang mendorong mereka untuk lebih memahami Islam. Ajaklah mereka sesekali ke dalam suatu acara pengajian atau majelis ta’lim, atau pergilah bersama memenuhi suatu undangan walimah (apabila mereka juga diundang)